Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Danau Buyan dan Keindahan Hutan yang Melingkupinya

19 Juli 2023   20:02 Diperbarui: 19 Juli 2023   20:41 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Buyan Bedugul (Dok-Fb. Adaie Amrijal)


Danau dan hutan menjadi pusat inspirasi. Didekatnya  memberikan udara segar, dari jauh menghijau dapat meningkatkan asa yang sejuk. Di sini benar pesan orang bijak, bahwa Alam telah hidup sejak jutaan ribu tahun lalu sehingga ia sudah cukup bijaksana untuk mengajarkan kita berbagai kehidupan melebihi orang yang kita anggap pintar

Duduk memandang alam dari jarak jauh, dihujung sana terlihat air danau membiru dikhitari pohon cemara menghijau. Pemandangan yang membuat hati terus mengangkasa di atas sana, engkau seakan menghadirkan diri yang maha indah untuk menyulap kehidupan ini , menjadi seribu titik air bersih yang terus memancarkan rona keindahan.

Pesona indah itu, terlihat jelas ketika aku memandang danau Buyan dan Tamblingan dan hutan yang mengitarinya.

Danau Buyan dan tamblingan itu terletak di Desa Pancasari, Kec Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Danau ini salah satu dari 3 danau kembar yang terbentuk di dalam kaldera besar diapit oleh 2 buah danau yaitu Danau Tamblingan di sebelah barat yang meliputi Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dan danau Beratan di sebelah timur yang termasuk ke Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.

Keindahan Danau (Dok-FB.Goestie Whiera)
Keindahan Danau (Dok-FB.Goestie Whiera)


Antara Buyan dan Danau Tamblingan dipisahkan oleh hutan sepanjang kurang lebih 1 kilometer, ada kolam yang langsung terhubung ke Buyan Telaga melalui kanal sempit yaitu Telaga Aya. Berdasarkan Danau Buyan termasuk Danau Kaldera yang terbentuk karena letusan gunung berapi dan reruntuhan Gunung Beratan dan Buyan Purba. Itu bisa dilihat dari dinding sisi utara sebuah danau yang curam dan membentuk tebing terjal.


Dua danau yang indah Buyan menjadi saksi bahwa hutan dan pinggiran danau itu semakin aktif dibuat untuk menghidupi manusia. Ada asa yang terus menyelimuti kekhawatiran, yakni deforestasi dan kedangkalan danau, karena penggunaan pupuk kimia yang masif, akibat aktivitas manusia yang membuka lahan pertanian di sekitarnya. Kesadaran demi kesadaran harus diketuk dengan kearifan lokal, untuk menjaga kelestarian hutan itu.

Pemukiman yang terus merapat menyebabkan berbagai perubahan terhadap lingkungan mikroorganisme, seperti Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan genus bakteri Coliform yang ditemukan di perairan Danau Buyan antara lain Erwinia, Cedecea, Citrobacter, Escherichia, Hafnia, Proteus, Enterobacter, dan Klebsiella. 

Bakteri yang termasuk dalam genera Klebsiella ada di mana-mana di alam, bakteri ini paling banyak ditemukan di air dan dapat berkembang biak di air kaya nutrisi tinggi untuk tempat hidup bakteri ini, misalnya pada limbah pabrik pulp, tekstil, dan pengolahan tebu.

Bakteri ini juga diekskresikan dalam kotoran manusia yang sehat dan hewan dan terdeteksi dalam air yang terkontaminasi limbah.

Hal ini sesuai dengan kondisi Danau Buyan yang dimilikinya diamati berfungsi sebagai reservoir penampungan air hujan sehingga semua pencemaran yang berasal dari sekitar danau akan terjadi muara ke danau. 

Pencemaran yang naik ke Danau Buyan dapat berasal dari limbah toilet dan rumah tangga, limbah perkebunan, dan limbah yang berasal dari budidaya ikan nila. Menyatakan bahwa air tersebut mengandung Klebsiella dan Citrobacter, bakteri dalam jumlah banyak jika dikonsumsi dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih, paru-paru, saluran pernapasan, dan septikemia.

Kekhawatiran terhadap danau terus memuncak, Kawasan danau Buyan merupakan kawasan wisata dengan ketersediaan air

Beberapa vila, tempat rekreasi memancing, dan tempat berkemah di tepi Danau Buyan, pemukiman penduduk, dan perkebunan.

Segala aktivitas yang dilakukan di kawasan Danau Buyan berdampak pada ekosistem Danau Buyan mengalami kerusakan lingkungan yang tinggi degradasi kualitas. 

Bagian timur, selatan dan barat daya area danau semakin dangkal dan tumbuh bersama tanaman eceng gondok yang subur.

Danau ini semakin dangkal terjadi terutama karena tingginya tingkat erosi selama hujan musim. Tanah yang berasal dari hujan membawa aliran air ke danau. 

Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya kondisi danau karena tidak ada aliran air keluar jadi pencemar akan mengalami akumulasi. Selain itu pemanfaatannya luasan danau dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya pencemaran air danau. 

Tingkat pencemaran tersebut dibandingkan dengan Pergub Bali No 16 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran. Dari 14 parameter yang diukur pada sampel air Danau Buyan, dua diantaranya tidak memenuhi baku mutu air 1 yaitu BOD (2,19 0,64 mg/l) dan COD (49,18 28,70 mg/l). Sedangkan sampel air dari Danau Tamblingan memiliki 3 parameter di atas baku mutu air 1: COD (62,92 17,93 mg/l), fosfat (0,23 0,19 mg/l), dan koliform (3319 7090 MPN/100 ml). 

Secara umum sampel air dari kedua danau tersebut tidak memenuhi kriteria air minum maupun untuk kegiatan rekreasi. COD yang tinggi di kedua danau menunjukkan tingginya kontaminan organic (Widiyanti dkk, 2017).

Kearifan lokal memberikan nilai lebih dan penting bagi hutan, hutan tempat mencari kedamaian dalam batin. Hutan juga semakin  dibutuhkan untuk kelestarian kehidupan manusia yang harmoni. 

Tidak mungkin mencapai keharmonisan hanya dengan kekayaan. begitulah pesan. Dan hidup tidak hanya butuh makanan, sebab Makan dengan sehat, tidur nyenyak, bernapas dalam-dalam, bergerak dengan harmonis. menjadi keseimbangan dalam narasi hidup manusia tulis 

Namun kita tidak bisa melupakan katak bijak yang menginspirasi bahwa "Pendidikan tertinggi adalah yang tidak hanya memberi kita informasi, tetapi membuat hidup kita selaras dengan semua keberadaan," pesan Rabindranath Tagore

Alam adalah penyembuh yang yang paling mujarab, tidak bisa dilupakan bahwa "Dengan hidup selaras dengan alam, seseorang memperoleh pikiran dan tubuh yang sehat," Demikian pesan indah dari  Mata Amritanandamayi

Harmoni adalah bentuk kata yang selalu mencari kerunanan, rukun dengan alam dan rukun dengan penduduk yang berdampingan. Di Koridor itu Seseorang yang tidak dapat hidup rukun dengan orang lain dianggap sebagai orang tidak bijak , meski ia sangat terpelajar dan tahu dalam berbagai hal. Disudut itu, maka kebenaran adalah harmoni batin.

"Oleh sebab itu Seseorang harus mengawinkan perasaan dengan keyakinan dan gagasannya. Itu mungkin satu-satunya cara untuk mencapai ukuran harmoni dalam hidup seseorang."

Akibatnya udara sejuk itu menggambarkan bahwa Aku berjalan, melintasi danau itu, untuk mendapatkan sebuah khabar dari mu, engkau juga berjalan lebih dahulu untuk ini, namun tak ada riak dan hati yang menggema.

Oleh sebab itu, Berinteraksi, mengenali, dan menikmati keindahan alam, menyadarkan kita untuk menjaga dan melindungi kelestarian alam itu sendiri "Layaknya seorang anak, alam adalah hal yang perlu selalu kita jaga keindahannya, agar anak dan cucu kita kelak tetap dapat menikmati, keindahan yang telah dikreasi oleh Tuhan Sang Pencipta Semesta Alam."

"Semakin dekat anda dengan keindahan yang disuguhkan alam semesta, maka semakin tak tertarik anda dengan perdebatan dan persaingan, tak ada jiwa meronta dikala senja, tak ada pertentangan karena serasi dengan suara mengalir deras oleh desau angin di hamparan permukaan danau yang indah*****

Reference

Widiyanti, N. L. P. M., Warpala, I. W. S., & Suryanti, I. A. P. (2017). Parameter fisik dan jumlah perkiraan terdekat coliform air danau buyan desa pancasari kecamatan sukasada buleleng. JST (Jurnal Sains dan Teknologi), 6(1).

Saputra, I. W. R. R., Restu, I. W., & Pratiwi, M. A. (2017). Analisis Kualitas Air Danau Sebagai Dasar Perbaikan Manajemen Budidaya Perikanan di Danau Buyan Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Ecotrophic, 11(1), 384493.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun