Secara berturut-turut, Gressner et al.(20080telah menunjukkan bahwa kafein menghambat ekspresi CTGF yang diinduksi TGF- dalam hepatosit. Kadar TGF- dikurangi oleh pemberian kopi dan kafein pada tikus yang mengalami fibrosis hati yang diinduksi secara kimiawi Di sisi lain, Vitaglione et al.(2010) Â melaporkan bahwa konsumsi kopi espresso tanpa kafein mampu mengurangi tidak hanya steatosis hati tetapi juga peradangan dan fibrosis pada tikus
Oleh karena itu disarankan bahwa kafein dalam kopi tidak penting dan komponen kopi spesifik berkontribusi terhadap efek hepatoprotektif.
Kedua,  adanya kandungan Asam klorogenat yang memiliki sifat hepatoprotektif. Dalam sebuah penelitian terbaru (Xu D, et al., 2014) yang dilakukan pada tikus yang diinduksi TCBQ (tetrachlorobenzoquinone, sehingga hatinya mengalami kerusakan. Pretreatment asam tampaknya efektif dalam menekan stres oksidatif yang diinduksi TCBQ, oleh karena itu sam klorogenat  bersifat hepatoprotektif. Selain itu, asam klorogenat mengurangi fibrosis hati dan ekspresi kolagen I dan III.
Tikus-tikus ini ditampilkan mengurangi konsentrasi VEGF, TGF-, ( tissue growth factor) dan -smooth otot aktin, Â diterpenes cafestol dan kahweol dapat menawarkan efek perlindungan terhadap kerusakan hati yang diinduksi aflatoksin B1 pada tikus dan pada kultur hepatosit. Cafestol dan kahweol juga dapat menginduksi sintesis glutathione, yang memiliki peran dalam detoksifikasi dan pencegahan kerusakan hati.
Ketiga,  mekanimse yang terjadi adalah  meminum kopi seara kontinu dapat  menurunkan  ENZIM r aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT), gamma-glutamyltransferase (GGT), dan alkaline phosphatase (ALP). Salah satu penelitian pertama yang mendokumentasikan konsumsi kopi dengan GGT yang relatif menurun. Penelitian lain mencatat hubungan terbalik antara konsumsi kopi dan tingkat AST dan ALT di antara imigran Korea dan Jepang.
Studi-studi ini memulai penyelidikan untuk menjelaskan hubungan yang lebih langsung antara kopi dan kemungkinan sifat hepatoprotektif. Keberadaan enzim itu menurun berarti kopi dapat mengurangi erusakan jaringan pada hati, Â senyawa bioaktif yang ada pada kopi dapat berfungsi sebagai benteng, sehingga kerusakan jaringan tidak terjadi sehingga enzi-enzim tersbut berukarang di dalam sel.
Kesimpulannya adalah, mengkonsumsi kopi dapat mencegah penyakit hati, karena kandungan kafein, asam klogenat dan beberapa senyawa lain (seperti diterpenes cafestol dan kahweol) Â yang belum terungkap metabolismenya secara lengkap.
***
Referensi:
Heath, R. D., Brahmbhatt, M., Tahan, A. C., Ibdah, J. A., & Tahan, V. (2017). Coffee: The magical bean for liver diseases. World journal of hepatology, 9(15), 689.
Nieber, K. (2017). The impact of coffee on health. Planta medica, 83(16), 1256-1263.
Saab, S., Mallam, D., Cox, G. A., & Tong, M. J. (2014). Impact of coffee on liver diseases: a systematic review. Liver international, 34(4), 495-504.