Updated 4 Juni 2019
Saya termotivasi untuk menulis artikel ini setelah baru saja membaca sebuah artikel yang terbit di koran online Independent edisi 12 Agustus 2018 tentang bahaya kebutaan yang dapat ditimbulkan sinar biru ("blue light") yang memancar dari layar LCD laptop atau PC atau smartphone.Â
Setelah membaca beberapa artikel lain yang relevan, saya dapat menyumbangkan ke teman-teman pengetahuan penting di bawah ini. Semoga bermanfaat.
Sinar biru smartphones/laptops/PCs yang terlalu tajam dan lama masuk ke dalam mata ditemukan mempercepat dan memperbesar risiko terserang penyakit Age-related Macular Degeneration (AMD) pada orang yang berusia 50 tahun ke atas. AMD membuat pusat medan penglihatan terganggu, berakibat penglihatan makin buram atau si penderita akhirnya dapat cepat buta.
Lalu, bagaimana mengatasi bahaya sinar biru dari devices atau gadgets anda? Ya, anda dapat memakai sunglasses atau kaca mata hitam untuk filterisasi UV dan sinar biru dari luar. Smartphones kini sudah dilengkapi dengan fitur filter sinar biru yang perlu diaktifkan (Settings>Display>Blue Light Filter On). Selain itu, jangan menggunakan smartphone anda di tempat gelap atau di malam hari yang minim cahaya beberapa jam sebelum jam tidur anda tiba.
Sedikit lebih jauh tentang AMD (penyakit degenerasi atau penuaan dan penurunan fungsi makula pada insan lansia) dan terapinya sangat perlu diketahui.
AMD terjadi lebih dini jika mata terpapar lama dan terus-menerus pada cahaya dengan panjang-gelombang (wavelength) pendek (seperti cahaya biru smartphone) yang memicu terproduksinya molekul-molekul beracun dalam sel-sel mata yang sensitif cahaya.
Kebanjiran cahaya biru yang terus-menerus tidak dapat diblokir atau dipantulkan kembali oleh lensa dan kornea mata. Akibatnya, banjir cahaya biru itu langsung menyasar ke retina dan merusaknya, khususnya bagian makula pada retina, sehingga penglihatan memburam, dan mengurangi tahap demi tahap kemampuan-kemampuan lain seperti membaca, melihat jalan, membedakan warna, dan mengenali wajah.
Kondisi degeneratif penglihatan itu terjadi karena sel-sel yang sensitif cahaya dalam retina yang rusak itu akhirnya mati. Dalam kondisi mata yang sehat, sel-sel tersebut membutuhkan molekul-molekul yang dinamakan molekul retinal (suatu bentuk vitamin E) untuk mempersepsi dan menangkap cahaya dan memicu sinyal-sinyal penglihatan yang dikirim ke otak, sehingga orang dapat melihat.
Jika mata terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus pada cahaya biru, sel-sel retinal memberi reaksi berantai yang bermuara pada terbentuknya molekul-molekul kimiawi yang beracun dalam sel-sel penerima dan penerus cahaya.