Mohon tunggu...
ArWic
ArWic Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Film

"Keluarga Cemara": Harta, Keluarga, dan Adhisty Zara

25 Februari 2019   14:54 Diperbarui: 25 Februari 2019   15:38 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi kualitas akting (dan tentu saja cerita; "Skenario adalah tulang punggung cerita!" ---pepatah Norwegia) yang prima seperti tersebut di atas tentu tidak akan bisa tersampaikan ke penonton kalau tidak ditopang oleh tata kamera yang baik, ilustrasi musik yang asyik, serta (favorit saya) editing yang mengerti apa yang sedang dia lakukan.

"Skenario adalah tentang APA yang musti disampaikan, editing adalah tentang BAGAIMANA hal tersebut disampaikan." ---iorikun301

Asdfghjkl@#$%^*&!

Sebagai Editor, Hendra Adhi Susanto tidak bertele-tele. Adegan yang tidak terlalu penting, adegan yang berulang (hei, apakah Anda memperhatikan bahwa di trailer film ini ada adegan di meja makan di mana Abah berkata "kita bangkrut" yang kemudian Ara malah bereaksi gembira kendati tidak mengerti arti 'bangkrut', dan di filmnya adegan ini tidak ada, karena di adegan sebelumnya sudah ditampilkan ketidaktahuan Ara tentang di mana lokasi rumah Aki/Kakek?), adegan yang tidak berkontribusi signifikan terhadap jalannya cerita, dibabat?

Atau adegan yang ditampilkan di layar tidaklah harus selalu linier dengan dialognya? Ada adegan di mana Euis sedang diam saja tapi di latar belakang justru terdengar Abah tengah berdialog dengannya. Cara penyampaian (baca: editing) seperti ini memperkuat pengadeganannya. Ada konteks, ada backstory, yang memperjelas apa-bagaimananya. Bagi saya teknik editing seperti ini: juara kelas!

Turun-naik tensi pengkisahan di KELUARGA CEMARA ini memang layak disimak. Semua anggota keluarga diuji dan dibenturkan kepada kenyataan. Abah yang mendadak miskin, Emak yang mendadak *tiiitt!* (sensor), Euis yang mendadak mengalami fase puber pertama dan belajar makna tanggung jawab dan pertemanan sejati, juga Ara yang mendadak tahu galaknya Abah yang selama ini dia sangka Teletubies.

Ya, film KELUARGA CEMARA membuat saya teringat bahwa hubungan antar manusia terkadang bisa sebegitu merepotkannya. Tapi bagaimana jua, kita tak mungkin hidup sendiri. Kau paksakan tersenyum, dan kau buat bohong sedikit, tak ingin keluarga dan teman khawatir. Tak apa, asal yang bahagia lebih banyak.. :))
---------------

FUN FACT:
Di sepanjang film kita tidak akan mendengar siapa nama asli Abah, Emak, juga Euis. Bahkan Ara kita hanya tahu itu diambil dari nama "Cemara." Bukan nama sebenarnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun