Selama ini kalau di kota-kota di Bali pedagang yang buka usaha toko kelontong, memang banyak beretnis China. Namun berbeda dengan di Kintamani Bangli, ada desa yang komunitasnya hanya orang China saja.
Sebuah pertanyaan muncul, sejak kapan etnis China ada di bali, dan khususnya di Kintamani Bali?
Banyak penutur yang ada di desa dan di Kintamani yang ceritanya disampaikan turun temurun tentang keberadaan etnis China ini, yakni dikaitkan adanya tempat suci yang disebut Pura Dalem Balingkang di Kintamani, Bangli, Bali.
Pura Dalem Balingkang terletak di Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Desa Pinggan sendiri cukup populer sebagai tujuan sunrise tour di Bali. Tempat suci ini dikaitkan dengan penguasa bali zaman itu, yaitu Raja Jaya Pangus yang menikah dengan putri China bernama Kang Cing We.
Bangunan Pura Dalem Balingkang ini sebelumnya merupakan sebuah istana Raja Jayapangus dan bangunan istana tentu dilengkapi dengan sebuah benteng yang memagarinya, serta memiliki fungsi penting untuk menjaga keberadaannya dari serangan musuh, karena adanya perbukitan yang terjal.
Pura Dalem Balingkang berdiri megah dan cantik, tidak hanya memiliki sejarah atau asal-usul yang unik tentang perkawinan dua buah budaya berbeda pada masa zaman lampau, tetapi juga pemandangan alam sekitarnya terlihat begitu indah mempesona, sehingga perjalanan spiritual anda ke Pura Dalem Balingkang menjadi sebuah wisata rohani yang menyegarkan.
Di sini juga terdapat sebuah tempat pemujaan dengan simbol koin Cina (uang kepeng) berukuran besar di sudut Timur Laut sebagai stana Ratu Ayu Mas Subandar, yang semasa hidupnya adalah permaisuri raja yang berasal dari negeri Cina dan bernama Kang Cing We, pelinggih tersebut berkaitan untuk memohon keberuntungan.
Selain itu, cerita tentang Jaya Pangus dan Kang Cing We ini disebarkan secara lisan yang kemudian oleh Dinas Kebudayaan Bali dijadikan sebuah Purana Dalem Balingkang.
Raja Jayapangus Harkajalancana
Raja Jayapangus Harkajalancana tercatat dalam sejarah Bali kuno memerintah pada tahun 1181-1269 Masehi (saka 1103-1191), yang merupakan salah satu raja Bali Kuno di Bali.
Perlu diketahui bahwa kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan yang sulit ditundukkan oleh Raja Sri Kresna Kepakisan yang ditempatkan Gajah Mada dari Majapahit, sehingga pengaruh-pengaruh Hindu dari luar Bali atau Majapahit juga sulit masuk untuk mempengaruhi masyarakat setempat.