Mohon tunggu...
Ipi Fernandez
Ipi Fernandez Mohon Tunggu... PNS -

syukur adalah cara tepat ketika kita tdk mampu lagi berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merenda Buih Air

11 November 2012   07:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:38 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

berjalan dalam diam

ternyata banyak makna

setiap sudut dapat aku lihat semua

yang tersembunyi serta merta kubuka

kotor berdebu, kumuh dan kusam

seperti apa adanya

Angin menampar membuatku terperangah

aku terhenti dikaki buki

ranting kering kerontang  patah berserak serak

Membayagkan sejuta anak sakit dan lapar

menari nari dimataku

bernyanyi nyanyi di jiwaku

Gemuruh tanah runtuh menimpa kepala

seiring jerit ngilu menyayat

gemuruh gumam  doa gerimis airmata

terlalu jauh untuk diraih

bunga karang yang merenda buih air

Pecahkan gelombang merangkak menggapai

barahnya angin kita seolah ta melihat

mari kita sama sama berkaca

lihat luka bernanah di wajah kita

Berjalan diam diam ternyata lebih bermakna

karena semua berbicara tentang kejujuran

ternyata simpati hanya lewat jendela

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun