Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Debat Capres: Etika, Politik Sengkuni dan Machiavellian?

10 Januari 2024   21:57 Diperbarui: 10 Januari 2024   22:52 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bung.... banyak yang termehek-mehek, banyak pejabat yang mengklarifikasi, menulis komentar yang tidak etis juga, memaki, dan lain-lain atas serangan Anies dan Ganjar, kedua  kandidat ini benar-benar menjalankan dalil Post Truth, fakta obyektif tidak penting. Bung.

 Perlu diingat bahwa, tak ada yang salah atas strategi ini. nampaknya semua ingin menunjukkan emosi, yang pada akhirnya, mereka sadar " membangun negara harus ikut berpartisipasi, tidak golput , tidak masa bodoh.

Di terminal ini, paslon 01 dan 03 , memang berhasil membangunkan 'sebagian rakyat untuk memilih pemimpinnya yang tepat. Tidak pasif, diharapkan rakyat agar merasa takut salah pilih.

Ya dibingkai itu, ... politik sering abu-abu, yang konsisten adalah perubahan, yang nyata bisa berubah kalau itu dikonsumsi terus menerus, menjadi kebenaran umum, itulah yang diamini sebagai post truth, sebua petuah sakti abad 21, Dia, hadir mengacu pada dokumentasi dan keprihatinan abad ke-21 tentang perselisihan atas klaim kebenaran public, penyebab spesifik secara historis dan efek fenomena. Prabowo maupun Jokowi apapun dia tetap menjadi 'sasaran ' dengan dicoba digugat lewat kebebasan yang dimiliki benak publik

Para kandidat, tidak merasa risih dengan predikat Sengkuni atau penerus strategi Machiavelli. Itu tidak penting, yang penting masyarakat sadar peran mereka harus terlibat dalam pemilihan, dan harus berduyun-duyun mendatangi TPS. Tidak menjadi golput. Karena pemilu ini biayanya sangat tinggi.

Predikat sengkuni dan tidak etis, tidak bisa membalas budi terus diumbar, dan ditujukan pada Anis, yang kelihatan terus menyerang Ketika debat ketiga itu, sehingga emosi public terbangun, maka

Sesungguhnya, Anies Baswedan memberikan nilai tambah dari permainan politik cantiknya dalam debat. Paslon 1 mampu mengangkat Prabowo dengan 'permainan politik itu, Prabowo kelihatan dizalimi, kini, banyak  anggota  masyarakat berkomentar, mereka siap-siap mencoblos paslon 2 dengan suka rela.  Sampai di situ, sesungguhnya, Anies telah membalas budi baik Prabowo atas 'penjualan tanahnya, untuk biayai  agar Anies, dapat menjadi Gubernur Jakarta, seperti banyak di suarakan di Tik-tok. Tentu ini politik Bung! jalan politik memang  penuh liku.

Teman saya berkata, di Bale bengong itu, namanya made,  karena dia selalu menelaah, kata Prabowo nampaknya, made lebih memihak pada   kata Prabowo, "kalau engkau dihina, sejatinya engkau diperhitungkan, begitu Prabowo mengulang pesan gurunya. Ya... wajar lah made  ini sangat tersentuh 'penampilan Prabowo, yang terus diserang oleh kedua kandidat. 

Diterminal itu ,  Sean O'Casey , seniman asal Irlandia pernah berucap, Politik? Saya tidak tahu mengapa, tapi mereka tampaknya memiliki kecenderungan memecah belah kita, memisahkan kita satu sama lain, sementara alam selalu merupakan usaha menyatukan kita bersama-sama. Itu sebabnya setiap kehadiran pemilu, hadir kita saling berkompetisi, dan kita saling berpisah, yang kemudian selanjutnya bertemu lagi. Artinya tak perlu lama-lama, adu gagasan yang penting.

Diterminal itu, debat politik, peluru debat yang dilemparkan para kandidat adalah sebuah fenomena yang hendak digarap dengan frasa dinamis, yakni dalil, "politik pasca-kebenaran" secara akademis, Politik adalah strategi untuk meraih kekuasaan, dengan memiliki kekuasaan dia akan memperjuangkan 'ideologinya dalam memajukan negara, sejatinya tidak ada yang salah.

Sengkuni merupakan paman dari para Korawa yakni dari pihak ibu. Ia merupakan paman para Korawa yakni dari pihak ibu. Sengkuni dengan perawakan tegap dan rambut sebahunya yang dikuncir ke belakang terkenal sebagai tokoh licik yang selalu menghasut para Korawa agar memusuhi Pandawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun