Jika cahaya biru dari smartphone masuk ke sel-sel retinal terus-menerus, sel-sel yang sudah terkontaminasi racun ini membunuh sel-sel penerima cahaya ketika molekul-molekul penerus sinyal-sinyal penglihatan pada membran plasma rusak.
Ketika sudah mati, sel-sel reseptor cahaya ini tidak akan terbentuk lagi, tak mengalami regenerasi lagi. Sekali rusak dan mati, ya seterusnya rusak dan mati. Inilah lika-liku sampai orang menjadi buta karena penyakit AMD.
Sebetulnya, ada suatu molekul yang dinamakan molekul tokoferol alfa (TA; suatu antioksidan alamiah yang ditemukan dalam mata dan dalam tubuh) yang berfungsi menghentikan kematian sel-sel. Tapi pada manula, molekul TA gagal memberi perlindungan apapun pada mereka dan juga pada orang yang sistem imunitas tubuh mereka telah ditekan./1/
AMD selama ini diobati dengan menginjeksikan obaf Anti-VEGF ("Anti-vascular endothelial growth factor") ke dalam mata, dalam jangka panjang secara berkala. Selain itu, AMD dapat ditangani lewat "terapi fotodinamik" yang melibatkan laser "dingin", juga dengan "bedah laser (panas)"./2/
Pengobatan AMD lewat injeksi cairan obat Anti-VEGF ke retina di bagian belakang mata memiliki risiko tinggi infeksi, juga makan waktu panjang, dan menghabiskan biaya besar.
Syukurlah, tim ilmuwan dari Universitas Birmingham, Inggris, yang bekerjasama dengan perusahaan farmasi Macregen Inc, kini telah hampir rampung dalam membangun sebuah metode baru untuk menyembuhkan AMD lewat obat tetes mata. Teknologi "suatu peptide penyusup sel" digunakan sebagai mediator yang akan mengalirkan obat tetes mata Anti-VEGF ke retina untuk menyembuhkan AMD, tidak lagi lewat injeksi.
Di musim semi 2019 ujicoba klinis obat tetes mata penyembuh AMD ini akan dilakukan. Selanjutnya, AMD dapat diobati sendiri dengan aman dan mudah di rumah dan dengan biaya yang ringan./3/Â
Begitulah seharusnya. Ilmu kedokteran harus menolong orang sakit, bukan menjadikan orang sakit sebagai objek perahan pabrik-pabrik obat untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Tentang cahaya biru yang dipancarkan sebuah smartphone, saya perlu beri tambahan penjelasan yang penting.
Layar smartphone memancarkan sinar atau cahaya biru yang terang supaya anda dapat jelas melihat layar LCD-nya meski hari sedang sangat terang karena cahaya kuat Matahari.
Tapi, pada malam hari otak kita menjadi bingung ketika kita menghidupkan smartphone dan menerima radiasi sinar birunya yang seperti sinar terang Matahari. Keadaan ini membuat otak kita terkecoh, sehingga tak memproduksi hormon melatonin yang berfungsi memberi petunjuk dan tanda bahwa saat kita tidur sudah tiba. Lantaran itulah, cahaya biru dari smartphone di malam hari mengganggu siklus tidur (atau ritme sirkadian) anda.Â