Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dampak Perang Rusia-Ukraina, Radiasi Menghancam Kita?

24 Maret 2022   21:32 Diperbarui: 24 Maret 2022   21:47 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini, cyanobacterium Gloeomargarita lithophora, yang mampu membentuk inklusi kalsium karbonat amorf intraseluler, diselidiki karena kemampuannya untuk menyerap 226Ra  dan 90Sr. Dalam media BG-11, G. lithophora mengakumulasi 3,9 g g-1 dari 226Ra  dalam 144 jam dan 47,9 ng g-1 dari 90Sr dalam 1 jam, sesuai dengan 99% penghilangan radionuklida jejak. Adanya Ca2+ konsentrasi tinggi pada larutan media latar tidak menghambat serapan 90Sr dan 226Ra  oleh G. lithophora. Sebaliknya, biomassa mati G. lithophora terakumulasi 0,8 g g-1 dari 226Ra  dan 8,87 ng g-1 dari 90Sr. Selain itu, Synechocystis, cyanobacteria nonbiomineralisasi, masing-masing hanya menghilangkan 14 dan 25% dari 226Ra dan 90Sr. Hal ini menunjukkan bahwa sekuestrasi 90Sr dan 226Ra tidak intrinsik untuk semua cyanobacteria tetapi kemungkinan merupakan sifat biologis spesifik G. lithophora yang terkait dengan pembentukan Ca-karbonat amorf intraseluler. Kemampuan unik G. lithophora untuk menyerap 90Sr dan 226Ra  dengan kecepatan tinggi menjadikannya kandidat yang menarik untuk studi lebih lanjut yang melibatkan bioremediasi radionuklida ini.

Kesimpulannya  adalah, apakah perang rusia dan ukrania berdampak bagi Indonesia, penulis menyimpulkan pada aspek radia asi  akibat kerusakan beberapa laboratorium dan uji coba nuklir, serta pembangkit listri tenaga nulir, dihancurkan lambat atau cepat akan berpengaruh pada ekosistem bumi, dan Indonesia pun sulit diindari. *****

Daftar Rujukan

  1. Scherb, H., & Hayashi, K. (2020). Spatiotemporal association of low birth weight with Cs-137 deposition at the prefecture-level in Japan after the Fukushima nuclear power plant accidents: an analytical-ecologic epidemiological study. Environmental Health, 19(1), 1-15.
  2. Mehta, N., Benzerara, K., Kocar, B. D., & Chapon, V. (2019). Sequestration of radionuclides radium-226 and strontium-90 by cyanobacteria forming intracellular calcium carbonates. Environmental science & technology, 53(21), 12639-12647.
  3. Turkington, G., Gamage, K. A., & Graham, J. (2018). Beta detection of strontium-90 and the potential for direct in situ beta detection for nuclear-decommissioning applications. Nuclear Instruments and Methods in Physics Research Section A: Accelerators, Spectrometers, Detectors and Associated Equipment, 911, 55-65.
  4. Kulp, J. L., Eckelmann, W. R., & Schulert, A. R. (1957). Strontium-90 in man. Science, 125(3241), 219-225.
  5. Firouzabadi, M., Jalali Jahromi, H., & Anaraki Ardakani, H. (2020). Measurement of Strontium-90 in the Persian Gulf Fish by Extraction Chromatography with Sr-resin and Liquid Scintillation Counter. ISMJ, 23(6), 541-553

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun