"Eh, bro, kenapa sih tadi marah beneran?" tanyanya sok polos.Â
Nugros cuek, malah nyamperin balik, wajahnya kayak mau pukul Aldo.Â
"DIAM AJA, MALAS AKU! GILA!" teriak Nugros, bikin beberapa orang kaget.Â
Anisa, pahlawan tak terduga, datang ngeredain keadaan.
"Sudah, udah, jangan ribut di sini," kata Anisa, mencoba menenangkan semuanya.Â
Nugros dan Aldo akhirnya pisah jalan, latihan terus, meskipun suasana kelas kaya lagi mau meledak. Beberapa yang tadinya bermalas-malasan, akhirnya sadar.Â
"Mending latihan, daripada drama gini mulu," pikir mereka.Â
Latihan dilanjutkan, meskipun ada drama gak jelas, tapi semangat tetap menyala. Pokoknya, P5 tetap jadi tempat yang seru, meskipun kadang-kadang lebay.
Besoknya, P5 tetap setia sama agendanya, latihan mandiri! Aldo masih kebayang drama semalam, gelisah sampai ke ubun-ubun. Khwatir banget kalau kali ini tetap mandek, teman-temannya jauhi. Tapi, chill aja, latihan dimulai, semua pada konsen, kayak kemarin itu cuma lewat aja. Aldo duduk di pojokan, muka cemberut tak karuan, "Ah, ini pasti beneran nih, bubar nih kelas," gumamnya dalam hati. Tapi, hei, surprise! Semua pada fokus, kek kemarin itu cuma drama sekejap, Nugros yang kemarin meledak-ledak, sekarang udah senyum biasa aja. Latihan berjalan santai, sekeliling penuh semangat, Reynold pun lega, khawatirnya ternyata cuman bayangan. Cuma sedikit miss, tapi santai banget, kayak lagi jalan-jalan, P5 tetep jadi keluarga, drama semalam cuma jadi cerita konyol. Senyum Aldo mulai nongol, gelisah yang tadi terbang jauh, Latihan selesai, udah kayak pesta, semua happy dan bersyukur.
Usai latihan, para ketua dan sutradara ngebahas serius, Evaluasi dan refleksi, di tengah obrolan yang agak ribut. Semua bebas curhat, keluh kesah sampai masalah pribadi, P5 jadi saksi, di situlah segala rahasia terbongkar dengan tenang.Â
Aldo cerita, "Bro, latihan kayak stuck gitu, ngeri banget, Guru bakal ngejar aku, gara-gara tanggung jawab di pundak."Â