Aku mendidik anak-anak tak membedakannya, kalau salah ya aku keras. Kamu tahu khan? Â tanya dia menatap saya.
Ya... ibu, saya  pernah engkau pukul dengan lidi dari  bambu, dan terasa sakit sekali dan aku masih ingat sampai sekarang, ya kamu salah waktu itu, engkau membikin onar ribut, ketika aku menjelaskan di depan. Saya  tersenyum , untung ibu keras kepadaku sehingga aku jadi disiplin, ibu.
saya diajarkan dari kelas I Â SD, sampai kelas 6, Â dan penuh dengan semangat pengabdian, dia masih bisa berbicara walaupun sudah sangat renta, dia memperhatikan anak-anak didiknya satu persatu.
Sebab kami beberapa orang sekelas pernah diajarkannya ke tika SD, dia masih ingat benar, bahwa saya waktu itu masih kurus dan paling pendek diantara teman-teman saya.
Dia tersenyum, Ibu guru,  kata saya  memberi salam, saya  datang, kami baru pulang dari perjalanan jauh. Kami datang untuk menjenguk mu , kami rindu pada nasihatmu, kini kami sudah besar dan sudah menerapkan ilmu-ilmu yang engkau berikan, kata saya  di hadapannya.Â
Dia bangun, dan memegang tanganku erat-erat. Oh... kamu, sambil mengangguk, terima kasih engkau datang juga. Ibu rindu sama kalian, mengunjungi ku berarti memberikan aku kebahagiaan, katanya pelan.
Ibu, kami rindu saat ini, akan nasihat nasihat ibu, walaupun engkau didik kami dengan kesederhanaan ruangan dan sumber belajar, namun kami sangat bersemangat, kami menatap masa depan dengan bangga. Guru,
Namun kini, betapa sulit kami mengubah para anak didik kami, mereka hanya takut ketika saya dilihatnya, sesungguhnya hati anak didik kami demikian kering, saya tidak tahu , zaman mengubah mereka,  tempat dimana-mana  nampak sama, teknologi  informasi membuat zaman berubah.
Guruku menarik napas pelan dan dalam, dia berusaha berkata, dan dia berucap " anakku, dunia semakin maju, anak-anak tidak hanya guru di sekolah yang membelajarkan mereka namun banyak anakku, dia bisa mengambil dari berbagai sumber.
Itulah yang tak ada pada zamanmu dahulu, kalian hanya melihat aku, kalian hanya percaya aku, tak ada yang lain, kini itu tidak terjadi,  dunia luar begitu banyak bisa diketahui, beragam pesona, murid kini bisa mencari guru yang dia suka  tanpa batas wilayah.
Ketahui lah anakku, walaupun zaman telah berkembang jauh, namun intinya hanya satu, bahwa, Murid-murid adalah  Perwujudan kasih sayang. ! Guru dan pelaku pendidikan!Â