Dimana pesan  mulai mengisi jiwa seakan tampil dengan indahnya, " Tuhan menganugerahiku ketenangan untuk menerima hal-hal yang tidak dapat kuubah, keberanian  untuk mengubah hal-hal yang dapat kuubah , dan kewajiban untuk mengetahui perbedaannya" Di putaran waktu yang super kompleks, kepala tidak banyak menolong, hati yang lebih banyak menolong. Vibrasi hati ribuan kali lebih besar dari kepala.
Maka, tak aneh, Para bijak yang datang ke Bali akan memiliki beragam kisah tentang  hujung pulau Bali ini, ada segara rupek, tempat pertama mendaratnya Dang Hyang Dwijendra, ke Bali. Gilimanuk berada dalam situs kesucian.Â
Secara situs arkeologi, Gilimanuk  dikatagorikan sebagai  situs necropolis, yakni  situs kuburan prasejarah, yang berlokasi di sisi barat Pulau bali tepatnya di tepi Teluk Gilimanuk pada ketinggian  sekitar 5 meter diatas permukaan laut. Fakta ini berdasarkan temuan  Prof. Dr. R.P. Soejono, tahun 1962, Atas temuan itu dibangunlah  MUSEUM MANUSIA PURBA GILIMANUK.
Ditinjau dari kedinasannya Gilimanuk, termasuk salah satu  kelurahan yang ada  kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, kelurahan dinamis, dan secara ekonomi sangat hidup,  karena  memiliki  Pelabuhan Gilimanuk yang melayani penyeberangan feri ke Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur. Selain Pelabuhan , terdapat juga teluk  Karang Sewu dan tugu  naga  Gelungkori.
Pelabuhan Gilimanuk yang menuju Ketapang, yang berjarak sekitar 5,1 km atau 3 mil walaupun pendek namun, kerap menyisakan 'kesedihan'karena banyak kapal yang tenggelam.
Ada sebuah misteri, seperti hati manusia. Kita bisa dikatakan bahwa, Hati manusia persis seperti lautan, penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang telah dilewati oleh seseorang, sama seperti menatap Pelabuhan Gilimanuk dipagi hari dari tengah  selata bali yang kadang tenang dan juga bisa bergejolak.
Gilimanuk  adalah  sebuah  pintu yang memberikan harapan bagi mereka yang memasuki Bali,nyanyian lama Bersatu dengan riuhnya lalu lintas manusia. Maka,  Kebaikan tidak saja dianjurkan buku suci, tapi secara meyakinkan membuat dunia di dalam dan dunia di luar jadi jauh lebih harmoni. Sebab mereka hadir dengan mencari harapan ketenangan, kepastian untuk bisa bertahan hidup, sebelum kita semua pergi.
Itu sebabnya, Tidak perlu semuanya diceritakan pada dunia. Tetap sisakan misteri. Bukankah rasa penasaran yang membuat mereka terus menggali lebih dalam tentang Bali, Â yang selalu menjadi impian mereka mencari ketenangan, atau mencari rezeki.
Untuk itu, kurangi menyebut diri benar dan pihak lain salah. Carikan cara bagaimana kehadiran kita agar senantiasa memperindah. Setidaknya dengan cara simpati,  Ketika  memandang lautan manusia mengular keluar maupun  memasuki Bali. Sebab Bali adalah  sumber cahaya kehidupan, tempat  sebuah harapan baru  disandarkan. Moga bermanfaat ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H