Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ganjar Pranowo Disudutkan, Energi Aktivasi Kesolidannya Meningkat

12 Juni 2022   22:06 Diperbarui: 12 Juni 2022   22:25 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

yakni metode  yang digunakan untuk mempersiapkan suatu sol koloid logam seperti emas, perak, platina, dan lain lain, agar bisa dimanfaatkan dengan baik bagi kehidupan manusia .

Agar bisa memahami cara berpikir penulis, maka perlu dijelaskan apa yang dimaksud koloid? Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm ( 10-7-10-5 cm ).

Pembuatan koloid dengan cara busur Bredig sering disebut juga dengan elektrodispersi. Cara ini dilakukan untuk membuat partikel-partikel fase terdispersi dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini banyak digunakan untuk membuat sol logam. 

Logam yang akan didispersikan dipasang sebagai elektrode-elektrode yang dihubungkan dengan sumber arus listrik bertegangan tinggi. Loncatan bunga api listrik yang muncul di antara kedua elektrode akan menguapkan sebagian logam. Uap logam yang terbentuk di dalam medium dispersi akan menyublim dan membentuk partikel halus. Cara busur Bredig biasa digunakan untuk membuat sol emas dan sol platina.

Atas model cara kerja itu, maka agar terbentuk dukungan emas dan platina dari hati sang rakyat perlu tokoh elit  PDIP membuat elektroda sebagai loncatan bunga api listrik  agar emosi masa terkuak.

Siapa yang berfungsi sebagai elektroda elektroda dalam kasus Ganjar  Pranowo, paling tidak saya menemukan dua orang, pertama Bambang Pacul, yang menyebut kelompok Ganjarist sebagai pasukan celeng' Kader PDIP pendukung Ganjar  Pranowo di Pilpres 2024.  

Dan tentu kondisi ini membuat panas di internal PDIP. Komentarnya yang sangat menyentak adalah "Adagium di PDIP itu yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng. Jadi apapun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng (,https://news.detik.com/ Rabu, 13 Okt 2021).

Elektroda kedua, sosok politikus PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan, ia menyebut Ganjar  Pranowo 'kemlinthi' karena dianggap terlalu bernafsu untuk maju menjadi calon presiden pada 2024. (https://solo.tribunnews.com/2022/06/02/), dengan mengabaikan peran Ganjarist, karena logistic, dengan pertanyaan  

'Relawan Ganjarist duitnya dari mana?'. Pernyataan itu pun  diserbu para dedengkot Pegiat media sosial, Denny Siregar , menyebut pertanyaan itu bukan hanya saja aneh. Tapi meremehkan apa yang sudah dilakukan oleh relawan. Dengan kedua settingan elektroda  semu itu Menelorkan kilatan dan sengatan, kelompok Ganjarist, sudah mulai kompak menunjukkan tekadnya, kedua tokoh PDIP  yang bak elektroda itu benar dikuliti  habis-habisan.

Kondisi demikian  menunjukkan sebuah strategi jitu, untuk mempercepat reaksi homogenisasi  tekad kekuatan pemilih dari ramuan koloid  PDIP  dalam mensukseskan  pilpres 2024, maka dengan mudah  pihak PDIP menentukan pilihan, kilatan berupa , sentilan-sentilun ini, akan  semakin kelihatan kekuatan yang mendukung Ganjar  Pranowo.

Belajar dari teori analogi  layaknya pada  pembuatan koloid nampaknya sudah menampakkan ke soliditas dan kehomogenan  dalam mendukung Ganjar  Pranowo. Sampai di koridor itu, maka energi aktivasinya meningkat, sehingga kecenderungan untuk merekatkan semangat memenangkan Ganjar  Pranowo semakin meningkat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun