Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Habituasi Belajar

9 Juni 2024   09:49 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:08 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu saya bertemu dengan seorang ibu,   mahasiswa pasca. Ibu ini sudah lanjut, paling tidak sudah berkepala 5, dia  sangat gigih  dalam  belajar, dia sedang melakukan ujian kelayakan tesis, sebentar lagi, dia ujian tesis , setelah itu tamat Magister. Dia semangatnya tetap menyala,  tidak kalah dengan mahasiswa yang muda-muda. padahal dia sudah punya cucu, dan anak-anaknya juga kuliah, namun semangat dia untuk belajar sangat tinggi. 

Dia berharap sebagai model bagi murid-muridnya dan anak-anaknya agar jangan berhenti belajar. Tak salah memang,  ibu itu, nampaknya sesuai dengan pesan Shakuntala Devi, penulis India, yaitu: Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Namun, juga soal memperluas pengetahuan juga menyerap ilmu kehidupan"

Kadang Dia  naik sepeda motor sendiri menempuh jalan 100 Km lebih, untuk untuk belajar dan bertemu pembimbing, agar dikasih pencerahan. Tiap 2 minggu, kadang bisa seminggu. Apa motivasi terus sekolah dan belajar? tanya saya sekenanya,

Dia berucap lirih, bahwa saya ingin membuka ketajaman pikiran lewat belajar , saya tak berhenti belajar. Dengan mempertajam pikiran dan hati melalui pendidikan, saya dapat memahami dan menghargai perbedaan di dunia ini." Sampai disitu, saya berpikir ibu ini sangat mantap. Pendidikan telah mengubah cakrawala berpikirnya.

Saya sempat ngobrol, selain sebagai model, kemudian menambah wawan, apalagi yang anda harapkan dari belajar ini , dimana mereka yang seusia mereka banyak orang yang merasa risi kuliah, cari beban dan banyak keluar uang dan waktu? 

Anda tetap berjuang, bergelut dengan laptop dengan beragam aplikasi, namun anda terus bergulat dengan jurnal dan model model pembelajaran terbaru? Ya... saya senang belajar, banyak punya teman, saya menjadi bergairah untuk hidup, bersekolah adalah hobi saya. Saya tersenyum, bahwa belajar tak pandang usia, dia bisa kenal dengan dosen dan memiliki wawasan lebih luas.

Dengan tenang dia menambahkan, jangan pernah untuk berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti untuk mengajarkan."Pembelajaran tidak akan didapat dengan kebetulan, ia harus dicari dengan semangat serta disikapi dengan tekun.

Lalu pertanyaan renungan saya muncul, bagaimana kah caranya memotivasi, dan menerapkan strategi pada orang-orang supaya memiliki semangat belajar seperti Ibu yang saya temui ini?,

Sebab, jangankan seusia dia, bahkan anak-anak yang lebih muda, kerap kita temui bosan belajar, mau sekolah namun tak mau belajar, atau sekolah dimana semua lulus dengan nilai-nilai tinggi, atau mencari Perguruan tinggi , yang tidak ada ada DO-nya, menghindar Orang lebih suka mencari PT yang cepat lulus, , tidak banyak tugas, yang kerap kompromi terhadap nilai.

Inilah zaman yang membuat orang bebas dari tekanan, sekolah tidak lagi penting disiplin, semangat juang sudah menguap, karena mereka semuanya dihargai dengan uang. Akhir sekolah , belajar menjadi tempat bisnis.

Tak aneh, bila, Rapor Pendidikan 2023 mendefinisikan kategori sedang sebagai kondisi dimana sebanyak 40-70 persen siswa mencapai kompetensi minimum literasi.Selain itu, Fase transisi dari dunia pendidikan menuju dunia kerja semakin pelik karena faktor sosio ekonomi. Lulusan dunia pendidikan juga dibayangi oleh situasi pekerjaan informal sampai menjadi pengangguran

Menjadi penggerak dan model memang menarik, Ibu ini telah mencapai bahwa dirinya sebagai lilin bagi keluarganya, dia tahu persis bahwa hidup seperti lilin itu sendiri, kata bijak yang layak dilekatkan pada dirinya adalah, "Bawalah lilin dalam gelap, jadilah lilin dalam gelap, ketahuilah bahwa Anda adalah nyala api dalam gelap." "Sekolah adalah institusi yang dibangun di atas aksioma bahwa belajar adalah hasil dari pengajaran. Dan kebijaksanaan institusional terus menerima aksioma ini, meskipun banyak bukti yang bertentangan.

Karena dia belajar terus, dia sebenarnya sedang memberikan contoh pada  generasi masa depan, dan teman sejawatnya , bahwa dalil belajar berlaku, yaitu "Education is the passport to the future, for tomorrow belongs to those who prepare for it today." 

Pendidikan adalah paspor menuju masa depan, karena esok hari milik mereka yang mempersiapkan dirinya hari ini), katanya sambil tersenyum, anaknya pasti bangga punya ibu yang semangat bersekolahnya tinggi. Jangan biarkan pembelajaran hanya menghasilkan pengetahuan. Biarkan pembelajaran menghasilkan aksi.

Oleh karena itu, ibu itu adalah sosok manusia pembelajar. Belajar adalah proses memperoleh pemahaman, pengetahuan, perilaku, keterampilan, nilai, sikap, dan preferensi baru, Sebab Belajar adalah harta yang akan mengikuti pemiliknya kemanapun dia pergi)

Itu sebabnya , Kemampuan belajar dimiliki oleh manusia, hewan non-manusia, dan beberapa mesin; ada juga bukti adanya semacam pembelajaran pada tumbuhan tertentu.

Beberapa pembelajaran terjadi secara langsung, dipicu oleh satu peristiwa (misalnya terbakar oleh kompor panas), namun banyak keterampilan dan pengetahuan yang terakumulasi dari pengalaman yang berulang-ulang.

Perubahan yang disebabkan oleh pembelajaran sering kali berlangsung seumur hidup, dan sulit membedakan materi pembelajaran yang tampak "hilang" dengan materi yang tidak dapat diambil kembali. Maka, guru haruslah terus belajar, sebab teachers who love teaching, teach children to love learning." (Guru yang mencintai mengajar, mengajarkan anak-anak untuk mencintai belajar). Bagaimana jadinya kalau guru tidak pernah bisa mencintai belajar, maka murid tak ada yang diteladani.?

Kapan pembelajaran sebaiknya dimulai? Pembelajaran manusia dimulai sejak lahir (bahkan mungkin dimulai sebelum kelahiran. Pembelajaran baya dalam kandungan. Ini disebut Pendidikan pranatal. Pendidikan pranatal bersifat peneladanan atau pembiasaan orang tua.Sikap maupun tingkah laku orang tua pada saat anak masih didalam kandungan maupun sudah lahir sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak

Dalam bingkai itu, maka dalam hal kebutuhan embrio untuk berinteraksi dan kebebasan dalam lingkungannya di dalam rahim. dan berlanjut hingga kematian sebagai konsekuensi dari interaksi berkelanjutan antarmanusia. dan lingkungan mereka. Sifat dan proses yang terlibat dalam pembelajaran dipelajari di banyak bidang yang sudah mapan (termasuk psikologi pendidikan, neuropsikologi, psikologi eksperimental, ilmu kognitif, dan pedagogi), serta bidang pengetahuan yang sedang berkembang (misalnya dengan minat yang sama pada topik pembelajaran dari keselamatan peristiwa seperti insiden/kecelakaan, atau dalam pembelajaran kolaboratif sistem kesehatan.

Penelitian di bidang tersebut telah mengarah pada identifikasi berbagai macam pembelajaran. Misalnya, pembelajaran dapat terjadi sebagai akibat dari pembiasaan, atau pengkondisian klasik, pengkondisian operan, atau sebagai hasil dari aktivitas yang lebih kompleks seperti bermain, yang hanya terlihat pada hewan yang relatif cerdas.

[Belajar dapat terjadi secara sadar atau tanpa disadari. Mengetahui bahwa peristiwa permusuhan tidak dapat dihindari atau dihindari dapat mengakibatkan kondisi yang disebut ketidakberdayaan yang dipelajari. Terdapat bukti pembelajaran perilaku manusia sebelum lahir, di mana pembiasaan telah diamati sejak usia kehamilan 32 minggu, yang menunjukkan bahwa sistem saraf pusat cukup berkembang dan siap untuk pembelajaran dan memori terjadi sejak awal perkembangan.

Oleh karena itu, ibu ini adalah sebagian kecil dari membangun kesadaran belajar. Bermain telah didekati oleh beberapa ahli teori sebagai bentuk pembelajaran.

 Anak-anak bereksperimen dengan dunia, mempelajari aturan-aturan, dan belajar berinteraksi melalui permainan. Lev Vygotsky setuju bahwa bermain sangat penting bagi perkembangan anak-anak, karena mereka memberi makna pada lingkungannya melalui permainan edukatif. 

Namun bagi Vygotsky, bermain adalah bentuk pertama pembelajaran bahasa dan komunikasi, dan tahap di mana seorang anak mulai memahami aturan dan simbol. Hal ini memunculkan pandangan bahwa pembelajaran pada organisme selalu dikaitkan dengan semiosis, dan sering dikaitkan dengan sistem/aktivitas representasi

Ada berbagai kategorisasi fungsional memori yang telah berkembang. Beberapa peneliti memori membedakan memori berdasarkan hubungan antara rangsangan yang terlibat (asosiatif vs non-asosiatif) atau berdasarkan apakah konten dapat dikomunikasikan melalui bahasa (deklaratif/eksplisit vs procedural/implicit). Beberapa dari kategori ini, pada gilirannya, dapat diurai menjadi sub-tipe. Misalnya, memori deklaratif terdiri dari memori episodik dan semantik.

Pembelajaran non-asosiatif mengacu pada "perubahan yang relatif permanen dalam kekuatan respons terhadap stimulus tunggal karena paparan berulang terhadap stimulus tersebut.Definisi ini mengecualikan perubahan yang disebabkan oleh adaptasi sensorik, kelelahan, atau cedera.Pembelajaran non-asosiatif dapat dibagi menjadi pembiasaan dan sensitisasi.

PEMBIASAAN

Pembiasaan adalah contoh pembelajaran non-asosiatif di mana satu atau lebih komponen respons bawaan (misalnya, probabilitas response, durasi response) terhadap suatu stimulus berkurang ketika stimulus diulang. Oleh karena itu, pembiasaan harus dibedakan dengan kepunahan yang merupakan proses asosiatif. Dalam kepunahan operan, misalnya, suatu respons menurun karena tidak lagi diikuti oleh imbalan. 

Contoh pembiasaan dapat dilihat pada burung berkicau kecil---jika boneka burung hantu (atau pemangsa serupa) dimasukkan ke dalam sangkar, burung pada awalnya akan bereaksi seolah-olah burung tersebut adalah pemangsa sungguhan. Tak lama kemudian, reaksi burung berkurang, menunjukkan kebiasaan.

Jika boneka burung hantu lain dimasukkan (atau boneka yang sama dikeluarkan dan dimasukkan kembali), burung akan bereaksi lagi seolah-olah burung hantu tersebut adalah pemangsa, menunjukkan bahwa ini hanyalah rangsangan yang sangat spesifik yang terbiasa (yakni, satu benda tak bergerak tertentu). burung hantu di satu tempat).

Proses pembiasaan lebih cepat untuk rangsangan yang terjadi pada tingkat tinggi dibandingkan dengan rangsangan yang terjadi pada tingkat rendah serta untuk rangsangan lemah dan kuat. Habituasi pada dasarnya telah ditunjukkan pada setiap spesies hewan, serta tumbuhan sensitif Mimosa pudica dan protozoa besar Stentor coeruleus.Konsep ini bertentangan langsung dengan sensitisasi.

Sebagai akhir saya kutipkan kata bijak Paulo-Freire, Belajar tak pernah berhenti, namun "Belajar bukan untuk mengkonsumsi ide, tetapi untuk membuat dan menciptakan kembali ide-ide itu. Moga bermanfaat ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun