Lalu Bung Karno menyebutnya sebagai 'berdikari " yang menekankan bahwa Indonesia bisa mandiri dan tidak bergantung terhadap bangsa lain, mulai dari dalam kehidupan politik, ekonomi, hingga kehidupan sosial budaya.
Kita masih membutuhkan produk asing, khususnya  transfer teknologi, Kita bisa lihat bahwa beberapa hasil teknologi bangsa ini memang masih jauh kualitasnya, namun harganya lebih mahal. Namun dibutuhkan kesadaran tinggi agar kita memakainya, sebab  kalau kita tidak membelinya, maka  dana riset untuk mengembangkannya jadi tidak ada,.
Lalu maka perkembangan ke arah lebih maju jadi tidak ada, maka negara kita akan semakin terpuruk dan tertinggal jauh  dibandingkan dengan negara lain.
Saya mendapat kisah dari  salah seorang teman dari Korea selatan,. ceritanya menarik, tentang  Hp Samsung.  Samsung"  sebelum tahun 2001  belum berjaya seperti saat ini,  namun masyarakat korsel tetap membelinya, walaupun ada produk unggul lain. Bangsa korea sangat fanatik terhadap produk  bangsanya. Masyarakat karena sangat mencintai  serta  membeli produknya, walaupun ketika iu belum canggih(masih ada kekurangan), namun tetap saja dibeli.Â
Dalam benak mereka dengan cara seperti itu mereka  ikut membesarkan perusahan Samsung itu, sebab  keuntungan perusahaan 'itu, digunakan untuk memperbaiki kualitas teknologinya'  dan  kita bisa melihatnya, Samsung kini memang sedang merasakan puncak kejayaan di pasar Smartphone dunia bersama produk -- produk Samsung Galaxy Series nya.
Indonesia harus  melakukan perubahan budaya  konsumsi adalah Perubahan budaya sebenarnya lebih mengacu pada sebuah perubahan dalam proses tata sosial dalam masyarakat yang bisa saling bantu dalam mengembangkan teknologi atau produk-produk anak bangsa agar lebih kompetitif dengan cara memakai dan membelinya. Pada aspek itu, nasionalisme ' nampak menjadi penting, walaupun terdengar sangat idealis, tapi mau apa lagi, kalau tidak dimulai dari diri kitaÂ
Apa yang harus dilakukan untuk memulai budaya konsumtif, Pertama, pemerintah harus melakukan identifikasi  simpul-simpul produk inovasi di masyarakat, merawatnya memotivasinya, dan dilindungi untuk digunakan di tataran pemerintah setempat, baik kabupaten, provinsi, untuk mendahulukan penggunaan produk masyarakat setempat.
Contoh, Saya sangat salut, menonton sekelompok petani anggur Yogyakarta, lewat You tube, Mereka menggebu menanam serentak anggur import, selain menguntungkan ekonomi desanya, obsesi nya sangat tinggi,  sehingga  suatu saat  bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sehingga tidak lagi import, Oh.... Memang sangat menarik, saya kagum dengan mereka, para petani dan ibu-ibu rumah tangga sudah bisa membuka peluang bisnis dengan bertanam anggur, dan kelompok seperti ini perlu dibantu, sehingga kita bisa menjadi eksportir anggur. maka pemerintah setempat agar menggunakan produknya, memasukkan ke swalayan, dan membantu mengembangkan dengan memberikan subsidi, entah pupuk dan pinjaman.
Pola inilah yang membuat kemandirian, dan terjadi perubahan budaya, dari budaya memaki menjadi budaya produktif.
Kedua, arahan untuk cinta produk dalam negeri, agar meningkat kerap  haruslah gayut  dengan  para pengambil kebijakan, itu bisa dimulai dari para tokoh masyarakat, mengurangi menggunakan produk-produk luar negeri. Kalau setiap pemimpin dapat konsisten menggunakan produk dalam negeri, masyarakat akan menjadi bangga untuk mengikuti  mereka.
Ketiga, kebijakan menggunakan produk dalam negeri haruslah menjadi gerakan cinta, untuk bisa membangkitkan bahwa kita saling bantu.