Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasdem, Ni Luh Djelantik dan Mesopolitik

9 Oktober 2022   18:20 Diperbarui: 9 Oktober 2022   20:51 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya tambahkan bahwa, Masyarakat diajak memperluas analisis Foucault dan, dengan mengacu pada apa yang disebut "mesologi" (ilmu tentang alam sekitar) selama abad kesembilan belas, menyebut mesopolitik sebagai ansambel/sistem pengetahuan dan teknik yang bertujuan untuk mengatur manusia melalui perencanaan dan penyelesaian masalah lingkungan mereka.

Itu sebabnya , kata saya lagi, Mesopolitik memiliki rasionalitas yang dirumuskan secara jelas oleh Bentham dan Rousseau sebelum diinvestasikan oleh sosiologi Comte dan Durkheim. Kita semua diajak untuk mencoba menjawab pertanyaan tentang konsekuensi apa yang dapat ditarik dari mesopolitik modern ini bagi filsafat politik alam.

Oleh sebab itu, Partai politik adalah organisasi politik yang biasanya berusaha untuk mencapai dan mempertahankan kekuasaan politik dalam pemerintahan, biasanya dengan berpartisipasi dalam kampanye politik, penjangkauan pendidikan, atau aksi protes.

Partai seringkali mendukung ideologi atau visi yang diungkapkan, didukung oleh platform tertulis dengan tujuan tertentu, membentuk koalisi di antara kepentingan yang berbeda.

Partai-partai politik dalam suatu sistem politik tertentu bersama-sama membentuk sistem kepartaian, yang dapat berupa multipartai, dua partai, partai dominan, atau satu partai, tergantung pada tingkat pluralismenya.

Teman saya kemudian, mulai menyadari bahwa kehidupan bernegara dipengaruhi oleh karakteristik sistem politik, termasuk sistem pemilihannya.

Dia kemudian memberikan dalil hukum Duverger, yakni sistem first-past-the-post cenderung mengarah pada sistem dua partai, sementara sistem perwakilan proporsional lebih cenderung menciptakan sistem multipartai, dan Indonesia adalah yang kedua.

Tanpa itu semua, saya menyimpulkan dengan menyitir pendapat, Aruni Husna, Tak mengapa, karena partai perlu pikiran birokrat ahli. Tanpa mereka, partai politik hanya jadi roh gentayangan pencari suara. *****.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun