Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Benci Produk Asing, Harus Diikuti Perubahan Budaya Konsumsi?

8 Maret 2021   22:19 Diperbarui: 9 Maret 2021   06:34 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Melihat dari  dekat, pasar tradisional yang ada di kota  Singaraja Bali, tentu tidak sulit mencari  produk-produk asing. Barang itu masih banyak dipajang dan sangat dibutuhkan, kadang kerap tak tergantikan dari yang lain, dan itu harus didatangkan (import ) dari luar negeri.

Lalu,  pertanyaan muncul,   Bisakah kita hidup tanpa menggunakan barang asing? Istri saya tersenyum, lalu tertawa, kita  belum bisa , kecuali hidup dengan transformasi budaya baru dan itu perlu waktu.

Dalam keluarga  masih susah apalagi urusan   negara yang  dengan penduduk 270 jutaan, tanpa  menggunakan produk asing?  jawabannya tidak mudah. Beberapa kebutuhan pokok tak bisa kita penuhi sendiri, semisal kedelai  untuk tahu dan tempe , makanan yang murah dan bergizi itu,  bahan bakunya masih kita import, atau bawang putih  dan kacang tanah menyusul  daftar  produk pertanian yang masih di import dari Amerika serikat.

Saya pikir, kacang tanah di Bali banyak bisa ditanam dan mudah tumbuh, namun ternyata kita masih kekurangan. Fakta menunjukkan bahwa   produksi camilan dengan bahan baku kacang itu  sangat banyak di Bali, misalnya,  Home industry, camilan kacang kapri dengan aneka variannya di desa Nyanglan, salah satu desa yang  dekat desa Saya,  berlokasi di kabupaten  Klungkung Bali, ketika pandemi COVID-19,  home industry itu rontok karena kekurangan bahan baku kacang tanah. Karena pasokan  bahan baku dari China tidak berjalan lancar. Artinya, kita belum swasembada dalam  kacang tanah itu.

Lalu apa makna anjuran Presiden Jokowi untuk  benci produk asing" yang lagi trending itu, yang Belaiu ucapkan ketika memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat pada Kamis (4/3/2021) lalu.

Meminjam teori psikologi, maka presiden sedang memberikan treatment, dengan konsepsi , "epiphenomenalism. Apa itu? Epiphenomenalism sebuah doktrin yang meyakini kesadaran sampingan dari aktivitas neural, bisa  terbangun bila adanya kejut sinyal yang berbeda dari biasanya. bagi individu bila diberikan  sebuah komunikasi, yang bersifat Wow... itu, ada kata benci segala, maka kita dihadapkan pada aktivitas yang secara psikologi masuk kedalam relung kesadaran, maka emosi menjadi bagian yang ikut berperan sehingga, individu itu  mulai terbangun' lalu akan memulai sebuah perubahan perilaku, dengan membangun kesadaran positif untuk maju.

Di bingkai itu,  pernyataan presiden Jokowi,  sejatinya mengandung harapan, pendekatan   rekayasa kultural sedang dimainkan, yakni  di tataran mental, sehingga di dalam ruang kesadaran kita, melahirkan  'rekontruksi mental'. Lalu rekontruksi itu  dalam bidang apa?  

Ya, sederhananya dalam "reformasi budaya konsumsi"  yang paralel  dengan pola-pola baru dengan  proyek reformasi etika individu. Luarannya bertujuan untuk memunculkan tipe subjektivitas yang sejalan dengan norma-norma modern, seperti: kompetisi, transparansi, dan privatisasi, yang semakin terus didengungkan, agarkita tidak lemah,kurang semangat, dan sadar bahwa di luar sana orang sudah berpacu  ingin menguasai kita secara ekonomi dan harus bermetamorfosis dari konsumtif menjadi produktif. 

Ajakan presiden dengan kata benci produk asing, secara   tersirat dapat saya tafsirkan, yang ada dalam negeri dan bisa diproduksi di dalam negeri, silahkan pakai, kita membantu sesama warga bangsa, dan jangan egois, di sinilah, saya maknai arahan presiden itu.

Seorang presiden memang harus menjadi motivator bangsanya dan Jokowi telah melakukan itu, sebab kata bijak memesankan bahwa, " Hidup yang berkualitas adalah belajar untuk ikhlas dan tawakal. Berbisnis yang sukses adalah yang selalu berusaha disertai dengan doa dan niat baik untuk memperbaiki perekonomian".

Sebab kalau kita tidak menggunakan oduk bangsa sendiri, siapa lagi,  ayo?  Analog dengan swadesi nya 'Mahatma Gandhi,  yang kita kenal sebagai "panggilan bagi konsumen untuk waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan dari mendukung industri mereka (asing atau penjajah) yang menghasilkan kemiskinan dan berbahaya bagi para pekerja dan manusia serta makhluk-makhluk lain.

Lalu Bung Karno menyebutnya sebagai 'berdikari " yang menekankan bahwa Indonesia bisa mandiri dan tidak bergantung terhadap bangsa lain, mulai dari dalam kehidupan politik, ekonomi, hingga kehidupan sosial budaya.

Kita masih membutuhkan produk asing, khususnya  transfer teknologi, Kita bisa lihat bahwa beberapa hasil teknologi bangsa ini memang masih jauh kualitasnya, namun harganya lebih mahal. Namun dibutuhkan kesadaran tinggi agar kita memakainya, sebab  kalau kita tidak membelinya, maka  dana riset untuk mengembangkannya jadi tidak ada,.

Lalu maka perkembangan ke arah lebih maju jadi tidak ada, maka negara kita akan semakin terpuruk dan tertinggal jauh  dibandingkan dengan negara lain.

Saya mendapat kisah dari  salah seorang teman dari Korea selatan,. ceritanya menarik, tentang  Hp Samsung.  Samsung"  sebelum tahun 2001  belum berjaya seperti saat ini,  namun masyarakat korsel tetap membelinya, walaupun ada produk unggul lain. Bangsa korea sangat fanatik terhadap produk  bangsanya. Masyarakat karena sangat mencintai  serta  membeli produknya, walaupun ketika iu belum canggih(masih ada kekurangan), namun tetap saja dibeli. 

Dalam benak mereka dengan cara seperti itu mereka  ikut membesarkan perusahan Samsung itu, sebab  keuntungan perusahaan 'itu, digunakan untuk memperbaiki kualitas teknologinya'  dan  kita bisa melihatnya, Samsung kini memang sedang merasakan puncak kejayaan di pasar Smartphone dunia bersama produk -- produk Samsung Galaxy Series nya.

Indonesia harus  melakukan perubahan budaya  konsumsi adalah Perubahan budaya sebenarnya lebih mengacu pada sebuah perubahan dalam proses tata sosial dalam masyarakat yang bisa saling bantu dalam mengembangkan teknologi atau produk-produk anak bangsa agar lebih kompetitif dengan cara memakai dan membelinya. Pada aspek itu, nasionalisme ' nampak menjadi penting, walaupun terdengar sangat idealis, tapi mau apa lagi, kalau tidak dimulai dari diri kita 

Apa yang harus dilakukan untuk memulai budaya konsumtif, Pertama, pemerintah harus melakukan identifikasi  simpul-simpul produk inovasi di masyarakat, merawatnya memotivasinya, dan dilindungi untuk digunakan di tataran pemerintah setempat, baik kabupaten, provinsi, untuk mendahulukan penggunaan produk masyarakat setempat.

Contoh, Saya sangat salut, menonton sekelompok petani anggur Yogyakarta, lewat You tube, Mereka menggebu menanam serentak anggur import, selain menguntungkan ekonomi desanya, obsesi nya sangat tinggi,  sehingga  suatu saat  bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sehingga tidak lagi import, Oh.... Memang sangat menarik, saya kagum dengan mereka, para petani dan ibu-ibu rumah tangga sudah bisa membuka peluang bisnis dengan bertanam anggur, dan kelompok seperti ini perlu dibantu, sehingga kita bisa menjadi eksportir anggur. maka pemerintah setempat agar menggunakan produknya, memasukkan ke swalayan, dan membantu mengembangkan dengan memberikan subsidi, entah pupuk dan pinjaman.

Pola inilah yang membuat kemandirian, dan terjadi perubahan budaya, dari budaya memaki menjadi budaya produktif.

Kedua, arahan untuk cinta produk dalam negeri, agar meningkat kerap  haruslah gayut  dengan  para pengambil kebijakan, itu bisa dimulai dari para tokoh masyarakat, mengurangi menggunakan produk-produk luar negeri. Kalau setiap pemimpin dapat konsisten menggunakan produk dalam negeri, masyarakat akan menjadi bangga untuk mengikuti  mereka.

Ketiga, kebijakan menggunakan produk dalam negeri haruslah menjadi gerakan cinta, untuk bisa membangkitkan bahwa kita saling bantu.

Saya mengatakan kepada istri bahwa kita haruslah mengalami budaya konsumsi, yang dahulu menggunakan produk asing, kini mulai pelan -pelan untuk  beralih pada produk lokal. Di sana harus dihargai itu adalah semangat nasionalisme.

Semangat nasionalisme dan patriotisme adalah suatu sikap politik atau pemahaman masing-masing   individu, kelompok dan masyarakat sebagai suatu bangsa yang memiliki keselarasan dalam memandang produk hasil karya bangsa , akan bisa mengangkat  kesejahteraan dengan kita bersatu padu

Oleh sebab itu,  pernyataan Jokowi harus ditanggapi dengan sikap positif untuk secara fanatik mencintai produk dalam negeri  untuk meningkatkan dan mempertebal rasa nasionalisme. Moga bermanfaat****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun