Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang, Yudistira, dan Nasihat Kepemimpinan

13 Mei 2024   16:17 Diperbarui: 14 Mei 2024   09:32 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari menjelang sore, di padang tandus kurukshetra, tempat perang besar terjadi,kini sepi, bekas pembakaran mayat prajurit gugur masih menyisakan bara. Adu kesaktian dan strategi pun telah usai. Yang tersisa adalah puing-puing dan air mata duka.

Krishna berkata pada Yudistira, "Yudistira tinggalkan tempat ini, biarlah Duryada dengan rintihannya menuju kematiannya, karena tak ada yang bisa membantunya lagi.

Krishna dan Yudistira berjalan menuju ke kemah, setelah menyaksikan perang adu gada Bima dan Duryodana. Yang dimenangkan oleh Bima itu, masing menghilang dalam benaknya.

Dalam perjalanan Yudistira bertemu dengan orang tua yang ringkih, berpapasan dengan Yudistira setelah dia menyaksikan kekalahan Duryudana, berhadapan dengan Bima.

Salam, Raja Yudistira, engkau segera menang perang, lalu paduka akan dinobatkan menjadi raja, akau sebagai rakyat kecil, yang sudah tua ingin berpesan dan berharap jika engkau memimpin negeri ini, lakukanlah hal-hal yang berpihak pada rakyat kecil. Yudistira mengangguk, dengan seksama mendengarkan apa nasihat orang tua ini. "Engkau banyak memiliki pengalaman hidup yang pahit, engkau menjadi inspirasiku. sahut Yudistira.

Yudistira menoleh ke Krishna, ya benar ' Yudistira, dia adalah rakyatmu, marilah kita renungkan Kembali sang rakyat, lalu apa yang aku harus lakukan Krishna,Taya Yudistira itu.

Orang tua itu berkata, " Sadhukerti, padukuka, lalu Yudistira bertanya kepada Krishna, apa itu Sadhu kerti itu?

Ya.. sadhu kerti meliputi 4 hal yang harus diketahui oleh seorang pemimpin yakni hening, heneng, heling dan hawas. Empat pilar ini adakan membuatmu berwibawa dan disenangi oleh rakyat, kata Krishna. Coba jelaskan padauk, Krishna?

Sambil tersenyum Krishna, berkata, pertama, Hening, artinya, selalu mengutamakan kesucian, bekerja atas kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bicara seperlunya saja, tetapi banyak bekerja, sehingga hasilnya berlipat ganda. Dirimu telah menjadi simbul kebenaran, darma, oleh karena itu, teruskanlah itu seorang pemimpin sebagai tanggung jawab dan kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap individu dalam masyarakat

Yang kedua, , Heneng artinya, selalu berusaha mendapatkan ketenangan lahir dan batin, senantiasa bersabar dalam menghadapi segala persoalan dan liku-likunya jalan kehidupan di dunia maya ini. Itu penting paduka, sebab Penyelidikan pada hakikat, kerinduan akan keindahan, kebenaran dan kebaikan, kesadaran akan kesatuan yang mendasarinya, sifat-sifat Kebijaksanaan ini adalah harta unik umat manusia.

Yang ketiga , Heling artinya, selalu ingat kepada Tuhan, ingat dengan keluarga, ingat dengan punggawa kerajaan dan ingat dengan tugas dan kewajiban seorang pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun