Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Oh... Namamu, Selalu Terukir Indah di Hatiku

24 Desember 2022   17:42 Diperbarui: 24 Desember 2022   17:46 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika itu, saya ingat di sudut gang kecil, kami tinggal berdua, di Bilangan Pelesiran dekat Cihampelas, Bandung. Sore menjelang malam, udara dingin kota kembang itu seakan menusuk kulit , walau perumahan padat masih menyisakan keramahan yang dalam, dan di hujung jalan 'berderet " toko pakaian, yang dikenal 'jean Cihampelas.

Tempat mondok kost-kost itu menjelang Natal memang agak ramai, maklum penghuni sebagian besar disebelah rumah ' orang merayakannya. Pak de, begitu panggilannya, Beliau selalu ingat kami, sehingga kiriman kue natal selalu saja mampir ke rumah, ikut bahagia atas hadirnya Hari raya itu.

Setelah berpisah , puluhan tahun, Anak Pak De, bertemu secara kebetulan di jalan besar, dia menyapa ramah, tentu menanyakan teman saya yang saya ajak tinggal, Saya bilang Nyoman yang satu lagi itu, sudah pergi mendahului, anak -anak bapak de, itu kelihatan kaget, atas berpulangnya teman saya itu. Saya disebut Nyoman kecil, karena tubuh saya pendek dan memang kecil, sedangkan Nyoman satu lagi disebut Nyomen Gede, karena memang tubuhnya tinggi dan besar.

Dari kisah itu, ada nilai bahwa walau tak pernah bersua lagi dalam rentang waktu yang lama. Namun kadang sang waktu selalu membuat kita bisa bertemu lagi, walau hanya sebentar, moga semuanya bisa berjalan dengan lancar, kerinduan membuat kita melayang, memberikan makna ke angkasa biru, alam semesta sekan mensintesis waktu, sehingga bisa ada ruang dan waktu untuk bertemu, Ya sebuah keindahan tampak dalam wajah. yang sedang rindu.

Saya ingat aktivitas pak De itu, beliau rajin menanam bunga di halaman rumahnya, sering menyapa dan berdiskusi. tak hayal, kumbah dan lebih selalu ramai berkunjung ke taman rumahnya. Kami selalu diajak ngobrol diskusi, tentu dengan nasihat , semangat, tempat kost itu jarang yang gagal kuliah.

Suara seekor kumbang betina mendengung , sudah biasa diamati, itu semua sebagai tanda cintanya menanti sang pujaan hati, diantara kembang aneka warna ditaman, disanalah dia bersembunyi dalam bahasa cinta.

Saya jadi ingat teman yang sudah pergi, walau begitu, Engkau juga seakan hadir dengan seribu kisah yang dalam.

Pak De, berkata di saat diskusi, "Cinta tumbuh subur ketika kesalahan dimaafkan, tetapi terus memikirkannya akan memisahkan teman dekat. Sebuah nasihat hati yang dalam.

Pada belalang malam, suaranya menyiratkan kemerduan yang tak pernah sepi, amat romantis, dia pergi bersama angin di musim hujan. Demikian juga cinta sejati adalah bahasa yang selalu menjadi tanda kehidupan manusia, dan kita berdiri seakan menyiratkan pesan itu, "

Disana saya mendapatkan pemaknaan baru tentang hakikat cinta yang sesungguhnya terjadi. Bahwa tuhan adalah sumber kasih dan cinta sejati, seakan berpendar, bahwa Cinta yang sejati, cinta yang ketika kita kira sudah pergi, ternyata cuma bersembunyi, menunggu waktu untuk kembali lagi." Cinta sejati serupa api abadi. Selalu terbakar, tak pernah sakit, tak pernah tua, tak pernah mati.

Tak pernah pula berpaling. bak matahari pagi selalu siap terbit entah diminta atau tidak, karena ingin membahagiakan dan membangunkan seluruh insan yang masih terlelap tidur, untuk bangun, bahwa hidup harus bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun