Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mital Plameps-Mesin Pirolisis dari UMSU, Menarik Perhatian di KMI EXPO XIV

18 November 2023   13:15 Diperbarui: 18 November 2023   13:15 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok-Chichilia Angelina Sipayung

 

Ada beberapa hal yang menarik dari KMI EXPO yang telah ditutup malam kemarin (17 Nopember 2023). Dari aspek keterlibatan dan proses pengadaan dianggap sukses, dan mahasiswa Undiksha sangat bangga dengan dilibatkannya Undiksha, karena mereka dapat melihat dari dekat karya -karya mahaiswa Indonesia yang inovatif. 

Mahasiswa yang mengunjungi akan melihat dari aspek kepentingannya masing-masing, salah satu mahasiswa saya yang mengambil mata kuliah pengolahan limbah Industri, memang mereka mencari hal-hal yang berkaitan dengan pengolahan limbah, baik limbah padat , cair maupun gas. 

Saya selaku dosen pengampu mata kuliah tersebut, memintanya untuk mencari ide-ide baru, dari temuan kreativitas mahasiswa yang mereka temui. Salah satu yang menarik mereka adalah 'mesin pirolisis"   dengan nama Mital Plamepss, yang dipamerkan oleh mahasiswa dari Universitas Muhamaddiyah Sumatera Utara (UMSU).

Oleh karena  berkaitan dengan pengolahan limbah plastic sampai menjadi minyak seperti minyak 'tanah", dalam kesempatan ini saya coba mengulas beberapa hal antara lain, :  Pirolisis, plastic, limbah Plastik, dan hasil wawancara mahaiswa kami dengan mahasiswa penjaga pameran tersebut, sebagai naras umber.

Mesin pyrolysis 

Proses pirolisis (atau devolatilisasi) adalah dekomposisi termal bahan pada suhu tinggi, seringkali dalam atmosfer inert.Kata ini diambil  dari unsur turunan Yunani pyro "api", "panas", "demam" dan lisis "pemisahan".

Pirolisis paling umum digunakan dalam pengolahan bahan organik. Ini adalah salah satu proses yang terlibat dalam pembakaran kayu. Secara umum, pirolisis zat organik menghasilkan produk yang mudah menguap dan meninggalkan arang, residu padat kaya karbon. 

Pirolisis ekstrim, yang sebagian besar menyisakan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi. Pirolisis dianggap sebagai langkah pertama dalam proses gasifikasi atau pembakaran.

Proses ini banyak digunakan dalam industri kimia, misalnya untuk memproduksi etilen, berbagai bentuk karbon, dan bahan kimia lainnya dari minyak bumi, batu bara, dan bahkan kayu, atau untuk memproduksi kokas dari batu bara. Ini juga digunakan dalam konversi gas alam (terutama metana) menjadi gas hidrogen dan arang karbon padat, yang baru-baru ini diperkenalkan pada skala industri. 

Penerapan pirolisis aspirasional akan mengubah biomassa menjadi syngas dan biochar, sampah plastik kembali menjadi minyak yang dapat digunakan, atau sampah menjadi bahan sekali pakai yang aman.

Sedangkan yang dimaksud dengan Mesin Pirolisis Plastik,  merupakan alat yang digunakan untuk mengolah sampah plastik dan mengubahnya menjadi Bahan Bakar Minyak. 

Mesin pengolah sampah plastik ini dapat menjadi jalan keluar dari banyaknya limbah sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang menjadi biji plastik ataupun kerajinan.

Dok-Chichilia Angelina Sipayung
Dok-Chichilia Angelina Sipayung

SELAYANG PANDANG PLASTIK

Plastik adalah berbagai macam bahan sintetik atau semi sintetik yang menggunakan polimer sebagai bahan utamanya. Plastisitasnya memungkinkan plastik untuk dicetak, diekstrusi, atau ditekan menjadi benda padat dengan berbagai bentuk. 

Kemampuan beradaptasi ini, ditambah berbagai sifat lainnya, seperti ringan, tahan lama, fleksibel, dan murah untuk diproduksi, telah menyebabkan penggunaannya secara luas. 

Plastik biasanya dibuat melalui sistem industri manusia. Kebanyakan plastik modern berasal dari bahan kimia berbasis bahan bakar fosil seperti gas alam atau minyak bumi; namun, metode industri terkini menggunakan varian yang terbuat dari bahan terbarukan, seperti turunan jagung atau kapas.

Diperkirakan 9,2 miliar ton plastik telah dibuat antara tahun 1950 dan 2017. Lebih dari separuh plastik ini telah diproduksi sejak tahun 2004. Pada tahun 2020, 400 juta ton plastik diproduksi.[2] Jika tren permintaan plastik global terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2050 produksi plastik global tahunan akan mencapai lebih dari 1,1 miliar ton.

Keberhasilan dan dominasi plastik yang dimulai pada awal abad ke-20 telah menyebabkan permasalahan lingkungan yang luas, karena lambatnya laju dekomposisi plastik di ekosistem alami. 

Sebagian besar plastik yang diproduksi belum digunakan kembali, atau tidak dapat digunakan kembali, baik tertimbun di tempat pembuangan sampah atau bertahan di lingkungan sebagai polusi plastik. 

Polusi plastik dapat ditemukan di semua perairan utama dunia, misalnya menciptakan tumpukan sampah di seluruh lautan di dunia dan mencemari ekosistem darat. Dari seluruh plastik yang dibuang sejauh ini, sekitar 14% telah dibakar dan kurang dari 10% telah didaur ulang.

Limbah Plastik  

Limbah merupakan faktor penting dalam distribusi mikroplastik. Faktanya, antara 80 hingga 90 persen partikel plastik yang terkandung dalam limbah, seperti dari serat garmen, bertahan dalam lumpur, kata penelitian tersebut. 

Lumpur limbah sering digunakan di ladang sebagai pupuk, yang berarti ribuan ton mikroplastik berakhir di tanah kita setiap tahunnya. Mikroplastik bahkan dapat ditemukan di air keran.

Dok-Chichilia Angelina Sipayung
Dok-Chichilia Angelina Sipayung

Selain itu, permukaan pecahan kecil plastik dapat membawa organisme penyebab penyakit dan menjadi vektor penyakit di lingkungan. Mikroplastik juga dapat berinteraksi dengan fauna tanah sehingga mempengaruhi kesehatan dan fungsi tanah. "Cacing tanah, misalnya, membuat liangnya berbeda ketika terdapat mikroplastik di dalam tanah, sehingga mempengaruhi kebugaran cacing tanah dan kondisi tanah," kata sebuah artikel di Science Daily tentang penelitian tersebut.

Efek beracun

Pada tahun 2020, studi lapangan pertama yang mengeksplorasi bagaimana keberadaan mikroplastik dapat mempengaruhi fauna tanah diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society. 

Makalah tersebut mencatat bahwa pencemaran mikroplastik terestrial telah menyebabkan berkurangnya spesies yang hidup di bawah permukaan, seperti tungau, larva, dan makhluk kecil lainnya yang menjaga kesuburan tanah.

Plastik yang diklorinasi dapat melepaskan bahan kimia berbahaya ke dalam tanah di sekitarnya, yang kemudian dapat meresap ke dalam air tanah atau sumber air lain di sekitarnya, dan juga ekosistem. Hal ini dapat menyebabkan berbagai dampak yang berpotensi membahayakan pada spesies yang meminum air tersebut.

Limbah plastic semakin membuat  tak nyaman, plastic masih sulit  didegradasi  oleh mekroorganisme. Berbagai aturan telah dibuat untuk mengurangi limbah yang dihasilkan inilah yang perlu dicarikan jalan keluar.

Sampah plastik sebanyak 1,3 miliar ton diperkirakan bakal mencemari daratan dan lautan dunia pada 2040 mendatang, kecuali jika khalayak menggelar aksi global. Seorang peneliti menyebut hal ini "mengerikan".

Di Bali sampah plastic terus merangkak naik,  Sungai Watch, lembaga swadaya yang berfokus dalam penyelamatan lingkungan, merilis Impact Report 2021, beberapa waktu lalu. 

Di dalamnya berisi audit sampah dengan menganalisis 15 kantong sampah sebagai sampel dari Oktober 2020 hingga Desember 2021. Total ada 227.842 unit sampah yang diteliti, termasuk sampah plastik. 

Berdasarkan penelitian, ada 10 besar produsen terdeteksi menjadi penyumbang polusi sampah plastik terbesar di wilayah Bali. Di posisi pertama ditempati oleh Danone Aqua, dengan temuan 25.486 unit sampah atau sekitar 12 persen dari total sampah yang dianalisis.

Posisi kedua ditempati oleh Wings Surya, dengan 14.409 unit sampah, disusul Orang Tua Group yang berbeda tipis, yakni 14.251 unit sampah. Posisi keempat hingga ke sepuluh berturut-turut adalah Santos Jaya Abadi, Unilever, Indofood, Mayora Indah, Coca-Cola, Garuda Food, dan Siantar Top. (https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4978717)

Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Dalam aturan tersebut, baik produsen, distributor, dan pelaku usaha dilarang menggunakan kantong plastik sekali pakai, styrofoam (Polisterina), dan sedotan plastic, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut terhadap pelanggaran yang terjadi

Mital Plameps dari UMSU 

Mahasiswa saya, yang bernama : Chichilia Angelina Sipayung , yang kebetulan mengambil mata kuliah pengolahan Limbah, di Jurusan kimia, Dia berkata kepada saya, pak di pameran  KMI EXPO 2023, yang sangat terkesan dan amat tertarik dengan  stand  adalah  dari  Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Yang  memperkenalkan , suatu produk yang menurut saya menarik dan sangat bermanfaat bagi masyarakat, dan juga pemerintah.

Produk yang dipamerkan yaitu Mital Plameps (Mesin Pirolisis) mesin yang digunakan untuk mengolah sampah (sampah plastik bening, botol bekas,) menjadi suatu hal yang sangat berguna dan bermanfaat. Mesin dengan penerapan teknologi penyulingan yang menghasilkan uap dari hasil pembakaran plastik yang bisa diubah menjadi minyak tanah yang bernilai ekonomis.

Mahasiswa yang menjaga pameran itu adalah : Syifa dan Salsabilla (naras umber) , inilah petikan wawancara yang dilakukan oleh Chichilia Angelina Sipayung dari Jurusan Kimia Undiksha,

1. Bagaimana Kesan dan Pesan kalian dalam mengikuti KMI Expo 2023?

Narasumber : KMI Expo merupakan acara yang sangat besar dan kami sangat bangga bisa menjadi perwakilan dari universitas kami untuk menunjukkan produk kami, dan kami dapat bertemu 298 universitas di Indonesia bertemu dengan teman yang lainnya dan menambah relasi kami juga. Pesannya : Semoga Undiksha selalu maju dan jaya kedepannya.

2. Mengapa kalian memilih produk ini untu kalian pamerkan/perkenalkan ke masyarakat?

Narasumber : Awalnya kami mengikuti sebuah program kampus merdeka yaitu PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) di Universitas Islam Bandung. Pada saat pertukaran ini, kami mengunjungi sebuah desa yang sudah menggunakan mesin ini untuk mengolah limbah sampaha plastik di desa tersebut. Jadi, kami berpikir bahwa ini memiliki peluang yang besar jika kami menerapkan mesin ini di kota Medan. Seperti yang kita tau, bahwasanya Medan itu limbah sampaha plastiknya sangat banyak dan tidak ada yang mengolahnya dan jika dibiarkan berakibat fatal bagi lingkungan. Mesin ini merupakan solusi atas permasalahan sampah yang terjadi di Indonesia, karena mesin ini dapat mengelola limbah sampah plastik menjadi minyak tanah.

3. Apa keunggulan dari produk yang kalian pamerkan ini?

Narasumber : Pemakaiannya mudah, harganya juga terjangkau dibanding dengan mesin pengolah sampah yang lain. Umumnya mesin sampah harganya sekitar 8-15 juta, namun kami bisa menjualnya sekitar 5.625.000. Di medan kami menjualnya dengan free ongkir, gratis pemasangan, dan ada gratis mesin selama 6 bulan.

4. Bagaimana proses dari pembuatan produk yang kalian pamerkan ini?

Narasumber : Terlebih dahulu, kami membuat meja mesinnya. Kemudian, kami membuat tabung kondektor dan tabung reaktornya. Dimana tabung reaktor itu adalah tempat terjadinya pembakaran plastik. Kemudian, ada saluran pipa. Setelah itu, pemasangan kompor untuk proses pembakaran.

Hasil wawancara dengan mahasiswa UMSU sebagai narasumber :

https://drive.google.com/file/d/1u471sMUdY2P4FisTDX_1V7lCWRKTbwYv/view?usp=sharing

Cara penggunaan mesin pengolah limbah sampah plastik :

https://youtu.be/E39Hyv1jQto?si=Af0CnukRLG5lOl2r

Kesimpulannya :

Teknologi yang digunakan dari pengolah limbah sampah plastik tersebut sehingga dapat menghasilkana minyak tanah yang bermanfaat. Produk ini cukup menarik menurut saya karena dengan mesin ini mungkin masyarakat ataupun instalasi pemerintah dapat menggunakannya sehingga tidak banyak lagi limbah-limbah plastik yang dibuang begitu saja dan tidak dimanfaatkan. Namun, mesin ini dapat mengolahnya menjadi minyak tanah. Moga bermanfaat***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun