Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi kita. Badan kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan pemberian ASI sejak lahir, hingga 2 tahun atau lebih.Â
Usai melewati Bulan Menyusui Nasional yang diperingati tiap Agustus, para busui, khususnya yang bekerja kantoran, harus diingatkan terus akan pentingnya memastikan ketersediaan ASI bagi sang buah hati sebagai prioritas.
ASI sendiri memiliki banyak keuntungan yang tidak didapatkan dari susu pengganti lainnya, baik untuk bayi maupun ibu. Bagi bayi, di dalam komposisi ASI terdapat antibodi, antiinfeksi, dan faktor pertumbuhan yang sangat penting bagi tumbuh-kembang bayi.Â
Sedangkan bagi ibu, pemberian ASI bisa mencegah terjadinya kanker payudara, menjadi diet alami, dan sekaligus menunda kehamilan baru. Secara ekonomi, tentunya produksi ASI secara natural ini merupakan makanan bagi bayi yang tersedia secara gratis.
Menjadi seorang busui yang bekerja kantoran tentu menjadi tantangan tersendiri, terutama ketika ingin terus memberikan ASI secara eksklusif bagi bayi di sela-sela kesibukan.Â
Namun, dengan perencanaan yang tepat dan dukungan yang memadai, busui dapat menjalani rutinitas kerja tanpa harus mengorbankan waktu menyusui. Berikut adalah lima tips penting untuk membantu busui agar tetap bisa menyusui sambil menjalani pekerjaan di kantor.
1. Rencanakan Waktu Menyusui
Langkah pertama yang penting untuk dipikirkan busui, adalah merencanakan waktu yang tepat untuk memompa ASI. Busui pekerja kantoran disarankan mulai memompa ASI sejak 2 minggu - 1 bulan sebelum kembali bekerja (bila mengambil cuti).
Dewasa ini banyak busui yang memilih untuk menjadi mama eping atau eksklusif pumping, yang tidak menyusui secara langsung.
Maka dari itu, frekuensi menyusui langsung dengan kombinasi pumping, ataupun full-pumping harus sudah dijalankan sedari dini. Bagi ibu yang menyusui langsung, saat bersama bayi tetap diutamakan menyusui langsung. Pumping bisa dilakukan setelah menyusui atau ketika bayi sedang tidur.
Bagi mama eping, frekuensi melakukan pumping harus konsisten dengan jeda 2 sampai 3 jam. Konsistensi inilah yang diperlukan sebagai adaptasi, ketika beralih dari pumping di rumah hingga beralih ke tempat kerja.
Sebagai contoh, jadwal yang bisa ditiru busui untuk pumping dalam sehari, yaitu jam 6 pagi (menyusui/pumping), jam 8 (pumping), jam 10 (pumping), jam 12 (pumping), jam 2 siang (pumping), jam 4 sore (pumping), jam 6 sore (menyusui/pumping), selanjutnya hingga pagi hari berikutnya bisa menyesuaikan dengan bayi.Â
Rutinitas ini harus bisa dijalankan secara konsisten agar produksi ASI tetap lancar sekalipun sedang sibuk bekerja.
2. Gunakan Pompa ASI yang Portabel
Investasi dalam pompa ASI yang portabel sangat penting. Pompa ASI portable yang tanpa memerlukan colokan listrik ini, dirancang untuk kemudahan penggunaan dan dapat dibawa dengan praktis ke kantor. Pompa ASI yang lebih kecil dan mudah dibawa merupakan pilihan terbaik bagi para busui.Â
Bahkan saat ini, pompa ASI portable sudah memiliki jenis handsfree-pump, yang memungkinkan busui untuk memompa dengan cepat dan efisien, tanpa harus meninggalkan aktivitas lainnya. Hanya diperlukan apron untuk menutupi, sedangkan busui masih bisa beraktivitas secara back office (mengetik dsb).
Kini banyak perusahaan yang bersaing untuk menyediakan pompa ASI jenis portable ini. Penting untuk diketahui, bukan mahalnya merk ini yang diperlukan oleh busui, melainkan kecocokan antara ukuran corong pompa dengan payudara ibu. Kenyamanan dan fitur juga menjadi pertimbangan selanjutnya.
Bagi yang terkendala ekonomi, pilihan untuk membeli bekas ataupun pinjam pihak lain juga merupakan pilihan yang efisien. Tentu, dengan diperhatikan kesterilan pompa ASI sebelum digunakan.
3. Sediakan Tempat yang Nyaman dan Pribadi
Memiliki tempat yang nyaman dan pribadi untuk memompa ASI adalah hal yang sangat penting. Akan lebih baik jika kantor menyediakan ruang khusus yang dapat digunakan untuk memompa. Ruang ini sebaiknya dilengkapi dengan meja, kursi yang nyaman, dan soket listrik jika diperlukan.Â
Bila kantor belum memiliki ruangan ini, busui bisa menjadi pionir untuk mengajukan usulan. Siapa tahu di kemudian hari, usulan ini berguna bagi busui lainnya.
Jika belum ada fasilitas tersebut, busui harus bisa mengakali dengan memilih tempat privasi untuk melakukan aktivitas memompa. Apron mutlak diperlukan pada proses ini, jadi sebaiknya busui mempunyai ketersediaan lebih dari satu.
4. Komunikasi Terbuka dengan Tim Kerja
Komunikasi yang baik dengan rekan kerja dan atasan sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung. Jangan ragu untuk membicarakan jadwal busui untuk memompa ASI.Â
Dengan penjelasan yang jelas, busui dapat menciptakan pemahaman dan dukungan dari tim kerja. Lingkungan yang mendukung dan memahami situasi sebagai ibu menyusui akan membuat proses ini menjadi lebih lancar dan menyenangkan.
Bila harus meninggalkan ruangan untuk pumping, rekan kerja dan atasan jadi paham dengan kebutuhan tersebut. Selain itu, jadwal untuk meeting penting bisa disesuaikan dengan waktu menyusui.
5. Simpan ASI dengan Benar
Penting untuk memahami cara menyimpan ASI dengan aman agar tetap segar dan bergizi untuk bayi. Gunakan wadah penyimpanan yang bersih, kedap udara, dan sesuai dengan standar kesehatan. Busui bisa menggunakan botol kaca yang bebas BPA atau kantong ASI yang di jual bebas.
Simpan ASI dalam kulkas atau freezer kantor jika tersedia. Jika dikantor tidak tersedia kulkas, busui bisa menggunakan cooler bag yang diisi ice-gel beku.
Labeli wadah penyimpanan dengan tanggal untuk memastikan bahwa ASI yang disimpan tidak melewati batas waktu yang disarankan. Dengan cara ini, Busui dapat memastikan bahwa ASI yang diberikan kepada bayi selalu dalam kondisi terbaik.
Dengan mengikuti tips-tips ini, busui dapat mengelola pekerjaan kantoran sambil tetap memberikan ASI yang terbaik untuk bayi. Perencanaan yang baik, fasilitas yang memadai, dan komunikasi yang terbuka adalah kunci untuk memastikan bahwa busui bisa menjalani peran ganda sebagai ibu dan profesional dengan sukses.
Maria Kristofora, AMd.Keb (Konselor ASI Menyusui)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H