Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Guru Nasional: Guru adalah Satu-Satunya Orang Yang Kehilangan Tidurnya karena Anak Orang Lain

26 November 2023   14:47 Diperbarui: 26 November 2023   15:30 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat tanggal 25 Nopember 2023, pada Pagi hari, saya mendapat ucapan dari salah satu mantan mahasiswa saya, yang sebagian besar mereka adalah guru, 'Selamat hari Guru, Pak moga sehat selalu dan sukses mencerdaskan anak-didiknya. Kami semua meneruskan karya bapak. Katanya dalam WA, yang saya baru sadar bahwa hari itu adalah Hari Guru Nasional. Saya jawab, terima kasih teruslah mencerdaskan anak-anak bangsa, jawab saya , sebuah ungkapan yang sangat umum, dan terkesan nasionalis dengan retorika politik yang amat bombastis. Ketika orang banyak berteriak , atas nama menjaga nasionalisme dan menjaga NKRI harga mati. kami para guru tetap mengais remah-remah rasa peduli untuk bisa bangkit memajukan generasi.

Oleh karena itu, Guru itu sejatinya luar biasa.  Saya ga peduli, ungkapan itu dicibir, karena kita harus begitu, dengan predikat "pahlawan tanpa tanda Jasa" itu sejati bermakna dalam. 

predikat pahlawan yang disematkan pada guru  itu yang harus dihargai dan di resapi dengan hati yang dalam.  Coba  anda bandingkan, pahlawan yang gugur  zaman kemerdekaan, kalau dibandingkan dengan  kita , yang guru saat ini, masih ada harapan, mungkin kita tidak 'mengorbankan nyawa kita, namun waktu dan bahkan harta untuk membangun generasi bangsa. paling tidak meneruskan 'nilai-nilai luhur 'yang menjadi pegagangan para pahlawan itu" 

Tidak berlebihan lah, bahwa kita masih melihat ada yang mengabdi sampai 15 tahun atau lebih baru bisa lulus P3K, awalnya dengan gaji seadanya, namun rela mengabdi pada anak didik, betapa hebat perjuangan teman-teman guru itu, lebih-lebih di wilayah yang disebut 3T ( Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) dan T yang lain yakni termiskin. Siapa yang mau peduli dengan nasib mereka, kecuali guru-guru yang mau susah payah mendidik tunas tunas bangsa di wilayah itu.

Guru menjadi sebuah profesi yang kerap tidak jauh dari kesan kurang, ingat Lagu Umar Bakri' seorang guru naik sepeda mengasuh dan berpapasan dengan muridnya yang dijemput pakai mobil mewah. , namun karyanya memang tidak bisa langsung diukur dalam ukuran bulan atau tahun, namun itu kelihatan dalam jenjang waktu yang lama. Ketika saya mengajar memang harapannya adalah, membuat dia mampu untuk bertanggung jawab pada hidupnya, dan kemandirian, serta memiliki skil untuk mengisi hidup ini.

Di wilayah itu, berdur rasa dan jiwa bahwa,  Seni tertinggi guru adalah membangkitkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan serta guru yang baik dapat menginspirasi harapan, menyalakan imajinasi, dan menanamkan kecintaan belajar

Suatu saat saya bertanya kepada mahasiswa S2 saya, dia kuliah sambil mengabdi  di salah satu SD terpencil, di lokasi jauh, padahal dia bisa mengambil pekerjaan di bidang pariwisata, karena dia pintar berbahasa asing, dengan honor yang hanya cukup membeli sabun, dan uang bensin masih minta pada orang tuanya, mengapa dia tetap bertahan menjadi guru. Jawabnya yang membuat saya  merenung jauh. Saya senang dengan anak-anak pak, dan saya selalu dianggap Keluarga mereka, betapa bahagianya , kalau ada kegiatan sedikit saja di rumah kami, mereka datang ke rumah, persis seperti keluarga sendiri. Interaksi ini yang saya rasa tulus , tidak saya temukan di tempat lain. Pak, katanya. 

Dari ungkapan itu, Saya kini jadi paham, orang tidak melulu mengejar  kebahagian dengan ukura dari jumlah uang, dan dia  merasa bahagia dengan punya banyak anak didik dan saudara. benar lah adanya, bahwa, Guru memengaruhi keabadian; tidak ada yang tahu di mana pengaruh mereka berhenti

Kembali ke WA, mantan mahasiswa saya, saya ucapkan terima kasih, lalu saya lupa bahwa kita ternyata akan datangnya i  hari guru, nasional. Mengapa demikian ?  Hari  itu memang full melaksanakan  kewajiban saya. mempersipkan bahan berbagai tagihan untuk kegiatan penelitian, pengabdian dan lain, karena karena tutup anggaran akhir tahun. Malam kemarinnya, sedang memeriksha beberapa karya observasi mahasiswa PPG, di SMP Negeri 2 Sawan, Buleleng. saya melihat dan memeriksa RPP (Rencana Pelaksanaan  Pembelajaran), ada beberapa yang telah bagus namun ada yang masih kurang, begitulah selalu, kadang memeriksa, laporan kerja lapangan mahasiswa. Memang benar adanya kerja yang selalu menginginkan anak-anak orang lain menjadi pintar.

Namun, demikian guru-guru yang juga menjadi mahasiswa S2 saya, dia selalu mengatakan kuliah sambil tetap mengajar memang harus pintar memanajemen waktu, memeriksa ulangan siswa dan sampai larut malam. Benara pa yang dikatakan oleh Nicholas A. Ferroni, Educators are the only people who lose sleep over other people's kids /Guru adalah satu-satunya orang yang kehilangan tidur karena anak orang lain yang saya pakai judul pada tulisan ini.

Nick dinobatkan sebagai salah satu dari "100 Membuat Perbedaan" atas komitmennya terhadap reformasi pendidikan dan telah mengembangkan kampanye "Ajarkan Kebenaran" untuk memasukkan lebih banyak tokoh minoritas dalam kurikulum ilmu sosial serta memasukkan sejarah Hak Sipil Gay dan Lesbian pergerakan. Dia baru-baru ini dinobatkan sebagai "Upstander of the Year" oleh HRC (Kampanye Hak Asasi Manusia) atas advokasi dan dukungannya yang blak-blakan terhadap pemuda LGBT. Nick telah mendapat perhatian nasional dari banyak pendidik dan publikasi atas metodologinya yang unik dan inovatif dalam berhasil menjangkau siswa kontemporer dan perkotaan. Penghargaan terbaru Nick adalah dinobatkan sebagai "Juara Perubahan" oleh cabang Wanita Perserikatan Bangsa-Bangsa

Dok-Ayu Sri Wahyuni
Dok-Ayu Sri Wahyuni

Dalam ulasan ini perlu diketahui bahwa latar belakang peringatan itu hari guru, Guru itu sejatinya bagaimana, dan berbagai kegiatan untuk menyambut dan merayakan hari guru itu,

HISTORI PERINGATAN HARI GURU NASIONAL?

Seorang guru, juga disebut guru sekolah atau secara formal seorang pendidik, adalah orang yang membantu siswa memperoleh pengetahuan, kompetensi, atau kebajikan, melalui praktik mengajar. Guru adalah tokoh yang sangat berarti dalam hidup. Jasanya begitu terasa sebagai bekal hidup. What greater or better gift can we offer the republic than to teach and instruct our youth?" - Marcus T. Cicero (Hadiah lebih indah apa yang dapat kita tawarkan pada negara selain mengajar orang muda?)

Secara informal peran guru dapat diambil oleh siapa saja (misalnya ketika menunjukkan kepada rekan kerja bagaimana melakukan tugas tertentu). Di beberapa negara, pengajaran terhadap generasi muda usia sekolah dapat dilakukan di lingkungan informal, seperti di dalam keluarga (homeschooling), bukan di lingkungan formal seperti sekolah atau perguruan tinggi. Beberapa profesi lain mungkin melibatkan banyak pengajaran (misalnya pekerja muda, pendeta).

Di sebagian besar negara, pengajaran formal terhadap siswa biasanya dilakukan oleh guru profesional yang dibayar. Artikel ini berfokus pada mereka yang dipekerjakan, sebagai peran utama mereka, untuk mengajar orang lain dalam konteks pendidikan formal, seperti di sekolah atau tempat pendidikan atau pelatihan formal awal lainnya.

Guru sering diberikan pahlawan tanda jasa. Namun fungsinya sangat besar, saat ini guru adalah tiang penyangga kemajuan bangsa.lebih-lebih menyambut Indonesia emas tahun 2045.

Peringatan Hari Guru ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan Kongres Guru Indonesia di Surakarta pada 23, 24, dan 25 November tahun 1945 lalu. Kongres ini mempersatukan semua guru dari berbagai latar belakang ke dalam organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Dok-Humas SMP PGR 2 Denpasar 
Dok-Humas SMP PGR 2 Denpasar 

Seorang guru itu adalah orang yang memengaruhi keabadian serta tidak pernah bisa mengungkapkan dimana pengaruhnya berhenti.""Seorang guru itu adalah orang yang memengaruhi keabadian serta tidak pernah bisa mengungkapkan dimana pengaruhnya berhenti." Mereka yang tahu, lakukan. Mereka yang mengerti, mengajar." Pesan -- Aristoteles

KEGIATAN MERIAH MENYAMBUT HARI GURU DI SMP PGRI 2 DENPASAR 

Dalam rangka menyambut dan memeriahkan hari Guru nasional melakukan kegiatan (1) Upacara bendera, dilanjutkan dengan ramah tamah dan peniupan lilin di Gedung serba guna SMP PGRI 2 Denpasar.

Sejarah singkat SMP PGRI 2 Denpasar .

Menyadari akan tanggung jawabnya sebagai guru profesional yang terhimpun dalam organisasi PGRI, disertai keinginan luhur untuk ikut menunjang pembangunan pendidikan, maka PGRI Cabang Badung mewujudkan partisipasinya dengan mendirikan lembaga Pendidikan Menengah Pertama yaitu SMP PGRI 2 Badung. Untuk merealisasi cita-cita tersebut, maka dibentuklah Badan Persekolahan PGRI Cabang Badung diketuai oleh I Gst. Alit Made Wiska, BA.yang akan menangani langsung pembentukan SMP PGRI 2 Badung

Pada tanggal 1 Januari 1976 diadakanlah rapat PGRI Cabang Badung cq. Sekbid Pendidikan bertempat di Kandep. P dan K Kec. Denpasar, dengan mengundang orang-orang/guru-guru yang dipandang mau dan mampu untuk mengemban tugas untuk mendirikan sekolah.

Program selanjutnya adalah membuka pendaftaran siswa baru pada bulan Januari 1976, meski agak terlambat calon siswa yang mendaftar mencapai 54 orang dengan rincian 33 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Setelah mengalami seleksi pada akhirnya diterima sebanyak 38 orang.

Lokasi tempat belajar siswa untuk angkatan pertama ini meminjam pada SD.No.32 Denpasar, sebanyak 4 (empat) lokal ditambah satu ruang untuk kantor guru dengan berbagai fasilitasnya.

Badan Persekolahan PGRI Cabang Badung menetapkan I Made Musna sebagai Kepala Sekolah pertama

Seiring dengan pertumbuhan penduduk, perubahan kebijakan dan situasi politik, maka terjadilah pemekaran Kabupaten Badung menjadi Kabupaten Badung dengan wilayah kecamatan Petang, Kecamatan Mengwi, Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Kuta , dan Kota Denpasar dengan wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kecamatan Denpasar Timur dan Kecamatan Denpasar Barat.

Berangkat dari diberlakukannya Otonomi Daerah dan otonomi Pendidikan, sekolah/madrasah diberikan keleluasaan untuk mengatur semua aktivitasnya sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Dok-Ayu Sri Wahyuni
Dok-Ayu Sri Wahyuni

Desentralisasi pendidikan harus dimaknai sebagai upaya peningkatan layanan pendidikan bagi masyarakat. Pemberian otonomi kepada sekolah/madrasah dapat dilaksanakan melalui manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah/madrasah, dan pembentukan komite sekolah/madrasah, dimana keterlibatan dan tanggung jawab orang tua dan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan diharapkan lebih besar.

Alasan klasik yang ada pada insan pendidik bahwa mutu pendidikan akan sulit dicapai akibat kurangnya sarana pembelajaran, droping alat yang diberikan kepada sekolah ada kalanya tidak sesuai dengan kebutuhan riil di sekolah, sehingga bersifat mubazir. Walaupun sekolah ini mengembangkan/membuat alat peraga (media) pembelajaran tetap akan terbentur pada waktu dan biaya yang tersedia. Sebagai sekolah swasta tentulah sarana/media pembelajaran yang tersedia belum lengkap, untuk itu kami sangat mengharapkan bantuan berupa subsidi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah kami. Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai sekolah merumuskan visi dan misi.

Dok-Ayu Sri Wahyuni
Dok-Ayu Sri Wahyuni

Dalam rangka HUT Hari Guru Nasional, Kegiatan ramah tamah dilakukan dengan memberikan Piagam apresiasi Guru tahun 2023, berbagai prestasi ditunjukkan oleh guru diberikan hadiah dan piagam penghargaan , demikian diinfokan kepada penulis oleh kepala sekolah SMP PGRI 2 Denpasar. Ibu Ayu Sri Wahyuni SPd., MPd.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun