Mohon tunggu...
ipanmaulana
ipanmaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi saya mendengarkan musik, yang bagi saya adalah cara terbaik untuk mengekspresikan diri dan merasakan kedamaian. Musik memberikan saya kesempatan untuk melepaskan penat dan membangkitkan berbagai perasaan, tergantung dari genre yang saya dengarkan. Terkadang, saya merasa seperti musik bisa berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Saya menikmati berbagai jenis musik, dari yang santai hingga yang penuh energi, karena setiap genre memiliki daya tariknya sendiri yang bisa menyesuaikan suasana hati saya. Bagi saya, musik bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana untuk merenung dan meresapi kehidupan. Selain itu, saya sangat tertarik dengan dunia manajemen. Saya merasa nyaman dengan pekerjaan yang membutuhkan perencanaan dan pengorganisasian, dan saya suka memecahkan masalah serta merancang solusi yang efektif. Manajemen memberi saya kesempatan untuk melihat gambaran besar, memahami dinamika kelompok, dan bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Saya senang jika bisa mengelola sesuatu, baik itu proyek, tim, atau aktivitas lainnya. Saya merasa tertantang untuk menemukan cara terbaik agar segala sesuatu berjalan efisien dan sukses. Saya percaya bahwa kombinasi antara ketertarikan saya terhadap musik dan manajemen menciptakan keseimbangan yang baik dalam hidup saya. Musik memberi saya ruang untuk meresapi dan mengisi ulang energi, sementara manajemen memungkinkan saya untuk bertindak, merencanakan, dan mencapai tujuan-tujuan saya. Kedua hal ini mencerminkan siapa saya—seseorang yang menghargai kreativitas, tetapi juga memiliki orientasi yang kuat terhadap hasil dan efisiensi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif learning untuk meningkatkan kemampuan kerja sama peserta didik di sdn 1 ciminyak

30 November 2024   15:32 Diperbarui: 30 November 2024   15:31 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. Tantangan dalam Penerapan Pembelajaran Kooperatif Meskipun banyak manfaat yang diperoleh dari pembelajaran kooperatif, penerapannya di lapangan tetap menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah ketidaksetaraan partisipasi di antara siswa. Beberapa siswa mungkin cenderung lebih dominan dalam kelompok, sementara yang lainnya lebih pasif dan tidak terlalu berperan dalam diskusi. Sebagaimana yang 13 dijelaskan oleh Hamzah (2017), ketidaksetaraan partisipasi ini dapat memengaruhi kualitas kerja sama dalam kelompok dan mengurangi efektivitas pembelajaran. Menurut Setiawan (2018), agar pembelajaran kooperatif berjalan efektif, pengelolaan kelompok sangat penting untuk memastikan bahwa semua siswa terlibat aktif. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membagi tugas secara adil dan memberikan peran yang berbeda-beda kepada setiap siswa. Dengan demikian, semua anggota kelompok dapat belajar dan berkontribusi secara maksimal dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

4. Efektivitas Jenis Kegiatan Kooperatif Berbagai jenis kegiatan kooperatif, seperti model Jigsaw dan Think-PairShare, telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan kerja sama dan komunikasi siswa. Menurut Susanto (2017), model Jigsaw, yang melibatkan pembagian materi pelajaran ke dalam bagian-bagian kecil yang kemudian dipelajari oleh anggota kelompok, membantu siswa untuk lebih aktif berinteraksi dan mengajarkan materi kepada teman-temannya. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman materi, tetapi juga keterampilan sosial siswa dalam berkomunikasi dan bekerja sama. Selain itu, model Think-Pair-Share yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif juga terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara dan mendengarkan siswa. Menurut Yuliana (2016), model ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir terlebih dahulu secara mandiri, kemudian berdiskusi dengan pasangan mereka sebelum berbagi hasil diskusi dengan kelas. Hal ini memungkinkan siswa untuk lebih siap dalam menyampaikan pendapat dan menerima pandangan dari orang lain, yang pada akhirnya meningkatkan keterampilan sosial mereka.

5. Perbedaan Keterampilan Sosial antara Kelompok Kooperatif dan NonKooperatif Perbandingan antara kelompok yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan yang tidak menunjukkan perbedaan signifikan dalam keterampilan sosial siswa. Siswa yang terlibat dalam pembelajaran kooperatif cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik, terutama dalam hal kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017) menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif memiliki tingkat kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan model ini. Hal ini sejalan dengan temuan yang disampaikan oleh Arief (2018), yang menekankan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi lebih banyak dengan teman-temannya, sehingga keterampilan sosial mereka berkembang dengan lebih baik. Siswa yang terbiasa bekerja dalam kelompok kooperatif juga cenderung lebih terbuka dalam berbagi pendapat dan lebih terampil dalam menyelesaikan perbedaan dengan cara yang positif. 

BAB III PENUTUP 

A. Kesimpulan Pembelajaran kooperatif terbukti memberikan dampak positif yang signifikan terhadap keterampilan sosial dan kerja sama siswa. Siswa yang terlibat dalam pembelajaran kooperatif menunjukkan peningkatan dalam berbagai aspek keterampilan sosial, seperti komunikasi, kerja sama tim, kepercayaan diri, empati, dan kemampuan menyelesaikan konflik. Model kooperatif seperti Jigsaw dan Think-Pair-Share telah terbukti lebih efektif dalam mendorong siswa untuk bekerja sama, saling mendukung, dan menyelesaikan masalah bersama. Meskipun terdapat tantangan dalam penerapannya, seperti ketidaksetaraan partisipasi di antara siswa, dengan pengelolaan yang tepat, pembelajaran kooperatif dapat membantu menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan dapat berkontribusi secara aktif. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tidak hanya berperan dalam pencapaian akademik, tetapi juga dalam pengembangan keterampilan sosial yang sangat penting bagi perkembangan siswa di masa depan. 

DAFTAR PUSTAKA

Arief, S. (2018). Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterlibatan Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 14(2), 120-132. 

Hamzah, M. (2017). Tantangan dalam Penerapan Pembelajaran Kooperatif di Kelas. Jurnal Pendidikan Indonesia, 9(1), 88-101.

Nurhayati, D. (2015). Peran Pembelajaran Kooperatif dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan, 12(3), 234-245.

Pustika, A. (2016). Pembagian Tugas dalam Pembelajaran Kooperatif dan Implikasinya terhadap Tanggung Jawab Siswa. Jurnal Pendidikan Sosial, 8(1), 45-57

 Putri, N. (2017). Kepercayaan Diri Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif dan Non-Kooperatif. Jurnal Pendidikan dan Psikologi, 6(2), 178-189.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun