Mohon tunggu...
Ipan Pranashakti
Ipan Pranashakti Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi dan Pembelajar

Hamba Tuhan yang menyukai dunia online marketing, e-commerce. Mulai belajar sejak tahun 1998 hingga 2000, sampai benar-benar menemukan ketertarikan di jagad online hingga sekarang. Ada 2 hal yang terus beriringan yaitu perbaikan diri dan belajar dari kesalahan. "Seberapa kuat positive thinking terhadap lingkungan, seukuran itulah peluang bekerjasama, seberapakah negative thinking terhadap lingkungan, seukuran itulah hambatan untuk bekerjasama dalam lingkungan"\r\n\r\nhttp://www.ipan.web.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hampir Pingsan Saat Mentraining Materi Personal Branding di Komunitas Menulis

31 Maret 2016   13:26 Diperbarui: 31 Maret 2016   16:16 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ipan Pranashakti memberikan materi training : Membangun Personal Branding"][/caption]Aktifitas pagi di kota pendidikan Yogya ini, selalu menguras perhatian saya, karena harus bisa mengatur irama antara mengantar anak ke sekolah, merawat koleksi burung peliharaan, menata rencana kerjaan harian, memantau toko-toko online saya dan berangkat ngantor yang lokasinya sekitar 25 KM dari rumah. Selain itu, rutinitas dalam komunitas,  juga sering mencuri perhatian saya, karena beberapa komunitas memiliki member hingga 60ribu orang, kadang harus menengahi masalah antar pengusahanya hingga butuh  energi 'cadangan'. Namun apapun aktifitas itu, ada beberapa hal yang bisa diambil himah, setidaknya dalam kehidupan ini tidak ada yang didapat  dengan percuma, tapi dengan kesungguhan dan manajemen waktu yang baik.

Ada salah satu komunitas di Yogya, yaitu Keluarga Kamis Menulis (KKM) yang selalu menjadi bagian aktifitas sy untuk berkomunitas di bulan Maret 2016. Komunitas ini entah kenapa ada label "Kamis", seakan menjadi misteri, apakah bermakna aktiitas menulisnya hanya di hari Kamis saja? Ternyata setelah digali lebih dalam, kata "Kamis" didasari karena berkumpulnya di hari Kamis, di Hebat Building, salah satu induk bisnis group dari Media Koran Bernas Yogyakarta.

HIngga suatu hari, menjelang malam, di hari Selasa bulan Maret 2016 ini,  sebenarnya saya sedikit kelelahan, karena aktifitas dari pagi hingga sore, namun karena komitmen pribadi maka permintaan mengisi training untuk materi Personal Branding di KKM, tetap saya tempuh dengan kondisi apapun. Di jalanan ternyata macet, dihiasi rintik hujan, namun saya harus segera memberikan materi ini, karena ini adalah salah satu cara sharing ilmu untuk menebus kesalahan masa lalu, artinya semoga menjadi pahala, yang bisa menghapus dosa masa lalu.

Pelatihan Strategi Membangun Personal Branding di media online, saya awali dengan logika bahwa YOU = BRAND, artinya bahwa Anda itu sebuah merek, terlepas namanya modern, nama ndeso, atau nama dari kata-kata asing, tetapi itu sebuah merek, untuk menjadi subyek yang akan dikenalkan kepada masyarakat luas. Akan tetapi persepsi nama itu harus memiliki VALUE, itu yang terpenting misal menjadi sosok TRAINER NASIONAL, atau menjadi GURU MENULIS BERPENGALAMAN 20 tahun. Perlahan-lahan persepsi itu akan dibangun di benak masyarakat dengan berbagai media. Lalu kenapa sering personal branding gagal total, meski dengan dana, materi hingga jutaan? Karena salah satu penyebab kegagalannya adalah tidak mampu membedakan antara BRAND IMAGES dengan REPUTASI. itu salah satu penyebab utama.

Materi membangun personal branding ini dimulai jam 19.30 WIB, saya coba presentasikan 30 slide dari 80 slide yang saya persiapkan. Namun karena kondiis fisik yang melalahkan, terkadang ada waktu di sela pelatihan, untuk duduk dan mengatur irama nafas.  Bersyukur acara bisa selesai sekitar jam 23.00 WIB, sehingga dengan segala upaya, saya menyetir dengan  waspada, karena sebenarnya di tengah pelatihan saya sempat merasakan, kepala pening, rasanya "NGE-BLANK" sejenak memori ini, sehingga pada sesi pelatihan itu, saya meminta peserta training yang terdiri dari para pengusaha dan pegawai, untuk praktek menulis.

Gambaran Materi Personal Branding

Dalam sesi pelatihan malam ini, saya coba komunikasi dengan peserta, agar bisa menentukan atribut untuk personal branding dari masing-masing peserta. Adapun pilihan atribut nya saya tentukan sebagai berikut :

  • Kecakapan, Keahlian
  • Bakat yg unik/langka/dominan
  • Pengalaman
  • Ketokohan
  • Gaya Penampilan
  • Nilai-nilai keagamaan
  • Kepribadian yang kuat
  • Eksistensi Profesi

Atribut personal branding ini sebenarnya ada sekitar 30an pilihan, namun karena waktunya maka dipresentasikan sepertiganya saja. Atribut ini selanjutnya dikembangkan menjadi suatu formula, terhadap diri sendiri para peserta, dan mana yang akan dikembangkan menjadi BRAND IDENITY nya.

Setelah tahapan selesai, maka perlu dirumuskan, kemana arah dari upaya personal branding tersebut, dan melalui media apa saja?

Ada beberapa media untuk membangun personal branding, antara lain, untuk media online :

  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube
  • Dummy Blog
  • Forum
  • Personal Blog
  • BBM/Whatsapp
  • Email

Juga ditambah personal branding dengan media offline, antara lain :

  • Koran
  • Majalah
  • Surat Pembaca
  • Media Komunitas
  • Press Release
  • Stiker Sosial.
     

Saya membekali peserta  dengan detil kelebihan dan kekurangan media tersebut di atas, sekaligus cara penggunaannya, agar peserta mampu komunikasi pemasaran yang baik, sebagai jalan untuk mengirim sinyal-sinyal branding yang efektif.

Dalam materi ini saya tekankan kepada pentingnya menulis dengan kerangka berpikirnya, tulislah gambaran sosok manusia yang penuh solusi di media online, sehingga masyarakat semakin ingin mendekat karena banyaknya solusi yang akan diulas, di tengah banyak nya persoalan hidup yang semakin bervaiasi.

Saya tutup materi pelatihan di KKM ini, dengan mindset, bahwa dalam personal branding perlu menekankan kepada ciri khas, atau keunikan diri, karena sejatinya dengan keunikan ini mudah dikenal masyarakat. Tidak perlu menjadi orang yang sangat hebat luar biasa, tapi cukup membangun persepsi perlahan dengan tulisan-tulisan sehingga menjadi populer di jagad ini. Ada satu pancingan kalimat yang saya sampaikan :

Belajar dari bintang di langit, meskipun cahayanya belum kuat, namun bisa cepat dikenali, jika memang warnanya berbeda, misal merah terang, hijau terang. Tidak perlu menjadi bintang yg harus besar dahulu, cukup unik dari awal.

Saya berikan penekanan mindset, "Komet adalah Bintang yg sekedar berekor. Banyak orang tidak mengetahui apakah KOMET lebih hebat dari BINTANG yg lain. Tapi karena BEREKOR maka masyarakat begitu mengenal KOMET itu seperti apa, dan bagaimana daya tariknya"

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun