Kita akan segera masuk ke teori kognisi "Multiple Intelligences" Howard Gardner.
Pertama-tama mari selami dulu dalam-dalam tiga kutipan berikut.
"Aku tidak menggunakan hanya seluruh otak yang aku punya, tapi juga semua otak lain yang aku dapat pinjam." (Woodrow Wilson)
"Kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah dalam bidang apapun." (Roman Yampolskiy)
"Setiap orang itu jenius. Tapi jika anda menilai seekor ikan berdasarkan kemampuannya memanjat sebatang pohon, ikan ini akan menjalani seluruh kehidupannya dengan percaya bahwa dirinya dungu." (Albert Einstein) Â
Mari kita mulai.
Kecerdasan itu majemuk, multiple. Tidak hanya satu. Anda bisa cerdas di bidang A, tetapi belum tentu di bidang B. Ada orang yang memiliki banyak kecerdasan, dan bisa menggunakannya bersamaan pada waktu yang sama. Tetapi ada juga orang yang hanya cerdas di satu bidang, sementara di bidang-bidang lainnya mereka gagap atau ya..... bodoh.
Kita perlu mengenali di bidang apa kecerdasan kita paling menonjol, lalu memanfaatkannya semaksimal mungkin, sementara juga berusaha keras belajar untuk cerdas di bidang-bidang lain tahap demi tahap dengan tekun. Di mana ada tekad, di situ ada banyak malaikat penolong.
Begitu juga kita perlu memperhatikan di bidang-bidang apa saja anak-anak kita cerdas; dan kita perlu memberi perhatian lebih pada bidang-bidang kecerdasan yang paling menonjol pada mereka, dan membantu mereka berkembang penuh di bidang-bidang ini.
Pendidikan yang baik terpusat pada keunikan setiap peserta didik, pada kecerdasan khas yang menonjol pada diri mereka. Inilah pendidikan yang berbasis pada pengetahuan tentang teori kecerdasan majemuk atau "multiple intelligences".
Pada awal 1980-an, psikolog Howard Gardner memperkenalkan suatu teori kognitif baru yang dinamakannya teori "multiple intelligences" (teori MI), sebagai sebuah alternatif terhadap pendekatan lama yang menekankan hanya kecerdasan logis matematis dan linguistik.