Saya kaget, atas kediaman mahasiswa saya, dalam benaknya mereka ke kampus dan menuntut ilmu ingin jadi PNS dan bekerja di kantoran, yang bersih dan mentereng?
Mengubah mindset inilah sesungguhnya tugas para dosen, untuk berpikir kreatif dan inovatif. Bahwa Bertani atau berkebun bisa kaya, asal diintegrasikan dengan teknologi terkini.
Ya... bisnis pertanian dengan label milenial, nampaknya melon menjadikan keuntungan yang memikat. Pertanyaan saya mengapa di Bali masih jarang orang melakukan penanaman melon dalam skala modern?
Inilah yang selalu mengantui pikiran saya, padahal permintaan dari wisatawan akan buah segar dan dengan kualitas bagus selalu diserbu wisatawan baik domestik maupun manca negara.
Perlu anda tahu bahwa makanan cuci mulut di hotel mewah di Bali, ada beberapa buah yang selalu dihadirkan. yakni, papaya, semangka, dan melon, lalu ada nanas, pisang dan buah lokal lain yang unik.
Jumlah hotel banyak, dan wisatawan luar negeri pun terus mengeruduk bali mengapa bisnis melon seakan sepi, dan buah itu selalu didatangkan dari luar daerah, sperti Jawa, Lombok atau daerah lainnya. Padahal pangsa pasar di bali sangat luar biasa akan buah-buah segar, dan berkualitas
Beberapa permasalahan yang muncul. Pertama, mental petani milenial belum semuanya masuk ke generasi muda, dan generasi muda tidak suka Bertani. Orang tua mereka yang petani, berharap jangan menjadi petani, mengubah nasib harus menjadi pegawai negeri atau menjadi pekerja migran di kapal pesiar.
Investasi pertanian modern, sangat besar, dan perlu ketekunan dalam pengelolaanya, ini perlu kompetensi, para tengkulak akan dikalahkan kalau menggunakan 'aplikasi modern" dalam penjualan produk pertanian. Inilah yang sebenarnya perlu diketahui oleh para pemula.
SELAYANG PANDANG BUAH MELON
Cucumis melo, dikenal juga dengan sebutan melon, merupakan salah satu spesies Cucumis yang telah dikembangkan menjadi banyak varietas budidaya. Buahnya adalah pepo.