Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Ilmuwan - Science and culture observer

Seorang peneliti lintasilmu, terus berlayar, tak pernah tiba di tujuan, pelabuhan selalu samar terlihat, the ever-expanding sky is the limit.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mana yang Perlu Lebih Diwaspadai: Penularan Virus SARS-CoV-2 Lewat Permukaan Benda Padat atau Lewat Udara?

26 November 2020   13:39 Diperbarui: 26 November 2020   18:02 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, kewaspadaan terhadap AT harus jauh di atas kewaspadaan terhadap FT. Bahkan ketika anda berada dalam ruang kamar di rumah anda sendiri, atau di tempat kost atau di asrama anda, sejauh ada orang lain yang kedapatan sudah terinfeksi. Di tempat-tempat ini orang menghembuskan nafas ke udara yang sama, dan juga menghisap oksigen dari udara yang sama.

Untuk menekan angka AT, setiap ruang indoor, publik atau privat, harus berventilasi cukup dan baik, dan udaranya tersaring.

AC yang dijalankan dalam sebuah restoran yang tertutup, dan tanpa ventilasi, memang menyegarkan, tapi juga membahayakan. Anda mau, ramai-ramai makan enak di sebuah restoran sejuk segar ber-AC tetapi tidak mempunyai ventilasi yang cukup dan filtrasi udara yang bagus, namun beberapa hari setelah itu anda terpapar virus corona baru? Tentu tidak mau, bukan?

Jika kamar tidur anda ber-AC, dan anda akan tidak bisa tidur malam jika AC tidak dihidupkan, ya gunakanlah, lalu di pagi hingga sore hari bukalah pintu dan jendelanya supaya udara di dalamnya bersirkulasi dan cahaya Matahari yang kaya UV-A dan UV-B dapat masuk (sinar UV-C yang ampuh membunuh virus tidak bisa sampai ke permukaan Bumi, tetapi dapat diciptakan lewat berbagai instrumen teknologis).

Jika anda sekarang memutuskan untuk secara berkala menyemprotkan disinfektan dalam ruang-ruang indoor rumah anda atau tempat tinggal anda, lakukanlah dengan cara yang benar dan dengan memakai disinfektan yang aman dan tidak berbahaya.

Jangan masuk dan berada lama dalam ruang-ruang indoor yang tertutup, yang tidak memiliki ventilasi, dan yang udaranya tidak terfiltrasi. Entah ruang restoran, ruang tunggu di sebuah rumah sakit, ataupun ruang rumah ibadah anda. Tentu jika di dalam ruang-ruang indoor itu ada banyak orang, terhimpun padat.

Jangan lupa, memakai masker wajah itu menyelamatkan, jauh lebih perlu ketimbang menjaga jarak tetapi tidak memakai masker.

Akhirnya, mungkin ada yang akan bertanya, Masuk ke sebuah supermarket yang ramai padat, amankah? Ya, relatif aman sejauh anda memakai masker wajah (plus perisai wajah, "face shield"), dan tidak berlama-lama di dalamnya, meski ambil jarak 1,5 m hingga 2 m mustahil dapat dilakukan. Protokol kesehatan memakai masker memberi perlindungan 90 % ke anda dari bahaya tertular virus. Tetapi jika mungkin, pilihlah supermarket yang tidak terlalu ramai, dan ruang indoor-nya berventilasi baik dan cukup.

Kita bernafas sepanjang waktu, tetapi kita menyentuh benda-benda padat tidak sepanjang waktu. Bernafaslah dalam udara yang bergerak, yang tidak terkontaminasi virus, dan dengan tidak menyebarkan virus. Ini salah satu protokol kesehatan lagi.

Jakarta, 26 November 2020

ioanes rakhmat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun