Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semangat, Jangan Menunda-nunda Pekerjaan!

20 Juli 2021   10:21 Diperbarui: 20 Juli 2021   10:29 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toleransi memikirkan kelelahan , materi  dan waktu sudah banyak keluar. Toleransi atas kejadian ini, adalah berdamai dengan situasi, sebab jika idealisme akan  mengancam akreditasi dan lain -lain. Idealisme, memang bagus, maka jurusan/program studi bisa sepi peminat. 

Kadang mahasiswa nyeletuk dengan santai, " Kalau  sudah tamat, susah mencari kerjaan pak. Cari pekerjaan masih KKN, pakai pupuk TSP pak. Apa itu? tanya saya. Mahasiswa itu berkata,  Tombok, suap pelicin, Beh....?

Ketika melihat demikian, rumit, harus diubah dari mana, revolusi mental kah? atau revolusi akhlak kah? tak ada jawaban yang jelas.  Ini persoalan  diduga karena lama nya mental terjajah.

Namun pengalaman saya, yang pernah memiliki guru atau dosen lintas zaman ( didikan Belanda , Jepang dan masa perang ) memang belaiau sangat  ideal, ketika disodorkan draf tesis atau disertasi, serta dikemukakan  tanggal akhir bayar SPP-nya disebutkan, Dosen pembimbing menjawab , aku tidak mengurusi SPP, aku hanya ingin kamu pekerjaannya bagus, kalau bagus silahkan maju kalau jelek jangan, SPP dan wisuda itu urusan administrasi, pembentukan kompetensi ada padaku. Waduh....

Sejaka itu tak pernah saya menyebutkan lagi hal-hal yang ada kaitannya dengan   SPP atau wisuda. Kita diajarkan untuk  bisa mengukur diri layak atau belum, kalau belum, cari dan coba lagi.

Pada ranah itu, semangat mencari dan mencoba lagi, harus  dibuat menyenangkan sampai lupa waktu, sampai melewati apa itu wisuda apa itu penghargaan dan pujian, sudah lewat, yang penting hasil yang kita capai excellent, sebuah pergolakan kehidupan akademik tanpa beban.

Sampai di sana,  saya menemukan jiwa bermetamorfosis memasuki ekstasa rohani keseimbangan dalam kondisi apapun.

.

Pembimbing saya berkata, bahwa Mahasiswa dan banyak orang melakukan manajemen waktu yang buruk. Rata-rata mahasiswa demikian akan selalu terbawa pada semua sektor yang dia kerjakan nantinya. Menunda pekerjaan menjadi problem banyak orang. Bahkan, bagi sebagian orang , menunda pekerjaan menjadi  kebiasaan rutin. Tapi bukan berarti tak ada cara menanggulanginya.

Sebagai bahan perbandingan, kondisi demikian telah banyak diteliti orang, Misalnya, Penelitian yang pernah dilakukan Laura J. Salomon dan Esther D. Rothblum dari University of Vermont pada 1984. Diketahui bahwa  ada sebanyak  342 mahasiswa diteliti untuk mengetahui frekuensi penundaan yang mereka biasa lakukan. Sebanyak 46 persen responden menyebut mereka selalu atau hampir selalu menunda pengerjaan tugas, 27,6 persen menunda belajar untuk ujian, dan 30,1 persen menunda tugas membaca mingguan.

Akibatnya diketahui bahwa  mahasiswa yang  menunda pekerjaan umumnya memiliki nilai di akhir semester  lebih rendah dibandingkan yang lain. Itu menunjukkan bahwa menunda pekerjaan akhirnya menjadi gaya hidup,   sehingga hasil yang dicapai  tidak maksimal, bukan karena kurang kemampuan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun