Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata Melukat dan Teori Keajaiban Air

11 Mei 2024   06:35 Diperbarui: 12 Mei 2024   10:12 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pura Tirta Empul yang biasa dijadikan tempat untuk ritual melukat. (Indonesia Travel via KOMPAS.com)

Wisata melukat (mandi di bawah pancuran di tempat yang disucikan di Bali) lagi trend banyak turis asing melukat mengikuti ritual yang dilakukan oleh orang Bali yang Hindu. Para wisatawan berduyun dan berbaur dengan orang lokal, yang hendak sembahyang.

Teman anak saya, yang berasal dari Ukraina pun tak kalah, dia ingin melakukanprosesi melukat. Dia bekerja di Australia, lewat Instagram, dia melihat Pura Tirta Empul Tampak Siring yang sangat menawan.

Dia tunjukkan ke anak saya, lalu anak saya mengirim pesan, dia pengen ke pura Tampak Siring , dia ingin melakukan prosesi itu, bersama-sama dengan orang lokal untuk melukat, pak, tulis anak saya lewat Wa. 

Melukat di Pura Tampak Siring Bali (Dokpri)
Melukat di Pura Tampak Siring Bali (Dokpri)

Dia ingin liburan seminggu di Bali. Dia terbang dari Sidney, sampai di Bali , karena saya yang menjemput di bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dia baru pertama kali menginjakkan kakinya di Bali. Dia saya ajak langsung menuju ke rumah saya di kota Singaraja.

Perjalanan lumayan jauh kira-kira 3 jam, namun dia sangat menikmati keindahan Bali, yang ramah. Dia berkata, "long trip", ya.... Dia sudah memiliki schedule yang ketat, sehingga, tidak ada tawar menawar lagi. Waktunya padat. 

Dok Luh Darmi
Dok Luh Darmi

Di Bali dia memanfaatkan waktu dengan baik. Besok kita kke Pura Tampak Siring, sambil menunjukkan Instagram tentang pura itu yang banyak dikunjungi oleh para turis.

Dia meminta untuk mengajak semua anak-anak bersama keponakan dan cucu saya. Dia bilang buat kesan pada anak-anak agar terekam dalam ingatannya bahwa kita telah berbuat baik dengan mengajaknya berwisata.

Ini yang membuat saya kagum, bahwa pendidikan anak-anak memang haruslah membuat kesan dalam sejarah hidup anak itu. Jangan pelit untuk berbuat baik bagi anak-anak, walaupun itu anak-anak orang lain.

Saya menjelaskan bahwa Tampak Siring adalah sebuah tempat Suci. Pura Tirta Empul (Bahasa Indonesia: Pura Tirta Empul) adalah pura air Hindu Bali yang terletak di dekat kota Tampaksiring, Bali, Indonesia.

Kompleks pura terdiri dari petirtaan atau bangunan pemandian, yang terkenal dengan mata air sucinya, tempat umat Hindu Bali pergi untuk melakukan ritual penyucian yang disebut Melukat.

Kolam pura memiliki mata air yang mengeluarkan air tawar secara teratur, yang oleh umat Hindu Bali dianggap suci atau amritha. Tirta Empul dalam bahasa Bali berarti Mata Air Suci.

Melukat di Geriya (Sumber: Luh Darmi)
Melukat di Geriya (Sumber: Luh Darmi)

Dia mengajak, Setuju. Dalam perjalanan dari Singaraja menuju tirta empul menempuh jalan kurang lebih 2 jam 9 menit. Perjalanan, melalui panorama Kintamai melihat kaldera gunung batur, lalu menuju lurus pasar kayu ambua masuk ke Lokasi Tampak Siring.

Google maps
Google maps

Dalam perjalanan banyak pemandangan indah mulai dari Gunung penulisan dengan hutan tropisnya yang didominasi cemara /pinus, yang sangat indah, udara sejuk menawan, "very nice", katanya sambil memandang dan membuat video, yang langsung dikirimkan ke Keluarga di Ukraina.

Sekadar menghibur, sebab suara dentuman Bom terdengar Ketika di video call, dengan ayah dan ibunya di Ukraina. Sedih memang, perang menyisakan penderitaan.

Saya tidak bisa pulang, saya menetap di Australia, kondisi negara kimi sangat rawan, setiap saat ada saja suara bom meledak, katanya sendu, tampak kesedihan di wajahnya.

Kini saya mau ke Tirta Empul untuk melukat, untuk membersihkan diri, katanya dalam Bahasa inggris yang aksennya sangat berbeda. Saya ngerti sedikit sedikit, namun anak saya yang menjelaskannya sehingga kami semua menjadi paham.

MELUKAT, TRADISI YANG SANGAT DIMINATI OLEH TURIS

Sampai di Pura Tirta empul, di pintu gerbang, saya masuk ke dalam karena dianggap sembahyang, tidak dikenai karcis masuk, sedang teman si Bule itu, diminta membeli karcis, karena dia sudah berpakaian adat Bali, dia juga harus bayar. Bule mau sembahyang atau tidak pokoknya bayar karcis lah.

Bagi dia tidak masalah yang penting dia mau mengikuti aturan tata tertib dengan sangat baik. Karena di negaranya agama bukan diwajibkan, dia memang sangat pribadi.

Sopan santun, etika berkomunikasi dan perhatian dan kasih sayang y adalah nilai yang kami junjung, selama kami Bersatu dalam Uni Soviet dulu, memang lebih bersifat pribadi , kerap disebut Ateis. Saya tidak berdiskusi banyak dengan dia, namun dia paham bahwa tradisi dan agama urusan masing-masing, sepanjang tidak melanggar hak orang lain.

Tentu, dia geleng kepala Ketika, banyak kendaraan berhenti mendadak tanpa sinyal, sain kanan belok kiri,

Melukat dan melebur artinya pembersihan dari aura-aura negatif. Unsur-unsur negatif yang mempengaruhi kehidupan kita, pembersihan, bukan pengampunan, jangan salah.

Melukat adalah ritual pembersihan pikiran, tubuh, dan jiwa menggunakan air yang dilakukan di Bali, Indonesia. Upacara ini telah diwariskan secara turun-temurun di kalangan masyarakat Hindu hingga saat ini. Pemurnian spiritual dalam konteks ini berarti menghilangkan kenajisan dalam diri.

Dokpri
Dokpri

Istilah Melukat berasal dari kata "su" yang berarti "baik" dan "lukat" yang berarti "pemurnian". Upacara Melukat dipimpin oleh seorang pendeta dan melibatkan persembahan seperti prasita dan bayuan, yang disiapkan dengan mantra pengiring. Individu yang akan disucikan pertama-tama dikenai mantra oleh pendeta.

Setelah proses mantra selesai, orang tersebut dimandikan dengan air kelapa. Usai mandi air kelapa, ritual dilanjutkan dengan berendam di danau, sungai, laut, atau tempat pemandian yang diyakini membawa berkah.[Upacara ini biasanya dilakukan pada hari-hari keagamaan Hindu, seperti Purnama, Tilem, dan Kajeng Kliwon.

Upacara melukat seringkali dilakukan secara kolektif, seperti oleh sekolah, kantor, lembaga pemerintah, atau komunitas lokal Upacara berlangsung di tempat bersejarah, pura, tempat pemandian, pantai, sungai, dan laut di Bali. Ritual tersebut dapat ditemukan di beberapa tempat seperti Pura Tirta Empul, Pura Campuhan Windhu Segara, Pura Mata Air Suci Sebatu, Pura Tirta Sudamala, Pura Saraswati di Ubud, dan Pura Goa Giri Putri di Nusa Penida. Pura Tirta Empul bisa dibilang dianggap sebagai lokasi paling terkenal untuk ritual tersebut. Ritual tersebut kemudian menjadi daya tarik wisata

Dokpri
Dokpri

Air itu mukjizat

Melukat kata anak saya, bisa dipahami juga dengan teori resonansi yang dikemukakan oleh Masaru Emoto tentang keajaiban Air. Pikiran kita akan mempengaruhi kondisi air, sehingga dapat memberikan 'suasana' yang positif, pada diri kita, akan menghasilkan kondisi berbeda bila pikiran kita negatif.

Masaru Emoto adalah seorang pengusaha, penulis, dan pseudoscientist ( ilmuwan semu ) Jepang yang menyatakan bahwa kesadaran manusia dapat mempengaruhi struktur molekul air. Sampai disini teori resonansi dengan model garpu talanya , mengena.

Bukunya yang terbit tahun 2004, The Hidden Messages in Water, menjadi buku terlaris di New York Times. Ide-idenya telah berkembang selama bertahun-tahun, dan karya awalnya berkisar pada hipotesis pseudoscientific bahwa air dapat bereaksi terhadap pikiran dan kata-kata positif dan bahwa air yang tercemar dapat dibersihkan melalui doa dan visualisasi positif.

Mulai tahun 1999, Emoto menerbitkan beberapa jilid karya berjudul Pesan dari Air, berisi foto-foto kristal es dan eksperimen yang menyertainya seperti "eksperimen 30 hari beras dalam air".

Walau masih sumir , Mazaro emoto, memberikan sebuah teori bahwa air itu bermanfaat tergantung benak kita itu melakukan apa. Mengapa demikian itu sesuai dengan teori resonansi.

Dalam molekul air terjadi paling tidak tiga Gerakan, translasi, rotasi dan vibrasi. Gerakan ini memiliki frekuensi, frekuensi getaran inilah bisa bertemu dengan getaran lain yang memiliki frekuensi yang sama dengan yang lain, Otak manusia dianggap memiliki getaran frekuensi juga , sambunglah dengan frekuensi molekul air itu.

Atas dasar teori resonansi ini masaru emoto memberikan teorinya, bahwa manfaat air sangat tergantung pada ' pikiran kita, dan untuk menguatkan teorinya, dia menggunakan alat ukur molekul air pada minus -24C dengan mikroskop elektron, air terbentuk kristal lalu , menurut pengamatannya. Pikiran positif (mantra doa) bisa membuat kristal air berubah menjadi kan kristal air berbentuk sangat indah dan teratur.

Emoto menyatakan bahwa air adalah "cetak biru realitas kita" dan bahwa "energi" dan "getaran" emosional dapat mengubah struktur fisiknya.

Eksperimen kristal airnya terdiri dari memaparkan air dalam gelas ke berbagai kata, gambar, atau musik, kemudian membekukannya dan memeriksa sifat estetika kristal es dengan fotografi mikroskopis.

Dia menyatakan bahwa air yang terkena ucapan dan pikiran positif menciptakan kristal es yang "menyenangkan" secara visual, dan niat negatif menghasilkan formasi es yang "jelek".

Lebih lanjut, Emoto berpendapat bahwa sumber air yang berbeda menghasilkan struktur es yang berbeda. Misalnya, ia berpendapat bahwa air dari aliran gunung, ketika dibekukan, menunjukkan struktur desain geometris yang berbentuk indah; namun air dari sumber yang tercemar menciptakan struktur es yang terdistorsi dan terbentuk secara acak. Ia berpendapat bahwa perubahan ini dapat dihilangkan dengan memaparkan air pada sinar ultraviolet atau gelombang elektromagnetik tertentu.

Pada tahun 2008, Emoto mempublikasikan temuannya di Journal of Scientific Exploration, sebuah jurnal dari Society for Scientific Exploration yang telah dikritik karena melayani ilmu pengetahuan pinggiran.

Dia ikut memimpin dan ikut menulis karya tersebut dengan Takashige Kizu dari IHM General Institute milik Emoto, dan Dekan Radin dan Nancy Lund dari Institute of Noetic Sciences, yang termasuk dalam daftar organisasi yang dipertanyakan oleh Quackwatch karya Stephen Barrett.

Sumber: Wikisbios
Sumber: Wikisbios

Para komentator mengkritik Emoto karena kontrol eksperimennya yang tidak memadai dan karena tidak membagikan cukup detail eksperimennya kepada komunitas ilmiah. Ia juga dikritik karena merancang eksperimennya dengan cara yang memungkinkan manipulasi atau kesalahan manusia.

Ahli biokimia dan Direktur Mikroskopi di University College Cork William Reville menulis, "Sangat tidak mungkin bahwa ada kenyataan di balik klaim Emoto." Reville mencatat kurangnya publikasi ilmiah dan menunjukkan bahwa siapa pun yang dapat menunjukkan fenomena seperti itu akan menjadi langsung terkenal dan mungkin kaya.

Menulis tentang ide-ide Emoto di Skeptical Inquirer, dokter Harriet A. Hall menyimpulkan bahwa "sulit untuk melihat bagaimana orang bisa salah mengartikannya sebagai sains".

Pada tahun 2003, James Randi menerbitkan undangan di situsnya, menawarkan Emoto untuk mengikuti Tantangan Paranormal Satu Juta Dolar, di mana Emoto bisa menerima US$1.000.000 jika dia mampu mereproduksi eksperimen tersebut dalam kondisi pengujian yang disetujui oleh kedua belah pihak. Randi tidak menerima tanggapan.

Buku Emoto Pesan Tersembunyi di Air adalah buku terlaris New York Times. Menulis di The New York Times Book Review, kritikus sastra Dwight Garner menggambarkannya sebagai "sangat eksentrik", dan mengatakan keberhasilannya adalah "salah satu 'yang membuat saya mempertanyakan kewarasan masyarakat pembaca." Publishers Weekly mendeskripsikan karya Emoto selanjutnya, The Shape of Love, sebagai "kebanyakan tidak koheren dan tidak memuaskan".

Ide Emoto muncul di film Kamen Rider: The First dan What the Bleep Do We Know!

Walaupun teori masaru Emoto penuh kritik tentang keajaiban air dan pikiran manusia, namun melukat tentu kami dapat merasakan segarnya air yang jernih dan sejuk, dari sumber mata air alami.

Apalagi Di tampak Siring, wilayah yang sangat indah, sawah menghijau yang memanjakan mata . Proses healing dengan alam menjadi tak terbantahkan . Ditambah dekat dengan Istana presiden RI, Tampak Siring.

Rasa kagum tak terbantahkan, melukat membangkitkan rasa kagum. Air didekati dengan rasa, dan bukan rasio, keduanya kerap tak akur dalam hidup ini, debatnya memang tak pernah berakhir. Namun kesegaran dan pikiran lapang membawa kita ke tempat yang indah tanpa tepi. Moga bermanfaat****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun