Mohon tunggu...
Ipon Semesta
Ipon Semesta Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Seniman. Melukis dan Menulis. Mantan Jurnalis Seni dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pasar dan Pandangan tentang Seni

7 September 2024   23:10 Diperbarui: 7 September 2024   23:15 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kira Pasar Seni Ancol lahir dari pandangan kedua itu. Pandangan itu, pada dasarnya, demokratis. Jika seni itu biasa, maka tak ada keberatannya seni lukis diperjual-belikan bersama cenderamata dan sebarang seni kerajinan (atau "seni" kerajinan, dengan tanda kutip menurut sebagian orang yang kurang demokratis) bahkan bersama makanan dan minuman sekalipun: diperjualbelikan di pasar.

Tentu saja, berbicara secara ekonomi, pasar ialah di mana biasa terjadi transaksi jual-beli. Tetapi menyangkut seni, pernah seorang guru besar yang juga pelukis mengutarakan ajaran penting di suatu perguruan tinggi. Dalam hal pameran seni lukis, katanya, bukanlah "transaksi komersial" yang terjadi ketika seseorang membeli lukisan, melainkan "transaksi spiritual". Memang bagi banyak orang, dalam galeri seni atau pun taman kesenian tidaklah mungkin terjadi pasar, karena di sana hanya terjadi "transaksi spiritual".

Di Ancol orang berani menyebut barang dengan namanya, dan di sini sebuah tempat tidak raqu mengibarkan nama "pasar seni". Dengan pandangan yang demokratis orang pun tidak ragu untuk menamai aneka ragam barang dengan sebutan "seni". Pengertian seni dapat didorong ke arah yang amat mendasar dan luas sehingga dapat mewadahi perbedaan yang untuk sebagian orang menciptakan kotak-kotak dan tingkat-tingkat yang dianggap hakikat atau prinsip. Sebaliknya, pandangan demokratis berpijak pada dasar yang luas itu, sehingga dapat merangkum perujudan seni yang anekaragam, yang berbeda- beda dalam asal-usul, lingkungan (antara lain sosial dan budaya), dan fungsi: pendeknya, berbeda-beda dalam konteks

Inilah pluralisme estetik. Di Pasar Seni Ancol orang membuat dan menjual anekaragam seni tidak semua anekaragam barang itu, pusat kesenian atau galeri seni dapat menerima dan menjualnya.

Pasar Seni Ancol jalan, kalau tidak bahkan berkembang. Warganya, dengan segelintir kekecualian, nampaknya cukup puas. Yang mungkin tidak amat didasari ialah bahwa kehadiran pasar ini melibatkan, meskipun barangkali hanya tersirat, sebuah pandangan tentang seni. Pandangan ini pada hemat saya penting, sehingga perlu menjadi lebih jelas termasuk. dan terutama, bagi warganya sendiri dan perlu diperkembang: pandangan yang perlu artikulasi. Dalam situasi di mana pasar lukisan, di luar Pasar Seni Ancol ini, kalut (termasuk dengan munculnya harga-harga yang melambung "menggila"), kondisi macam apa (termasuk kebijaksanaan tentang harga dan tentang pembeli sasaran) yang dipandang layak oleh para warga pasar Seni Ancol, sesuai dengan dasar pandangan, dan dengan mekanisme, Pasar ini? Jika pasar seni itu pasar seni, sikap serta upaya apa selayaknya dipegang oleh para warga? Untuk menjawab pertanyaan ini, dan banyak lagi lainnya, bukan saja dasar pandangan yang disinggung di muka perlu diartikulasikan, tetapi juga perlu dijabarkan.

Pasar Seni Ancol tentunya mempunyai kekurangan sehingga perlu perbaikan oleh para warganya. Tetapi oleh kondisi dasarnya, dan oleh dasar pandangan yang tersirat dalam kehadirannya, Pasar Seni Ancol dapat menawarkan alternatif yang turut menyumbang bagi sehat dan baiknya kehidupan seni rupa di negeri ini. Inilah fungsinya yang luas, yang dipikul juga, tentunya, oleh para warga Pasar ini.

Jakarta, 15 Februari 1991

Sumber: Majalah PESONA IMPIAN April 1991

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun