Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isu Pemakzulan Jokowi: Demokrasi, Otokrasi, dan Chaostic Theory?

15 Januari 2024   15:36 Diperbarui: 15 Januari 2024   16:39 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejatinya Chaos, adalah bidang studi ilmiah interdisipliner dan cabang matematika yang berfokus pada pola dasar dan hukum deterministik sistem dinamik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal, dan pernah dianggap memiliki keadaan ketidakteraturan dan ketidakteraturan yang sepenuhnya acak.

Teori chaos menyatakan bahwa dalam keacakan sistem kompleks yang kacau, terdapat pola yang mendasari, interkoneksi, putaran umpan balik yang konstan, pengulangan, kesamaan diri, fraktal, dan pengorganisasian diri.

Analog dengan isu memakzulkan presiden JOKOWi, orang sudah mengetahui bahwa pemakzulan Presiden, bukan perkara mudah. pemakzulan presiden harus melewati proses yang tidak sederhana, mulai dari penentuan alasan pemberhentian presiden, hingga proses panjang yang harus dilewati. Pelipatan dan agregasi ini, akan menimbulkan kegaduhan, dimana saat pemilu harus berlangsung damai. Kondisi ini memungkinkan untuk mematiknya menjadi kecacatan dalam pemilu sehingga bisa dilakukan klaim -klaim kepada yang menang bahwa itu kecurangan, ini adalah modus baru politik di Indonesia.

Dengan kata lain, keadaan yang runyam. Usulan pemakzulan melahirkan kegaduhan ini antitesa dengan Pemilu damai. Inisiasi agregat kegaduhan, meminjam teori terbentuknya spesi radikal bebas pada ilmu kimia, akan bisa memicu reaksi berantai yang berkepanjangan. Kalau sudah gaduh maka, dengan mudah untuk diklaim bahwa pemilu itu curang, Kondisi ini baik untuk menuduh pihak lawan berlaku curang sehingga yang menang pun menjadi tidak legitimate. Sehingga negeri bisa kacau, dan kemungkinan bisa jadi kudeta sipil atau militer.

Akhirnya, kegaduhan, memang dapat direkayasa, karena medannya adalah politik, menarik mengingat pesan R. A. Butler, seorang politikus Partai Konservatif Inggris, "In politics you must always keep running with the pack. The moment that you falter and they sense that you are injured, the rest will turn on you like wolves." --- Dalam politik, kamu harus selalu berlari dengan sekelompok binatang liar. Saat kamu goyah dan mereka merasakan bahwa kamu terluka, sisanya akan menyerangmu tiba-tiba seperti serigala.) Moga bermanfaat. *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun