Tahun baru biasanya padat merambat di Pelabuhan Gilimanuk, pintu  masuk ke pulau Bali dari arah Barat, biasanya ramai dan penuh antusias menjelang tahun baru. Atau setelahnya. Namun kini masa pandemic covid -19, terlihat tidak seperti tahun lalu, menurun hamper setengahnya, namun  tetap saja ramai
Berbicara tentang Gilimanuk, tempat di ujung pulau Dewata ini, memiliki  banyak pesona, Satu yang kini dikenal dengan  icon kuliner yang sulit dilupakan, yakni  ayam betutu Men Tempeh, dengan  bumbu bali yang menyengat dan rasa pedas ( lalah mekuus,)  struktur  bumbu menarik, dicincang maupun diulek, makannya bisa mengeluarkan keringat, seperti selesai bekerja berat.
Maka betutu ini  salah satu 'masakan  khas  Bali  yang sudah  terkenal  secara nasional, dengan 'sambel matahnya' yang memiliki aroma unik dan kini mulai mendunia.
Bisa jadi  Gilimanuk (Gili  = pulau, manuk= ayam)  pas untuk komuditas kuliner Betutu  tersebut. Mungkin para pengamat memandang peta pulau Bali seperti ayam jantan, entahlah, namun kini Gilimanuk adalah gerbang  utama untuk masuk Bali  lewat Barat dia bersentuhan dengan selat Bali.
Selat Bali, yang konon dibuat oleh Mpu Siddhimantra  agar anaknya terus menetap di Bali tepatnya di gunung Agung. Padahal Sang Mpu, sangat sayang dengan anaknya, setiap saat selalu terbayang ketika beliau ingin  memiliki anak,  agar ada penerusnya kelak. Karena itu, Sanghyang Brahmakunda Wijaya, kekuatan yang memiliki benih penciptaan dilakukan oleh sang Mpu dalam bentuk upacara homa yadnya
Oleh karena itu, Belaiu melakukan upacara untuk memohon agar memiliki generasi penerus, saat itu dilakukan upacara homa,upacara persembahan pada Agni (Api) untuk  memuja kekuatan Sanghyang Brahmakunda Wijaya.  Karena, kemampuan yadnya yang iklas dan keteguan akan kehendak yang tulus , maka permohonan itu terkabulkan, dengan sebuah ciri-ciri ajaib, yakni dalam bentuk manik-manik besar yang keluar dari api yadnya  homa.Â
Lalu, mendadak ada bayi yang keluar dari api itu . Abak itu kemudian diberi nama  Ida Bang Manik Angkeran. Nama yang memiliki kana dalam , yakni  Bang dari warna merah api. Manik-manik dari manik-mani atau mutiara yang sangat berkualitas yang merupakan anugrah, dan angkeran dari pesona pemujaan pendeta yang demikian makbulnya. Demikian asal mulanya Ida Mpu memiliki putera.
Legenda ini masih tergurat jelas di manuskrip babad pada  lontar klan trah Mpu Siddimantra yang ada di Bali atau diceritakan pada dongeng rakyat Bali.Â
Sisi lain, suasana duduk di kapal yang sempat melintasinya  di selat Bali di pagi hari dari arah ketapang, memberikan suasana jiwa yang berbeda, disana  ada asa seakan berkembang  dan bersatu dengan jiwa alam yang maha luas, Akibatnya  dimana jiwa beresonansi dan  tampak keheningan mulai merasuk, Ia yang bersahabat dekat dengan kesederhanaan, juga bersahabat dekat dengan kedamaian."
Di bainkai kedamain itu, terdengar indah pesan jerih ini,  kalua anda hendak mencari ssahabat sejati , maka dekatlah dengan ketenangan dan keheningan di dalam jiwa raga, Begitu juga manakala anda mencari pohon rindang untuk berteduh, maka berteduhlah pada pohon  dalam jiwa yang memiliki rasa kebercukupan  di dalam jiwa.  Dan , bila anda rindu akan kolam yang tenang, temuilah kolam kedamain di dalam hati. Itulah awal mencari kedamaian  untuk semuanya.