Penelitian yang dilakukan  oleh Flett, G. L. dkk . (1992) yang termuat dalam "Social Behavior and Personality: an international journal" Hasil penelitian itu  menunjukkan bahwa menunda-nuda berkaitan erat  dengan dimensi perfeksionisme yang ditentukan secara sosial yang paling erat berkorelasi dengan penundaan umum dan penundaan akademik, terutama di kalangan laki-laki.
Menjadi seorang perfeksionisme menjadi faktor utama penundaan. Perfeksionisme adalah keyakinan bahwa seseorang harus menjadi sempurna untuk mencapai kondisi terbaik pada aspek fisik ataupun non-materi.
Untuk itu, Michael Jackson  pernah berkata, " Seorang perfeksionis harus menggunakan waktunya. Jangan selalu menunggu waktu yang tepat untuk melakukan hal yang baik. Segala sesuatu memang tak mudah, tapi setidaknya itu tak sia-sia."
Misalnya, perfeksionisme dan penundaan terkait dengan peningkatan dukungan keyakinan irasional (Beswick, Rothblum, & Mann, 1988; Flett, Hewitt, Blankstein, & Koledin, 1991).Â
Demikian pula, tautan diharapkan berdasarkan fakta bahwa penundaan dan perfeksionisme terkait dengan ketakutan berlebihan akan kegagalan (Flett, Hewitt, Blankstein, & Mosher, 1991; Solomon & Rothblum, 1984).
Wang dkk (2021), menemukan bahwa penundaan telah diakui sebagai intisari dari kegagalan  dalam pengaturan dan penataan  diri. Strategi kepemimpinan diri beroperasi dalam konteks teoretis yang lebih luas dari pengaturan diri dan mewakili seperangkat strategi pelengkap yang dirancang untuk meningkatkan proses pengaturan diri. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mempraktikkan strategi kepemimpinan diri relatif dapat mengurangi penundaan siswa
Yang, X., Zhu, J., & Hu, P. (2021) menunjukkan  hasil penelitiannya bahwa dukungan sosial yang dirasakan, akan  memainkan peran penting dalam mengurangi penundaan.
Namun, sedikit yang diketahui tentang mekanisme psikologis yang mendasari hubungan ini. Studi ini memberikan wawasan baru untuk mekanisme antara dukungan sosial yang dirasakan dan penundaan, yang memiliki implikasi praktis penting untuk intervensi penundaan mahasiswa.
Sebagai kesimpulan, saya pesankan: Â Sebab Tanah dengan banyak kotoran di dalamnya menghasilkan tanaman berlimpah; air yang terlalu jernih tidak memiliki ikan.Â
Oleh karena itu, orang yang tercerahkan harus menjaga kapasitas untuk menerima ketidakmurnian dan tidak harus menjadi perfeksionis soliter. Dunia nyata tidak menghargai perfeksionis. Ini memberi penghargaan kepada orang-orang yang menyelesaikan sesuatu. Kesenangan dalam pekerjaan menempatkan kesempurnaan dalam pekerjaan. Salam rahayu, Selamat Hari Raya Idul Adha, bagi sobat yang merayakannya ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H