Pola marketing yang lebih personal (personalized marketing) pada konsumen akan menjadi andalan lebih banyak pemain e-commerce untuk menjaga kedekatan dengan konsumen. Bermodal analisis catatan data aktivitas penggunanya dalam satu rentang periode, pelaku e-commerce menyajikan konten statistik yang dikemas kreatif agar selaras dengan karakteristik dan interest pengguna. Entah itu tentang produk kesukaan, gaya berbelanja, ataupun perilaku lainnya.
Bila tahun 2018 terbilang penuh oleh gelaran diskon, maka kami memprediksi akan ada penurunan porsi diskon untuk promosi produk di sejumlah e-commerce. Terlebih e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia yang giat melakukan penetrasi untuk menarik pengguna baru di tahun 2018.Manuver Bukalapak di tahun sebelumnya bisa jadi refleksinya.
Startup ini sangat giat "membakar uang" untuk alokasi promosi berupa diskon di tahun 2017 demi menggaet pelanggan. Setahun setelahnya, Bukalapak lebih fokus menjaga brand awareness dan keterikatan dengan konsumen melalui porsi promosi iklan di televisi. Nielsen mencatat, total belanja iklan Bukalapak di televisi yakni Rp 368,5 Miliar,tumbuh sebesar 403 persen dibanding tahun sebelumnya. Jikapun ada diskon, para pelaku e-commerce akan lebih konsisten mengemasnya dalam fitur permainan.
Fitur permainan pada aplikasi mobile e-commerce diperkirakan akan semakin jamak diduplikasi karena mampu memupuk engagement dan kenyamanan pengguna. Inovasi pada aplikasi mobile memang sangat krusial karena temuan Katadata menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna e-commerce lebih banyak menggunakan platform mobile untuk bertransaksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H