Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Ilmuwan - Science and culture observer

Seorang peneliti lintasilmu, terus berlayar, tak pernah tiba di tujuan, pelabuhan selalu samar terlihat, the ever-expanding sky is the limit.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisiku: Mencari Musim Semi di Musim Pandemi

6 Januari 2021   13:23 Diperbarui: 8 Januari 2021   18:10 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai, jangan Covid-19 dianggap enteng
Meski tak terlihat oleh mata semata
Si virus kuat bagai seratus ribu banteng
Bagi mereka anda enteng dan renta

Tubuh kekar anda bukan jaminan
Organ paru anda sangatlah rentan
Saat si virus masuk ke paru segerombolan
Paru anda diam-diam dirusak tak ketahuan

Anda pun akan tiba-tiba megap-megap
Sesak nafas sungguh tak terlawan
Seolah anda habis jauh berlarian
Padahal sebentar lagi nyawa menguap

Bruk gedubrak!

Anda jatuh ke tanah mendadak
Kematian datang melabrak
Oksigen tak sampai ke otak
Mayat anda dibiarkan tergeletak

Orang takut mendekat
Ngeri tertular virus yang dahsyat
Sampai petugas ber-APD datang melihat
Tubuh anda pun diangkat mangkat

Manusia dewasa mustahil bermutasi
Mereka tak berubah sampai mati
Proses penuaan bukan mutasi
Peyot, letoi dan keriput lalu akhirnya mati

Demi bertahan hidup abadi
Si virus terus-menerus bermutasi
Mutasi genetik besar sedang terjadi
Teknologi maju dapat mendeteksi

Si Mutant Covid Inggris
Belum lama ini telah unjuk gigi
Angka penularan pun meninggi drastis
Orang Inggris lantas merasa jeri dan grogi

Eeeh.... tak lama kemudian
Si Mutant Covid Afrika Selatan
Muncul melancarkan serangan
Manusia di mana pun makin rentan

Masihkah orang bermimpi ngalor-ngidul?
Si virus corona baru tak pernah muncul?
Kata mereka, negara-negara sedang mengibul
Demi New World Order nyembul bak sanggul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun