Pasar Seni Ancol
Keberadaannya tidak bisa lepas dari senimannya yang telah mapan. Sehingga produk Pasar Seni memilih corak atau warna, gaya yang khas. Dikenal dengan corak Pasar Seni.
Meskipun setiap pribadi seniman tampil dalam karyanya dengan gaya masing-masing dan rupanya produk-produk Pasar Seni sudah banyak bertebaran dimana-mana, dimiliki oleh siapa saja dari rumah petak, rumah sakit, rumah real estate, restoran, kantor, hotel, super market, pabrik, gallery, museum. Juga turut serta pada kompetisi dan pemeran-pameran Nasional dan Internasional. Tapi sangat memprihatinkan, ada produk Pasar Seni Ancol yang direproduksi besar-besaran oleh orang lain dengan tidak seizin seniman penciptanya.
Sehingga membuat resah bagi seniman penciptanya, dan tidak bisa berbuat apa-apa hanya saja untuk menentramkan, kehadirannya telah turut memperkaya hasanah kesenirupaan di republik ini. Juga dengan kerja kerasnya, telah banyak mempopulerkan produk senirupanya ke masyarakat Bahkan produk kreatifitasnya bisa memengaruhi pola disain disebuah desa keramik yang kini menguasai pasar karena "trend"nya.
Untuk memperkaya wawasan kesenirupaannya tidak sedikit yang pergi ke Amerika, Eropa, Australia, Thailand, Vietnam, Arab Saudi, Asia Tengah, Jepang. Ada yang melihat museum seni, art gallery, pasar seni, pameran dan kerja dengan pergi sendiri maupun mendapat undangan.
Pasar Seni kehadirannya di tengah masyarakat sangat tepat, bukan saja tepat untuk mencari rezeki, tapi juga apresiasi seni bukan saja tepat untuk mendapatkan cinderamata, tapi juga untuk menikmati suasana.
Suasana proses kreatifnya si seniman yang sedang bekerja. Suasana kenyamanan lingkungan yang bersih dan apik, yang membuat malas berdiri meninggalkan Pasar Seni Ancol.
Sumber: Majalah PESONA IMPIAN Maret 1992
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H