Made  Ruditya, nama salah satu pencinta diskusi itu, senang berkomentar tentang politik, walaupun dia adalah calon gagal, beberapa kali mencalonkan diri, namun tetap saja gagal total, biaya kampanye dan lain-lain, sengat besar, membuat dia bangkrut, namun pengalamannya sangat berharga, dia tidak hanya berpikir politik, namun bermental politi, Perbedaaan berpikir baru sebatas cuap-cuap saja, namun bermental politik sudah terjun dan pernah gagal. Itu yang penting.
Ruditya menyebut, people power dicetuskan untuk melakukan "test the water", apakah benar hasil jajak pendapat bahwa presiden Jokowi Tingkat kepuasan publik atau approval rating pada Presiden Jokowi sekarang ini mayoritas 75,6 persen, sangat atau cukup puas," Â Apakah itu hasil rekayasa para tim sukses presiden. Â Kalau ajakan people power seppi, maka hasil jajak pendapat itu benar adanya.
Pak ketut Runtag berkata, people power, diciptakan memang untuk mencari panggung, banyak orang kehilangan panggung, sehingga untuk merebut suara rakyat jadi tipis kesempatannya. "Seminggu adalah waktu yang lama dalam politik. Beberapa orang mengubah partai mereka demi prinsip mereka; yang lain, mengubah prinsip mereka demi partai mereka." Dia menirukan pesan dari perdana Inggris  Winston Churchill.
Ketut Runtag  menambahkan, dua unsur yang selalu menjadi pijakan terjadinya people power tak terpenuhi saat ini, yakni krisis ekonomi dan krisis politik. People power adalah bentuk  aksi demonstrasi massa yang ingin menggulingkan kekuasaan presiden secara paksa(overthrow the presidential power by force).Â
Namun , ajakan untuk melakukan people power memasuki zona yang dikenl dengan " yawning and deserted fans' atau menguap dan sepi peminat. Â Nyatanya rakyat adem saja, Â dan lebih senang mengikuti peraturan, kalau sudah tidak sukses ya tunggu pemilu. Gitu aja koq repot.
Berpolitik dan atur strategi menjadi titik penting politik saat ini, yang lagi panas dengan isu calon presiden. Gede Mudia, mengutip kata bijak Aristoteles, terkenal, "Politisi juga tidak punya waktu luang, karena mereka selalu mengincar sesuatu di luar kehidupan politik itu sendiri, kekuasaan dan kemuliaan, atau kebahagiaan." Gede Mudia yang muda dan senang berdiskusi politik itu, selalu  memang memberikan statemen bahwa politik itu selalu memainkan isu. Itu sebabnya Gede berkata lagi bahwa "Bahasa politik dirancang untuk membuat  sebentuk kebohongan terlihat seolah-olah kejujuran dan pembunuh  jadi dihormati.".
Adu strategi , perang isue  memang nampak mulai dimainkan dengan berbagai kemasan.  Kata Guru Pande menyela, "Politik adalah seni mengulik masalah, serta mengaisnya dimana-mana untuk didagnosis, dihembuskan, kadang menerapkan solusi  yang keliruÂ
Perhelatan politik tahun 2024, seakan menjadi momok yang menakutkan bagi sebagai warga, kata Ketut Runtag, pemuda ini adalah yang selalu mencermati hasil  jajak pendapat, dia mengutip Data tentang jajak pendapat kompas, dia berkata dengan suara mantap,  Survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden, yakni 49,3 persen dan 18,8 persen, merasa khawatir dan sangat khawatir bahwa kandidat Pemilu 2024 akan menggunakan cara kampanye yang memecah belah masyarakat.Â
"Hal ini berangkat dari  kejadian  Pemilu 2019 ada seberkas memori menyentak kalbu bagi  sebagian warga bangsa, polarisasi dua kutub pendukung  capres yang membelah masyarakat, menjadi kenangan pahit., Ucapan Runtag itu membuat semua yang hadir  terdiam  di Bale bengong itu.
Gede Mudia lagi  bertanya  memecah keheningan,  Lalu akankah itu terjadi nanti di tahun 2024 Pak?
Ketut Runtag berkata, Entahlah, kekhawatiran publik berasal bahwa selama ini memang semakin kuat  tesis Jennifer Hadden tentang "politik pecah belah. Di Indonesia memang sangat trauma dengan politik penjajahan yang sekian lama bercokol, mengubahnya tidaklah mudah. Orang berpolitik tak pernah mau kalah, dan selalu ingin menang, politik memang mahal.Â