Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mital Plameps-Mesin Pirolisis dari UMSU, Menarik Perhatian di KMI EXPO XIV

18 November 2023   13:15 Diperbarui: 18 November 2023   13:15 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok-Chichilia Angelina Sipayung

Polusi plastik dapat ditemukan di semua perairan utama dunia, misalnya menciptakan tumpukan sampah di seluruh lautan di dunia dan mencemari ekosistem darat. Dari seluruh plastik yang dibuang sejauh ini, sekitar 14% telah dibakar dan kurang dari 10% telah didaur ulang.

Limbah Plastik  

Limbah merupakan faktor penting dalam distribusi mikroplastik. Faktanya, antara 80 hingga 90 persen partikel plastik yang terkandung dalam limbah, seperti dari serat garmen, bertahan dalam lumpur, kata penelitian tersebut. 

Lumpur limbah sering digunakan di ladang sebagai pupuk, yang berarti ribuan ton mikroplastik berakhir di tanah kita setiap tahunnya. Mikroplastik bahkan dapat ditemukan di air keran.

Dok-Chichilia Angelina Sipayung
Dok-Chichilia Angelina Sipayung

Selain itu, permukaan pecahan kecil plastik dapat membawa organisme penyebab penyakit dan menjadi vektor penyakit di lingkungan. Mikroplastik juga dapat berinteraksi dengan fauna tanah sehingga mempengaruhi kesehatan dan fungsi tanah. "Cacing tanah, misalnya, membuat liangnya berbeda ketika terdapat mikroplastik di dalam tanah, sehingga mempengaruhi kebugaran cacing tanah dan kondisi tanah," kata sebuah artikel di Science Daily tentang penelitian tersebut.

Efek beracun

Pada tahun 2020, studi lapangan pertama yang mengeksplorasi bagaimana keberadaan mikroplastik dapat mempengaruhi fauna tanah diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society. 

Makalah tersebut mencatat bahwa pencemaran mikroplastik terestrial telah menyebabkan berkurangnya spesies yang hidup di bawah permukaan, seperti tungau, larva, dan makhluk kecil lainnya yang menjaga kesuburan tanah.

Plastik yang diklorinasi dapat melepaskan bahan kimia berbahaya ke dalam tanah di sekitarnya, yang kemudian dapat meresap ke dalam air tanah atau sumber air lain di sekitarnya, dan juga ekosistem. Hal ini dapat menyebabkan berbagai dampak yang berpotensi membahayakan pada spesies yang meminum air tersebut.

Limbah plastic semakin membuat  tak nyaman, plastic masih sulit  didegradasi  oleh mekroorganisme. Berbagai aturan telah dibuat untuk mengurangi limbah yang dihasilkan inilah yang perlu dicarikan jalan keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun