Siang itu, matahari kayak lagi marah banget. Awan malu-malu nyelonong di langit yang terang benderang, tapi sinarnya tetep aja nyengat kayak pedasnya sambal. Jalan-jalan, gedeg-deg seret meja, kayaknya kayak di pasar aja, tapi ini di kelas 10B yang lagi siap-siap latihan P5. Kaya festival kaki, deh. P5 kita kali ini tema kebhinekaan global, wajib banget kita tunjukin keunikan daerah kita. Kelas 10B dapet daerah Jawa, Bali, sama NTB. Mantap kan? Suasana panasnya nggak hanya dari matahari, tapi juga dari suasana dan keadaan di dalam kelas. Langkah-langkah dan meja yang geser-geser, persiapan buat pertunjukan kelas kayak lagi pesta rakyat.
"Hey, guys, udah lama nih, yuk latihan!" ajak Aldo, semangat banget.Â
"Ayo, ges, kita perbaikin lagi nari ama dramanya," tambah Anisa, ketua P5 yang tak kalah semangat.Â
Aldo sama Anisa, duo ketua P5, bekerja keras banget. Awalnya, Aldo pengen jadi seksi dokumentasi, kan dia jago banget pake kamera. Tapi, keaktifannya dalam diskusi akhirnya bawa dia jadi ketua P5. Sedangkan Anisa udah dari awal siap-siap jadi ketua.Â
"Yok, temen-temen, latihan lagi!" seru Aldo, ajakin semuanya.
Aldo udah beberapa kali ngajakin temen-temennya latihan, tapi kayaknya beneran nggak ada yang peduli. Banyak banget yang lagi bermalas-malasan, ada yang rebahan, main game, sampe ada yang sibuk main botol sambil ditendang-tendang, drama beneran.
"Serius dong, guys, kita belom oke nih, nari ama dramanya," celetuk Anisa.
"Kalian tuh susah bener diatur, ah," komentar Dini, si sutradara P5 yang lagi bete.
 Ngajakin terus, tapi ya gitu deh, para cowok-cowok masih cuek. Mungkin lagi males atau beneran nggak tertarik, siapa yang tau. Naik darah karena merasa diabaikan, akhirnya Aldo dan Anisa mendekati para cowok yang lagi bermalas-malasan.Â
"Nih, belum mulai latihan aja udah keliatan kecapean, lemah banget lah!" omel Anisa, nada marahnya keras banget.Â
"WOI, DI BELAKANG SANA, CEPAT LAH! KAYAK ORANG NDA TIDUR AJA, MALAS-MALASAN SEMUA!" teriak Aldo dengan nada ngegas, sampe langit pun kaget.
Akhirnya, para cowok yang tadinya santai-santai doang, akhirnya beranjak dari zona nyaman mereka. Mungkin efek teriakan yang keras banget atau mungkin juga karena beneran malu, siapa yang tau..
Mulanya, para ketua dan sutradara seneng banget liat para cowok bangun dari kantuknya. Tapi, saat Aldo melihat ekspresi muka mereka, dia mulai khawatir. Raut wajah mereka sungguh mencerminkan marah dan kesal yang mendalam. Begitu Reynold mencoba tegur, mereka cuma diam, cuek banget, seakan marah dan seolah bilang, "Bodo amat, bro." Dari situ, kekhawatiran para ketua dan sutradara mulai nongol. Mungkin aksi mereka yang bangun tadi bukan bener-bener semangat, tapi malah marah-marah. Drama di kelas 10B semakin kentara, bikin penasaran apa yang bakal terjadi selanjutnya.
Di tengah rebahan, dua sosok asyik main botol, Ditendang-tendang, niatnya latihan tapi malah bikin jebol. Dini, sang sutradara, terus mengajak, kompak ngeleuh, Tapi dua makhluk malas itu cuek, nggak peduli sekejap.Â
Anisa coba halus, bahasa manis keluar dari mulutnya, "Yuk latihan, guys, kita butuh kerjasama."Â
Tapi tetap aja, nggak ada respons, kayak ngomong sama dinding, Anisa ke Dini, keluh kesahnya keluar, "Nggak ada yang mau kerja sama, capek!"Â
Anisa mulai naik darah, dari bahasa halus jadi kasar, "Tolong lah, guys, jangan bikin susah!"
Tapi dua pelaku botol tetap cuek, main-main aja, Anisa teriak, "KALIAN MAUNYA APA SIH?!" sampai langit kaget.
Aldo, si pemberani, datang sambil bawa botol, Lempar ke tempat sampah, kira-kira bisa bikin segan. Tapi, eh, ternyata malah dianggap ngajak kelai. Mereka marah besar, muka kayak lagi bawa beban dunia. Dini, yang lewat, denger omongan buruk tentangnya, Mau ngegas dikit, tapi malah dibales pake cara yang lebih ngegas. Berulang kali terjadi, Dini akhirnya patah semangat, Air mata mengalir, kekecewaan yang tumpah jadi rasa. Drama di kelas, makin seru dari telenovela, Latihan jadi kacau, atmosfer nggak kondusif, bener-bener bingung kita.
Setelah sekian lama nunggu, akhirnya latihan dimulai, tapi vibe-nya kayak marahan bersahutan. Setelah latihan pertama rampung, Aldo nekat mendekati Nugros, si pemilik botol bekas yang dibuang sama Aldo. Niatnya clear the air, tapi kejadian yang terjadi malah kayak adegan sinetron. Aldo, sok cool, nyamperin Nugros yang lagi badmood setengah mati.Â
"Nih, bro, mau ngomong, nih," ucap  dengan senyum kikuk.Â
Tapi, eh, di luar dugaan, Nugros langsung dorong dia sampe keluar ruang kelas. Balik lagi ke ruangan, Aldo sok cuek, coba tanya-tanya.Â
"Eh, bro, kenapa sih tadi marah beneran?" tanyanya sok polos.Â
Nugros cuek, malah nyamperin balik, wajahnya kayak mau pukul Aldo.Â
"DIAM AJA, MALAS AKU! GILA!" teriak Nugros, bikin beberapa orang kaget.Â
Anisa, pahlawan tak terduga, datang ngeredain keadaan.
"Sudah, udah, jangan ribut di sini," kata Anisa, mencoba menenangkan semuanya.Â
Nugros dan Aldo akhirnya pisah jalan, latihan terus, meskipun suasana kelas kaya lagi mau meledak. Beberapa yang tadinya bermalas-malasan, akhirnya sadar.Â
"Mending latihan, daripada drama gini mulu," pikir mereka.Â
Latihan dilanjutkan, meskipun ada drama gak jelas, tapi semangat tetap menyala. Pokoknya, P5 tetap jadi tempat yang seru, meskipun kadang-kadang lebay.
Besoknya, P5 tetap setia sama agendanya, latihan mandiri! Aldo masih kebayang drama semalam, gelisah sampai ke ubun-ubun. Khwatir banget kalau kali ini tetap mandek, teman-temannya jauhi. Tapi, chill aja, latihan dimulai, semua pada konsen, kayak kemarin itu cuma lewat aja. Aldo duduk di pojokan, muka cemberut tak karuan, "Ah, ini pasti beneran nih, bubar nih kelas," gumamnya dalam hati. Tapi, hei, surprise! Semua pada fokus, kek kemarin itu cuma drama sekejap, Nugros yang kemarin meledak-ledak, sekarang udah senyum biasa aja. Latihan berjalan santai, sekeliling penuh semangat, Reynold pun lega, khawatirnya ternyata cuman bayangan. Cuma sedikit miss, tapi santai banget, kayak lagi jalan-jalan, P5 tetep jadi keluarga, drama semalam cuma jadi cerita konyol. Senyum Aldo mulai nongol, gelisah yang tadi terbang jauh, Latihan selesai, udah kayak pesta, semua happy dan bersyukur.
Usai latihan, para ketua dan sutradara ngebahas serius, Evaluasi dan refleksi, di tengah obrolan yang agak ribut. Semua bebas curhat, keluh kesah sampai masalah pribadi, P5 jadi saksi, di situlah segala rahasia terbongkar dengan tenang.Â
Aldo cerita, "Bro, latihan kayak stuck gitu, ngeri banget, Guru bakal ngejar aku, gara-gara tanggung jawab di pundak."Â
Di tengah canda tawa, rasa takut dibalut keceriaan, Kita duduk bareng, cari jalan keluar tanpa perlu khawatir. Rasa nggak senang, masalah pribadi, semuanya terungkap. Maaf-maafan jadi trend, ketua dan sutradara saling salaman. Semuanya kayak di film drama, tapi akhirnya happy ending. Selesai semua, damai tiba dengan canda dan tawa. Latihan lanjut, semangat kebersamaan jadi energi anyar. Santai-santai aja, kita semua udah kayak keluarga, biar latihan jadi enjoy, tanpa beban yang bikin galau.
Tamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H