Mohon tunggu...
Ipmawan
Ipmawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tak perlu kita berjibaku mempertahankan fakta yang kita lontarkan, itulah kelebihan FIKSI

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Intrik sebuah KTM

16 Januari 2011   16:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:30 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“DEMONSTRASI”

****************************************

Di dalam ruangan ber AC itu, bapak rektor masih terasa gerah. Akhir-akhir ini memimpin sebuah universitas ternama menjadi begitu berat. Satu minggu lalu ia tak bisa tidur tenang, harap-harap cemas menunggu teguran dari Dikti. Sekarang, di saat Dikti memuji tindakannya memperketat pengawasan ujian, malah terjadi demonstrasi besar-besaran. Sungguh bulan yang tak menyenangkan untuk tidur.

“Mbak Ana, cepat kemari”

“Iya pak”, staff rektor itu pun tergopoh-gopoh memasuki ruangan pak rektor.

“Apa yang terjadi di luar?”

“Demonstrasi pak. Mereka menuntut bapak untuk mundur”

“Loh, apa salah saya sampai-sampai mereka menuntut saya mundur”

“Dari yang saya dengar, karena kebijakan bapak memperketat pengawasan ujian kemarin”

“Aneh. Kenapa bisa begitu? Apa ini ada sangkut pautnya dengan teman-teman joki yang kemarin tertangkap?”

“Bisa jadi pak. Mungkin teman-teman joki ujian itu yang menghasut para mahasiswa”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun