Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Relasi Megawati-Jokowi: Utopia-Distopia dan Konservatif -Progresif?

14 Januari 2024   03:46 Diperbarui: 14 Januari 2024   07:09 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilu kian dekat. Suhu politik semakin hangat dan panas.  Para elit dan pemimpin partai membuat statemen, asumsi dan kecurigaan terus dilempar ke publik, setiap statemen selalu bermakna ganda, diterima atau ditolak olah publik. Berbagai startegi pun digelar.  Adu strategi sejatinya untuk memikat hati sang rakyat agar mencoblosnya di bilik suara.

Sampai disana politik memang menyajikan sebuah pesan, seperti yang dikemukakan oleh George Orwell, sastrawan asal  Inggris "Bahasa politik dirancang untuk membuat kebohongan terdengar jujur dan pembunuhan menjadi dihormati."

Oleh sebab itu,  pesan dan statemen politik dari Megawati  saat HUT PDIP ke 51 menjadi kian menarik, dalam ketidakhadiran Presiden Jokowi, menjadi kian bermakna penting, sebab Megawati menyebut PDIP Solid Bukan karena Presiden atau Elite. Artinya tanpa presiden atau elite partai,  tetap  PDIP itu besar.  

Dibingkai itu, maka ucapan ini sejatinya bertolak belakang  dengan dalil Aristoteles yang terkenal itu, "Politisi juga tidak punya waktu luang, karena mereka selalu mengincar sesuatu di luar kehidupan politik itu sendiri, kekuasaan dan kemuliaan, atau kebahagiaan" maknanya adalah komponen partailah yang bergerak, tentu gerakannya itu  dapat  membesarkan partai.

Lalu pertanyaan yang bisa dikemukakan adalah, Apakah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dapat dikatakan sebagai sosok Konservatif? Entahlah!  Mendengar pidato politik  pada perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-51 PDIP di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta Selatan pada Rabu, 10 Januari 2024. , menguatkan kearah  itu.

Kalau dirunut per definisi bahwa,  konservatif  adalah filosofi budaya, sosial, dan politik yang berupaya untuk mempromosikan dan melestarikan institusi, adat istiadat, dan nilai-nilai tradisional. Prinsip utama konservatisme mungkin berbeda-beda dalam kaitannya dengan budaya dan peradaban di mana ia muncul. Maka Pernyataan dan idealisme yang selalu dikemukakan Megawati nampaknya seiring  dengan kriteria  konservatif itu.

Uraian ini jelas nampak dalam kedirian Megawati  beserta PDIP-nya. Mengapa demikian? Merunut Dalam budaya Barat, narasi itu tidak kaku, sangat bergantung pada negara tertentu, kaum konservatif berusaha untuk mempromosikan berbagai institusi, seperti keluarga inti, agama terorganisir, militer, negara-bangsa, hak milik, supremasi hukum, aristokrasi, dan monarki.Kaum konservatif cenderung menyukai institusi dan praktik yang menjamin ketertiban sosial dan kesinambungan sejarah.

Sampai di situ, Megawati ada di koridor itu, sebuah koridor yang terus dipertahankan " Kesinambungan sejarah inilah titiknya semakin  jelas, bahwa Megawati selalu menyebutkan bahwa Dia dengan PDIP-nya  selalu menerus tradisi politik  atau ideologinya  Bung Karno, sebagai founding Father Indonesia, partai wong cilik. Walaupun kini, para elit politiknya memang terkesan semakin menjauh  dari 'kebijakan membela  wong cilik"

Kebijakan Partai wong cilik itu, kini memasuki wilayah apa yang disebut Sir Thomas More dalam bukunya tahun 1516,  sebagai Konsep Utopia, suatu konsep  yang menggambarkan masyarakat pulau fiksi di Dunia Baru. Dilansir dari laman Oxford dictionary, kata utopia secara spesifik menjelaskan tentang tempat imajiner atau negara dimana semuanya berjalan sempurna.  Kesan Utopia yang semakin kentara karena banyak kepentingan rakyat dianulir, salah satu Undang-undang perampasan aset.

Sebab, Utopia hipotetis berfokus pada, antara lain, kesetaraan dalam kategori seperti ekonomi, pemerintahan, dan keadilan, dengan metode dan struktur penerapan yang diusulkan berbeda-beda menurut ideologinya.

Untuk itu, partai wong cilik, adalah utopia yang semakin kentara  jauh panggang dari  api, sebab  Ideologi ini  sejatinya meneruskan konsep Marhaenisme Bung Karno, Marhaenisme itu  disintesis  dari pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai dengan sifat dan budaya Indonesia, atau secara sederhana disebut sebagai "Marxisme yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia". Kini keberadaannya yang semakin di lindas oleh liberalisme dalam praktek-praktek bernegaranya.  Terbukti banyaknya kasus korupsi yang melibatkan ' anggota partai ini" Korupsi  tentu Tindakan menyengsarakan rakyat, pertanyaannya dimana keberpihakan pada wong cilik, kalau  bantuan sosial harus dikorupsi, seperti dilakukan Menteri sosial  Juliari Batubara beberapa tahun lalu?

 Tidak berlebihan bila   wong cilik sejatinya adalah kristalisasi baru terhadap marhaenisme itu, suatu  ideologi politik sosialis yang bermula dan dikembangkan oleh Presiden pertama Indonesia, Sukarno, tak membumi masih hanya wacana di awang-awang,  dimana rakyat mulai menjerit dengan meningkatnya pajak, harga-harga yang terus  meningkat dan hutang yang semakin menumpuk itu, serta lingkungan yang semakin rusak, sampah plastik yang terus membengkak tanpa solusi. Kondisi ini seharusnya menjadi perhatian  PDIP di dewan, karean suaranya mayoritas.

Ideologi membela wong cilik dalam ideologi  Marhaenisme , yang diambil dari nama seorang petani, Marhaen, yang mengaku ditemui Soekarno di dekat Bandung. Sukarno dalam pidato Indonesia Menggugat, tahun 1930, sejatinya gambaran bahwa   banyak petani Indonesia yang memiliki tenaga kerja dan menggunakannya terutama untuk diri mereka sendiri, meskipun mereka miskin. Anehnya para petani tak tergarap dengan baik. Lalu wong ciliknya dimana mau dibantu?

Pernyataan PDIP besar karena rakyat dan bukan karena presiden, pemilu bukan alat kekuasaan elite politik,presiden Jokowi memang tidak diakui   membesarkan PDIP,Sangat kentara pernyataan ini sangat kontradiktif.  Ketika Jokowi tidak  seirama, dan kandidat capres PDIP yang menyerang Jokowi, elektabilitas mereka merosot. Serta  Megawati, terkesan agak gelisah dan marah. Ini adalah bukti arogansi yang sangat nyata untuk tidak mengakui bahwa presiden tidak berpengaruh pada perolehan suara Partai. .

Relasi Megawati -Jokowi  sesungguhnya berada  titik kritis saat ini, karena    perbedaan pendekatan dalam memaknai perjalan zamanlah menyebabkannya. Mungkin Jokowi beberapa gagasannya tak diamini di PDIP, atau kekamampuannya mereformasi PDIP menemui jalan buntu.Bisa jadi  secara internal tak mampu mengubahnya, maka jalan satu-satunya adalah berada di luar, sehingga PDIP menjadi lebih baik. Kalau begitu sejati niat Jokowi luhur. Artinya cintanya bertepuk sebelah tangan.

Diterminal itu. Jokowi tampil sebagai sosok  Distopia, yang merupakan   lawan UTOPISnya Megawati dan  PDIP, Distopia adalah lawan dari UTOPIA. Walaupun saat ini pemikiran Distopia karena Jokowi tidak sesuai dengan PDIP yang pernah melahirkannya.

PDIP dan oposisi  Jokowi,  memandang Jokowi sebagai distopia beralasan. Karena dalam benak mereka distopia , adalah sosok, atau komunitas yang berspekulasi yang sangat buruk atau menakutkan berjalan di luar rel.

 Distopia adalah  antonim dari utopia, yang menciptakan cetak biru untuk masyarakat ideal dengan kejahatan, kekerasan, dan kemiskinan yang minimal. Hubungan antara utopia dan distopia pada kenyataannya bukan merupakan pertentangan sederhana, karena banyak elemen dan komponen utopia juga ditemukan dalam distopia, dan sebaliknya. Artinya tergantung sudut pandang.

Dengan tidak berpihak Pada Ganjar-Mahfud, maka Jokowi sebagai penganut Distopia sering kali ditandai dengan penyematan rasa ketakutan atau kesusahan, pemerintahan yang kejam dengan kurang  etika politik dan memperalat hukum dan pegkhianat.

Tema-tema yang khas dari masyarakat distopian meliputi: kontrol penuh atas orang-orang dalam suatu masyarakat melalui penggunaan propaganda, sensor informasi yang ketat atau penolakan terhadap pemikiran bebas, pemujaan terhadap tujuan yang tidak dapat dicapai, hilangnya individualitas sepenuhnya, dan penegakan konformitas yang ketat, itu beberapa bahan yang kerap dilontarkan oleh lawan politik Jokowi dan kini juga dilakukan oleh  PDIP.

Di sisi menerima Jokowi, dia  bisa dianggap sebagai  pemimpin, meminjam konsep Immanuel kant, yakni sosok yang  progresif. Konsepnya satu progres atau  maju, secara detail di zaman modern ini, atau menganut paham progresivisme,, yakni filosofi politik yang berpendapat bahwa perbaikan masyarakat dapat dilakukan melalui reformasi politik atau melalui mandat pemerintah. Reformasi politik dengan perubahan aturan dan perundang-undangan untuk memaksimalkan kenerja pemerintah untuk menuju kemajuan. Misalnya ditetapkannya, Omnibus low dan lain lain.

 Sebagai sebuah gerakan politik, progresivisme berupaya untuk memajukan kondisi manusia melalui reformasi sosial berdasarkan kemajuan yang diakui dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan organisasi sosial. Lewat Pendidikan adalah, aliran progresivisme itu menekankan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan lingkungannya dengan menerapkan kecerdasan yang dimilikinya dan metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul baik dalam kehidupan personal  manusia itu sendiri maupun kehidupan sosial.

Progresivitas Jokowi tampak Ketika kita melihat, Jokowi dengan hingar bingar membangun berbagai fasilitas umum mulai dari pinggiran, membangun infrastruktur agar orang bisa cepat maju, akses internet dan akses lalu lintas yang terus maju. Ini adalah contoh, progress, dan seiring dengan pandangan politik semakin populer di dunia Barat yang menyatakan bahwa kemajuan terhambat oleh kesenjangan ekonomi yang besar antara si kaya dan si miskin dan Jokowi ingin memperpendek jurang itu.

Maka nampaknya, Jokowi lebih condong pada aliran progressive dari konservatif. Pada tataran itulah, mengapa  relasi Jokowi dan megawati berada dalam titik terendah saat ini.Moga bermanfaat****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun