Ilmuwan Program Eksplorasi Mars NASA di Kantor Pusat NASA, Michael Meyer, menegaskan, "Kami tidak tahu. Tapi semua hasil yang kini telah kami peroleh menunjukkan bahwa kami berada di jalur yang benar."
Jennifer Eigenbrode, seorang pakar biokimia di Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Maryland, menyatakan, "Kami berada pada posisi yang sungguh bagus untuk bergerak maju lebih jauh dalam mencari kehidupan [di planet Mars]."/5/
Nah, sekarang tulisan ini saya mau mutakhirkan. Telah diumumkan di kantor pusat Italian Space Agency di Roma, Italia, 25 Juli 2018, tentang temuan danau bergaram di bawah permukaan kutub selatan planet Mars.
Reservoa air cair ini yang berada 1 mil di bawah permukaan Mars dipastikan terdeteksi oleh instrumen radar itu setelah kumpulan data radar mulai Mei 2012 hingga Desember 2015 dikaji selama bertahun-tahun oleh para ilmuwan. Inilah kandungan air cair pertama yang stabil yang pernah terdeteksi di Mars.
Reservoa air di kutub selatan Mars ini, yang serupa dengan danau sub-glasier yang ada di bawah Antarktika dan lempeng-lempeng es Greenland di Bumi, berupa habitat yang memungkinkan kehidupan mikrobial tercipta di situ, kurang lebih 3 milyar tahun lalu./6/
Patut dicatat, kini para ilmuwan kelihatan pesimistik untuk dapat menemukan bentuk kehidupan sederhana yang masih hidup di planet Mars sekarang. Mereka tampaknya tidak berharap lagi dapat menemukan mikroba yang sekarang masih aktif dan hidup di planet Mars.
Jadi, yang diburu mereka kini adalah aneka ragam fosil mikroba yang hidup milyaran tahun lalu di planet ini, yang kini tersimpan dalam sedimen-sedimen bebatuan Mars yang tersebar di banyak tempat dan karenanya harus dipilah-pilah dengan cermat.
Jika sudah ditemukan, pertanyaan yang perlu dijawab adalah bagaimana bermacam-macam mikroba ini dulu bisa tercipta, mungkinkah lewat proses geologis ataukah hanya lewat proses biologis. Lalu, bagaimanakah mikroba aneka ragam ini selanjutnya berevolusi, dan mengapa bentuk-bentuk kehidupan monoselular ini tidak berkembang menjadi bentuk-bentuk kehidupan multiselular yang kompleks.
Nah, pertanyaan selanjutnya adalah apakah pencarian fosil-fosil mikroba itu cukup dilakukan oleh robot saja (antara lain rover Curiosity, dan mulai 2020 ditambah MarsRover 2020), atau robot bekerjasama dengan manusia?
Yang jelas, manusia bisa lebih cergas, tangkas dan luwes bergerak, dan lebih cepat menganalisis dan memilah-milah sampel-sampel bebatuan Mars, tidak perlu habiskan waktu tahunan. Tapi, robot juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki para astronot manusia: robot dapat didaratkan di kawasan-kawasan bebatuan yang berat dan sulit yang ingin dilihat dan dikaji para ilmuwan, tapi sangat sulit atau mustahil menjadi tempat pendaratan manusia.