Isu tentang pemakzulan Jokowi sangat menarik. Banyak pakar hukum dan Politik bersuara bahwa pemakzulan itu bersifat inkonstitusional. Karena pemakzulan harus lewat DPR , MK dan MPR, Â itu menjadi tidak mungkin kalau dilihat dari kurun waktu pemilu yang masih ada jeda hanya satu bulan . Kalau begitu apa tujuan sesungguhnya dari kelompok petisi 100 untuk memakzulkan Jokowi? Tak jelas, banyak spekulasi liar bermunculan. Spekulasi ini pun mengikuti teori-teori baik dalam ilmu sosial maupun dalam ilmu alam, yang banyak dikaitkan dengan politik.
Inisiasi dengan melempar isu pemakzulan ini akan berkaitan akan peluang mendapat panggung. beberapa orang yang sedang mencari panggung, agar mereka bisa tetap eksis. Entahlah! Di tengah situasi kampanye usulan itu jelas dapat menimbulkan persepsi , dalam cara pendekatan integratif dari berbagai upaya orang-orang yang tergabung dalam Petisi 100 bukan orang biasa namun mereka menyebut sebagai pemerhati bangsa. Bolehlah, karena melakukan suara seperti itu perlu nyali, karena siap -siap dicibir dari pihak yang kontra.
Melihat situasi saat ini, Isu yang digelontorkan ini bisa dianalisis dengan berbagai teori-teori lintas bidang, untuk menerka sasaran dan tujuannya. Namun paling tidak ada beberapa teori yang bisa dirujuk untuk menguat atau menguap, tentang pemakzulan itu? Inilah beberapa teori itu yang mungkin bisa dipetakannya
Pertama, Teori Test the Water. Harapan penggagas, yang rata-rata orang intelektual, bersuara dari sudut pandanganya, sebagai tokoh dia merasa perlu memberikan kontribusi.
Kontribusi ini, harapannya ada yang menyambut sehingga menjadi Gerakan massa, yang disebut people power, kalau tidak gagasannya hanya menguap begitu saja tanpa jejak yang jelas. Namun, paling tidak, Waktu yang akan menjawabnya apakah berhasil atau tidak. Pada jeda inilah berlaku  Teori Test the Water.
Teori Test the Water itu adalah Frasa tertentu dan idiom umum adalah bagian penting dari bahasa Inggris sehari-hari. Tanpa mereka, bahasa Inggris akan sangat membosankan! Ungkapan "menguji air" sebagai contoh yang baik. Misalnya, makanan baru adalah contoh yang bagus. Saya sendiri memiliki sejumlah masalah kesehatan yang membatasi makanan apa yang boleh saya makan. Jadi, ketika memperkenalkan makanan baru ke dalam diet saya, saya mencobanya dalam jumlah kecil, alias menguji airnya untuk melihat bagaimana reaksi tubuh saya terhadapnya. Artinya menilai suatu situasi dengan hati-hati atau mencoba sesuatu sebelum berkomitmen. Kita sering menggunakannya ketika kita ingin mengukur reaksi orang lain terhadap sesuatu atau jika kita tidak yakin bagaimana suatu hal akan terjadi. Dalam pemakzulan Jokowi, reaksi Jokowi, pihak istana dan pakar hukum, netizen dan lain-lainnya akan memberikan tanggapan yang ada.
Test the water ini, sesungguhnya ingin melihat kekompakkan para pendukung Jokowi apakah memang benar-benar ada? Atau hanya sebagian saja, atau tidak ada sama sekali. Atau sudah menguap seiring konstelasi Capres dan Cawapres yang ada saat ini Test the water ibarat melempar batu ke air yang tenang, sebesar apakah reaksi gelombang itu muncul kembali?
Prof Yusril Ihza Mahendra mengatakan, bahwa pemakzulan itu, bersifat inkonstitusional,Pasalnya, hal ini tidak sejalan dengan ketentuan Pasal 7B Undang-undang Dasar (UUD) 1945, dan hanya dalam waktu 1 bulan. Proses pemakzulan memang memakan waktu lama, katanya.
Paling tidak ada catatan sejarah bahwa, kinerja Jokowi yang cemerlang, pernah ada 100 orang elemen yang mengaku mewakili rakyat meminta DPR agar Jokowi dimakzulkan. Ini adalah sasaran menyejarah yang kan tercatat.
Lalu, keberterimaan lewat Menko Polhukam Mahfud MD, kunjungan dari 22 tokoh Petisi 100 yang menyerukan ide pemakzulan Presiden Joko Widodo, sudah terang benderang bahwa Mahfud menjelaskan proses pemakzulan presiden tidak mudah dan membutuhkan waktu yang panjang. Namun Tindakan ini, dinyinyiri oleh netizen 62 yang mengkritik dan menjelek-jelekkan Mahfud MD. Karena dia seolah-olah menyetujui pemakzulan itu. Keberterimaan itu sejatinya adalah, "dalam alam demokrasi" orang bebas berpendapat dan berkumpul. Mahfud MD, telah benar dalam kacamata Demokrasi. Menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat yang berbeda dengan pemerintah.
Pada aspek inilah kita harus memahami pesan Albert Einstein, "Kita semua yang peduli akan perdamaian dan kemenangan akal dan keadilan harus sangat sadar betapa kecilnya pengaruh akal dan kebaikan yang jujur akan digunakan pada peristiwa-peristiwa di bidang politik" Oleh karena itu publik harus hati-hati, sebab ada berbagai spekulasi yang terus bisa berubah setiap saat.
Kadua. Teori demokratisasi. Dalam kajian ini kita harus Yakini bahwa Indonesia sedang tumbuh demokratisasinya. Demokratisasi, adalah transisi demokrasi menuju rezim politik yang lebih demokratis, termasuk perubahan politik substantif yang bergerak ke arah demokratis.
Proses ini oleh para ahli memiliki beberapa bukti, bahwa para elit sejatinya harus mendorong terjadi demokrasi yang ideal. Dalam kacamata inilah elemen yang mewakili pemakzulan sesungguhnya bisa di pahami tindakan mereka untuk menyehatkan demokrasi. Mengapa demikian? Terjadinya demokratisasi dan sejauh mana demokratisasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pembangunan ekonomi, warisan sejarah, masyarakat sipil, dan proses internasional.
Kelompok elemen masyarakat yang peduli terhadap nasib bangsa, juga perlu diperhatikan baik yang pro pemerintah maupun yang anti pemerintah, sebab ada beberapa laporan mengenai demokratisasi menekankan bagaimana elit mendorong demokratisasi, sedangkan laporan lainnya menekankan proses bottom-up dari akar rumput. Bagaimana demokratisasi terjadi juga digunakan untuk menjelaskan fenomena politik lainnya, seperti apakah suatu negara berperang atau apakah perekonomiannya tumbuh. Proses sebaliknya dikenal sebagai kemunduran demokrasi atau otokratis.
Perlu diketahui bahwa, Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat, dengan tren inflasi yang menurun, dan nilai mata uang yang stabil, menurut Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Indonesia yang diterbitkan setiap enam bulan sekali. Pertumbuhan PDB diperkirakan akan sedikit menurun ke rata-rata 4,9% pada tahun 2024-2026 dari 5% pada tahun ini akibat mulai melemahnya lonjakan harga komoditas. Ini juga pesan yang baik karena pemerintah sudah berusaha membangun ekonomi negeri ini.
Di bawah demokrasi, masing -masing partai bebas mencurahkan energi utamanya untuk mencoba membuktikan bahwa partainya terbaik bekerja demi bangsa, tentu dengan tidak korupsi, berusaha mensejahterakan rakyat, lewat ketersediaan pangan, perumahan dan Pendidikan. Atas dasar itu, sang rakyat terpikat hatinya untuk menggunakan hak pilihnya agar partai yang dicintai rakyat yang bisa melenggang ke ruang parlemen di Senayan.
Ketiga, Teori  otokrasi. Ada dugaan kuat dari para pencetus pemakzulan itu, agar Indonesia tidak terjerumus dalam lembah model kekuasaan otokrasi. Lalu pertanyaan muncul Memungkinkah DI INDONESIA otokrasi itu muncul? Otokrasi adalah sistem pemerintahan di mana satu orang---seorang otokrat---memegang semua kekuasaan politik, ekonomi, sosial, dan militer. Otokrat mempertahankan kekuasaan melalui represi politik terhadap oposisi dan kooptasi anggota masyarakat yang berpengaruh atau berkuasa.
Masyarakat umum dikendalikan melalui indoktrinasi dan propaganda, dan otokrasi mungkin berupaya untuk melegitimasi dirinya di mata publik melalui seruan terhadap ideologi, agama, hak kesulungan, atau permusuhan asing..
Perlu dipahami bahwa, beberapa negara otokrasi membentuk badan legislatif, pemilihan umum yang tidak adil, atau melakukan persidangan untuk lebih menjalankan kendali sambil menampilkan penampilan demokrasi. Satu-satunya batasan bagi pemerintahan otokratis adalah pertimbangan praktis dalam mempertahankan rezim. Para autokrat harus mempertahankan kendali atas para elit dan institusi negara agar keinginan mereka dapat terlaksana, namun mereka juga harus mencegah individu atau kelompok lain untuk mendapatkan kekuasaan atau pengaruh yang signifikan.
Kondisi yang menuju  otokrasi inilah yang memang ditakuti oleh para pendukung pemakzulan, atau lawan politik Jokowi. Jokowi bisa jadi namanya besar dan melegenda, Tentu para pembaca bisa 'menggambarkan sendiri apakah Presiden Jokowi ' dapat dikategorikan sebagai seorang otokratis "Walaupun demikian, masih ada kecurigaan bahwa strategi politik Jokowi sangat halus, sehingga pihak -pihak yang anti Jokowi itu selalu mengajak rakyat agar waspada. Oleh karena itu, proses usulan pemakzulan beberapa pelaku petisi 100. Nampaknya berada di wilayah kekhawatiran bahwa Jokowi bisa merajalela memasuki wilayah otoriter menjadi sosok otokrat.
Keempat, Theory Chaos. Istilah "chaos" dirumuskan pertama kali oleh Henri Poincar (1854 -- 1912), seorang ahli matematika Perancis. Ia menemukan bukti bahwa sistem tata surya tidak bekerja secara teratur dan dapat diprediksi dengan pasti. Ia mengungkapkan bahwa "dapat terjadi perbedaan kecil pada kondisi awal menghasilkan peristiwa yang berdampak sangat besar.
Sejatinya Chaos, adalah bidang studi ilmiah interdisipliner dan cabang matematika yang berfokus pada pola dasar dan hukum deterministik sistem dinamik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal, dan pernah dianggap memiliki keadaan ketidakteraturan dan ketidakteraturan yang sepenuhnya acak.
Teori chaos menyatakan bahwa dalam keacakan sistem kompleks yang kacau, terdapat pola yang mendasari, interkoneksi, putaran umpan balik yang konstan, pengulangan, kesamaan diri, fraktal, dan pengorganisasian diri.
Analog dengan isu memakzulkan presiden JOKOWi, orang sudah mengetahui bahwa pemakzulan Presiden, bukan perkara mudah. pemakzulan presiden harus melewati proses yang tidak sederhana, mulai dari penentuan alasan pemberhentian presiden, hingga proses panjang yang harus dilewati. Pelipatan dan agregasi ini, akan menimbulkan kegaduhan, dimana saat pemilu harus berlangsung damai. Kondisi ini memungkinkan untuk mematiknya menjadi kecacatan dalam pemilu sehingga bisa dilakukan klaim -klaim kepada yang menang bahwa itu kecurangan, ini adalah modus baru politik di Indonesia.
Dengan kata lain, keadaan yang runyam. Usulan pemakzulan melahirkan kegaduhan ini antitesa dengan Pemilu damai. Inisiasi agregat kegaduhan, meminjam teori terbentuknya spesi radikal bebas pada ilmu kimia, akan bisa memicu reaksi berantai yang berkepanjangan. Kalau sudah gaduh maka, dengan mudah untuk diklaim bahwa pemilu itu curang, Kondisi ini baik untuk menuduh pihak lawan berlaku curang sehingga yang menang pun menjadi tidak legitimate. Sehingga negeri bisa kacau, dan kemungkinan bisa jadi kudeta sipil atau militer.
Akhirnya, kegaduhan, memang dapat direkayasa, karena medannya adalah politik, menarik mengingat pesan R. A. Butler, seorang politikus Partai Konservatif Inggris, "In politics you must always keep running with the pack. The moment that you falter and they sense that you are injured, the rest will turn on you like wolves." --- Dalam politik, kamu harus selalu berlari dengan sekelompok binatang liar. Saat kamu goyah dan mereka merasakan bahwa kamu terluka, sisanya akan menyerangmu tiba-tiba seperti serigala.) Moga bermanfaat. *****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H