Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rama dan Rahwana: Antara Pemimpin Transaksional dan Transformasional

18 Mei 2024   22:57 Diperbarui: 19 Mei 2024   17:33 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pemimpin menjadi penting dalam komunitas manusia. Negara bisa maju atau mundur sangat ditentukan oleh pemimpinnya. Alasannya sederhana, Seorang pemimpin adalah orang yang melihat lebih dari yang lain melihat, yang melihat lebih jauh dari orang lain melihat, dan yang melihat sebelum orang lain melihat.Lebih tepatnya adalah,"A leader is someone who ensures their team has support and tools to achieve their goals"

Fakta menunjukkan bahwa, di sebagian besar negara modern, politik semakin terfokus pada pemimpin dan bukan partai politik; ini disebabkan oleh keduanya akibat munculnya media baru yang cenderung berfokus pada individu.

Para pemimpin, dan pentingnya pertemuan puncak internasional, yang cenderung meninggikan pemimpin politik eksekutif dibandingkan aktor pemimpin politik lainnya.

Rakyat menuntut pemimpin yang efektif untuk muncul sebagai pemenang dari ketidaksetaraan pertarungan. Oleh karena itu, seorang pemimpin politik adalah dipahami sebagai individu yang mempunyai wewenang untuk mengalokasikan sumber daya, menentukan tujuan suatu unit politik, dan mempengaruhi kebijakannya.

Itu sebabnya, Karakteristik pribadi Apakah semua aspek itu berasal dari fakta menjadi seorang individu; yaitu statistik biografi pemimpin (jenis kelamin, usia, tempat lahir, dll.), pelatihan, pengalaman, kemampuan dan keterampilan, motivasi, atau keyakinan dan nilai-nilai. Dari sudut pandang psikologi politik, personal karakteristiknya bisa sangat mendalam, seperti dorongan emosional dan kebutuhan dasar individu; atau nyata, seperti kemampuan mengendalikan lingkungan, kebutuhan untuk mempunyai pengaruh, atau tingkat keterbukaan terhadap informasi dan motivasi. Karakteristik pribadi yang nyata ini terdiri dari elemen gaya kepemimpinan pemimpin dan "sudah jelas hubungannya dengan perilaku" yang terakhir

Maka dari itu, dalam masyarakat kontemporer, para pemimpin politik harus melakukan hal ini menghadapi dua dilema yang membentuk gaya kepemimpinan mereka dan mempengaruhi perilaku atau perilaku politik mereka: belajar bagaimana caranya mempertahankan kendali atas politik, mendelegasikan tanggung jawab atau mengambil peran utama, dan bagaimana membentuk politik

Pada tahun 1930 Harold Lasswell (1963), berdasarkan sebuah analisis rekam medis para pemimpin politik, diproduksi dua profil: administrator, yang mengutamakan kontinuitas aktivitas dan "fokus pada objek abstrak"; dan agitator, yang "mengalokasikan nilai tinggi terhadap tanggapan publik dan sangat narsis"

MacGregor Burns (2010) membedakan dua gaya kepemimpinan: transaksional dan transformasional. Yang pertama, hubungan antara seorang pemimpin dan pengikutnya didasarkan pada pertukaran ekonomi, politik, atau simbolik. Kepemimpinan transformasional adalah berdasarkan identifikasi pengikut dengan pemimpin dan komitmen keduanya untuk mencapai tujuan bersama, dan itu berkembang biak dalam konteks perubahan politik agenda, dimotivasi oleh masalah dan/atau hubungan.

****

Siang itu, Rama telah mampu membunuh Rahwana, sejatinya Rahwana memang bakta setia, dalam hatinya pun berkata bahwa ketika di kahyangan dia diminta lahir , sebelum bersaua dengan Hyang Maha Kasih, dia lahir sebagaiapelayan yang baik, namun 7 kali atau menjadi musuh kebajikan hanya 3 kali.

Dia memilih untuk lahir menjadi musuh kebenaran, agar Wisnu lahir maka kejahatan yang dilakukan harus sangat kejam, benar dalam perjalanan kehidupannya di mandi dengan darah para pertapa suci, dia membunuh dengan kejam, kedua dia mengambil Dewi Sita, istri Rama, kesalahan terakhir yang memanggil awatara Wisnu, kemudian berperang dan membunuhnya.

Mendekati ajalnya, Rahwana masih bisa berbicara pelan, terimakasih Rama, perwujudan Dewa Wisnu, terima kasih engkau sengaja lahir untuk menyelamatkan Ku, dan aku bisa bersatu dengan Hyang Maha cerdas. Kata Rahwana,  dengan berlinang air mata.

Lalu, Rama berkata kepada Laksmana, belajarlah ilmu kepada Rahwana, dia adalah orang hebat yang pernah lahir di Bumi, mengapa aku harus belajar dari musuh itu? Tanya balik Laksamana, Ikuti perintahku, dia adalah raja yang bisa menaklukkan ke tiga dunia. Alam Bhur, Buah dan swah, (Alam bawah, tengah dan atas).

Maafkan aku, telah menyakiti anda dan rakyatmu, banyak yang gugur karena aku, kata Laksamana.

Rahwana berkata, itu terjadi karena keangkuhan dan egoku, ego ku ingin menyamai sang maha kasih, ingin hidup abadi, selamanya, Perlu engkau ketahui, bahwa segala sesuatu yang lahir kematian sudah pasti. Dunia ini maya.

Engkau telah menjadi Bhaktha (penyembah) dan merasa puas dengan visi suatu bagian; dia mencicipi gula, butir demi butir. Dia tidak menemukan kegembiraan dalam menjadi gula, atau menyatu dalam gunung gula itu sendiri. Tidak ada yang bisa melihatnya seluruh wilayah langit. Sebab, tidak ada langit sama sekali jika Anda mengamatinya. Langitnya dibatasi oleh miliknya cakrawala. Dari setiap titik pengamatan terdapat cakrawala yang berbeda-beda, namun tidak ada seorang pun yang dapat melihat melampauinya dia. Batasi langit dan nikmati luas dan keindahannya. Itulah yang dilakukan oleh bhakta (penyembah). Jadi selama Anda berwujud, Anda hanya dapat membayangkan Tuhan yang berwujud.

Dia ada di mana-mana, tersedia bagi Anda untuk menyadari Dia, melalui keindahan, kebenaran, kebaikan, kekuatan, cinta atau salah satu dari sifat-sifat Ilahi.

Namun , engkau harus tahu, Egoku terus berkembang, aku mengembangkan sifat raksasa, Iblis, itu berkembang pada diriku, engkau harus tahu bahwa , Ego itu, Saat seseorang memiliki ego yang terlalu tinggi, mereka akan dikenal sebagai orang dengan sifat egois. Sifat ini membuat seseorang hanya memikirkan diri sendiri tanpa memperdulikan orang lain.

Orang egois sering kali tidak menyadari sifat buruknya. Alhasil, mereka kerap bersikap defensif terhadap kritik dan saran yang diberikan orang lain atas perilakunya selama ini. Oleh karena itu, penting untuk bersikap terbuka atas kritik dan saran orang lain. Dengan begitu, Anda bisa menjadi sosok yang lebih baik bagi orang-orang di sekitar.

Laksamana, Ketahuilah, engkau harus  belajar memahami orang sekitar. Sifat egois akan membuat seseorang hanya berusaha memenuhi keinginannya sendiri tanpa memperdulikan orang sekitar. Maka untuk menurunkannya, Anda perlu lebih peduli pada orang-orang di sekitar.

Laksmana mengangguk, lalu Rahwana melanjutkan, ceritanya dengan nafas tersengal-sengal. Laksamana, Ikut kegiatan sosial. Perlu engkau ketahui, Ambil pelajaran dari pohon itu. Ketika buahnya melimpah, ia tidak mengangkat kepalanya tinggi-tinggi karena sombong;ia membungkuk rendah, membungkuk, seolah-olah ia tidak menghargai pencapaiannya dan seolah-olah itu membantu Anda untuk memetik buahnya. 

Ambil pelajaran dari burung. Mereka memberi makan mereka yang tidak bisa terbang jauh; burung menghilangkan rasa gatal pada kerbau dengan cara menggosoknya menggunakan paruhnya; mereka membantu dan melayani satu sama lain, dengan tidak memikirkan imbalan. Maka, betapa lebih waspadanya manusia dengan keterampilannya yang unggul?

Pelayanan adalah obat terbaik untuk egoisme; jadi, terlibatlah di dalamnya untuk menghilangkan rasa sakit dan kesedihan pada sejauh yang Anda bisa.

Mencoba untuk meredakan, sejauh yang Anda bisa, kesusahan orang lain; itu adalah sadhana terbaik bagi calon. Mengikuti kegiatan sosial bisa menjadi salah satu cara ampuh untuk menurunkan ego yang tinggi. Kegiatan sosial akan megembangkan empati atau kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Selama mengikuti kegiatan sosial, Anda akan memahami bahwa ada orang lain yang memerlukan bantuan Anda.   

Laksmana, jangan membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain, Pernahkah ego Anda terluka saat Anda melihat pencapaian orang lain? Kebiasaan membanding-bandingkan ini sebaiknya segera dihentikan. Fokus pada pencapaian orang lain justru bisa membuat Anda melewatkan kesempatan yang lebih sesuai dengan kemampuan Anda. Meski awalnya sulit, percayalah bahwa setiap orang memiliki proses yang berbeda-beda untuk mencapai tujuannya.

Laksamana, Belajar menjadi pendengar yang baik. Salah satu cara untuk menjadi lebih peduli pada orang lain adalah dengan menjadi seorang pendengar yang baik. Dengan mendengar cerita orang lain, Anda akan lebih memahami keadaan mereka yang sebenarnya sehingga tidak hanya fokus pada diri sendiri

Rahwana tugasku sudah selesai, dia memberikan salam dengan takzim pada Rama, lalu menghembuskan nafasnya yang terakhir, cahaya putih keluar dari tubuhnya dan menyatu dengan sumber cahaya dewa wisnu. Moga bermanfaat.******

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun