Sementara untuk daerah lain, seperti Buleleng dengan 369 kasus, Badung 305 kasus, Klungkung 231 kasus, Jembrana 210 kasus, Gianyar 196 kasus, Karangasem 156 kasus, Tabanan 154 kasus, dan Bangli 67 kasus. Artinya relative masih tinggi.
Dalam tulisan ini penulis mencoba mengulas, bakteri Wolbachia,  nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia, dan mekanisme  penaklukan nyamuk liar Aedes aegypty, serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan ketika menggunaka metode nyamuk-wolbacia.
SELAYANG PANDANG BAKTERI WOLBACHIA
Wolbachia adalah genus bakteri intraseluler yang sebagian besar menginfeksi spesies arthropoda, termasuk sebagian besar serangga, dan juga beberapa nematoda.Â
Ini adalah salah satu mikroba parasit yang paling umum, dan mungkin merupakan parasit reproduksi paling umum di biosfer.Interaksinya dengan inangnya seringkali rumit, dan dalam beberapa kasus telah berkembang menjadi mutualistik dan bukan parasit. Beberapa spesies inang tidak dapat bereproduksi, atau bahkan bertahan hidup, tanpa kolonisasi Wolbachia.Â
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa lebih dari 16% spesies serangga neotropis membawa bakteri dari genus ini dan sebanyak 25 hingga 70% dari seluruh spesies serangga diperkirakan berpotensi menjadi inang.
SEJARAH
Genus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1924 oleh Marshall Hertig dan Simeon Burt Wolbach di nyamuk rumah biasa. Mereka menggambarkannya sebagai "organisme intraseluler yang agak pleomorfik, mirip batang, Gram-negatif [yang] tampaknya hanya menginfeksi ovarium dan testis".Â
Hertig secara resmi mendeskripsikan spesies ini pada tahun 1936, dan mengusulkan nama generik dan spesifik: Wolbachia pipientis. Penelitian tentang Wolbachia semakin intensif setelah tahun 1971, ketika Janice Yen dan A. Ralph Barr dari UCLA menemukan bahwa telur nyamuk Culex dibunuh oleh ketidakcocokan sitoplasma ketika sperma nyamuk jantan yang terinfeksi Wolbachia membuahi telur bebas infeksi.Â
Genus Wolbachia sangat menarik saat ini karena penyebarannya yang luas, banyaknya interaksi evolusioner yang berbeda, dan potensi penggunaannya sebagai agen biokontrol.