Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harum Semerbak Bunga Cengkeh

20 April 2024   17:24 Diperbarui: 5 Mei 2024   16:47 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani cengkeh  itu tersenyum

Panen hari ini berlimpah

Harga jual masih tetap tinggi

Tak Ada yang bisa menandingi, pohon cengkehnya berbunga lebat

Harga stabil, itulah yang membuat petani cengkeh gembira,

Import Cengkeh dari luar berkurang nyaris nol

Saat covid-19, namun produksi dalam negeri gak ada saingan

Petani merasa untung

Mereka semua mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya

Mengikuti zaman, dengan gawai terbaru,

Sepeda, dan bayangkan mobil baru berkeliaran

Ketika covid menyerang,

Petani cengkeh tetap tak berpengaruh,

Sector ini tak pernah terpuruk pandemi, sampai kini tetap Berjaya.

Maklum, kebutuhan cengkeh untuk rokok besar bagi negeri ini

Sehingga harga jual tetap tinggi, walau harga rokok meroket, tetap banyak peminat.

Buruh tani , bersiul dengan emas hijaunya,

Kebahagian Pun pun mengalir, anak -anak mereka melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi.

Jurusan  bergengsi disasar, mereka semua pada melek, dengan dalil  merubah  nasib dengan  Pendidikan

Harga cengkeh mencerdaskan, bagi petani yang mengerti makna masa depan

Sebab dia tidak tahu, sampai kapan harga ini tetap bertengger di puncak harapan

Namun mereka was-was, akankankah presiden baru berpihak padanya

Suara angin berhembus kencang

Tak tahulah, sebab kisah dulu Cengkeh tak bisa dielakkan dari permainan Keluarga penguasa dengan badan penyangganya.

Kini, mereka hadir Kembali dalam kekerabatan yang lama hilang.

Petani menunggu dengan rasa curiga

Akankah pohon cengkeh mereka tebang Kembali... seperti dimasa lalu? Entahlah....

Angin tetap hadir menerpa daun cengkeh seperti memberikan pesan..... selalu bersyukur, karena kitab isa bergembira, tak perlu gembira karena harga......?

(Subuk, 15 April 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun