Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indahnya Imlek di Bali: Sebuah Sinkritisme Budaya

1 Februari 2022   19:50 Diperbarui: 1 Februari 2022   20:45 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinkritisme Imleks dan Bali

Di Bali sinkritisme itu, terlihat dari bentuk bangunan tempat ibadah orang Thiongoa yang ada di pedalaman Pulau Bali seperti di Kintamani,  dan para umat  datang  ke kongco membawa banten seperti yang biasa kita lihat  di pura-pura Hindu di Bali.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa  Orang Bali menganggap orang Cina sebagai kakak tertua dan memasukkan unsur-unsur budaya Cina dalam kesenian dan ritual adat. 

Selain itu, adanya Tarian  Baris China, Barong Landung, sampai  Gong Beri, adalah contoh-contoh pengaruh budaya China dalam seni tari Bali. Kondidi ini, justru  memperlihatkan keunikan tersendiri,

Kita bisa melihat adanya ornament di Bali yang dikenal patra china, Patra hina biasa digunakan oleh masyarakat Bali sebagai ornamen pada bangunan tradisional Bali, salah satunya di Pura. 

Patra China,  yang ada di bali bercorak bunga kembang sepatu. Dugaan ini adalah bahwa  bunga kembang sepatu  menurut  Brink Jr.(1963) , berasal dari China, hal ini diperkuat karena  sebutan tanaman ini sebagai "China Rose Flower" yang berasal dari asia timur.

Ornamen yang dikenal dengan sebutan Patra China, itu  merupakan symbol   dari pola rasionalitas masyarakat Bali tercermin dari bentuk arsitekturnya, terutama pada bangunan yang ada di pura. Pola tersebut tercermin dari pembagian bangunan kedalam tiga bagian, yaitu bagian bawah yang tidak sakral (nista/ tepas), bagian tengah (madya/batur), dan bagian atas (utama/sari) yang merupakan bagian tersakral. 

Pada bangunan di pura, ornamen patra china dapat ditempelkan pada bagian bawah, tengah, atau atas bangunan. Patra ini hanya bersifat dekoratif dan digunakan sebagai salah satu simbol makhluk hidup (tumbuhan/flora) ciptaan Sang Hyang Widhi Washa.

Sejarah budaya China telah ada  kisah cerita yang menarik yaitu,  perkawinan Raja Bali Sri Raja Jayapangus dengan puteri Cina bernama Kang Cing Wei pada abad ke-12 atau pasangan beda budaya yang kemudian berakhir pada keberadaan Pura Balingkang di Kintamani. 

Sebuah pura yang indah di Kawasan Gunung Batur yang sangat memukau. Dan terletak Pura Dalem Balingkang terletak di Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Kab. Bangli - Bali. Desa Pinggan sendiri cukup memiliki nilai eksotik  sebagai obyek wisata dengan melihat matahari terbit yang sangat indah dari lokasi pura ini.

Di sini juga terdapat sebuah pemujaan dalam bentuk  koin China (uang kepeng), dan ukurannya sangat besar, yang terletak  di  sudut Timur Laut sebagai linggih atau stana Ratu Ayu Mas Subandar,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun