Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Ilmuwan - Science and culture observer

Seorang peneliti lintasilmu, terus berlayar, tak pernah tiba di tujuan, pelabuhan selalu samar terlihat, the ever-expanding sky is the limit.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mana yang Perlu Lebih Diwaspadai: Penularan Virus SARS-CoV-2 Lewat Permukaan Benda Padat atau Lewat Udara?

26 November 2020   13:39 Diperbarui: 26 November 2020   18:02 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, dalam ruang indoor yang tertutup tanpa ventilasi (yang terasa dingin dan segar jika AC dipasang), orang juga menarik nafas. Maka mikrodroplet-mikrodroplet yang bermuatan virus, yang menyebar dalam udara ruang indoor, ikut tersedot, masuk ke dalam saluran pernafasan semua orang yang ada dalam satu ruang indoor yang besar atau yang kecil. Penularan pun terjadi, bisa luas. Orang pun kemudian jatuh sakit. Inilah yang dinamakan "airborne transmission" (AT) atau penularan lewat udara.

Membuat ventilasi yang cukup dan baik adalah jalan terbaik untuk mengurangi atau meredam AT dalam ruang indoor apapun.

Salah seorang direktur Van der Walls-Zeeman Institute, Universitas Amsterdam, Daniel Bonn, menegaskan bahwa "Ventilasi yang modern membuat risiko terinfeksi aerosol yang berisi virus tidak besar. Jumlah virus dalam mikrodroplet relatif sedikit, tetapi akan jadi berbahaya jika anda berada lama dalam satu ruang yang ventilasinya buruk bersama orang-orang lain yang sudah terinfeksi atau sesudah orang yang terinfeksi batuk-batuk di dalam ruang itu."

https://scitechdaily.com/aerosol-microdroplets-not-very-effective-at-spreading-the-covid-19-virus/

Ya, aerosol menjadi berbahaya dan mengancam jika terakumulasi, terhimpun, tergabung, membentuk suspensi, di dalam udara ruang indoor yang tak bersirkulasi, tak ganti-berganti dengan udara luar yang bersih dan tak terkontaminasi kuman-kuman.

Dalam sebuah artikel riset yang terbit di jurnal The Lancet edisi 24 Juli 2020, Kevin P. Fennelly, MD, menyatakan bahwa "Aerosol yang infeksius adalah himpunan patogen-patogen dalam partikel-partikel dalam udara, yang tunduk pada hukum-hukum fisika dan biologis. Ukuran partikel adalah penentu terpenting dari perilaku aerosol. Partikel-partikel yang berukuran 5 ug atau lebih kecil dapat bertahan dalam udara tanpa batas waktu di dalam kebanyakan kondisi ruang indoor, kecuali aerosol ini disingkirkan lewat aliran udara atau lewat ventilasi pembuang udara."

https://www.thelancet.com/journals/lanres/article/PIIS2213-2600(20)30323-4/fulltext

Nah, AT dalam ruang indoor yang tanpa ventilasi, atau yang udaranya tidak tersaring, tidak terfiltrasi, harus dengan serius diwaspadai, jauuuhh perlu diwaspadai dan dihindari dibandingkan mewaspadai permukaan benda-benda padat. 

Penularan coronavirus yang sangat cepat di seluruh dunia adalah penularan lewat udara yang berisi sangat banyak aerosol yang mengandung virus.

Hari ini, 26 November, kasus terinfeksi global mencapai jumlah 60.346.970, dengan total kematian 1.420.462 orang, meliputi 191 negara/wilayah. Ini data dari Johns Hopkins Coronavirus Resource Center.

https://coronavirus.jhu.edu/map.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun