Kehidupan memang kerap memberikan sebuah kisah dengan pesan, bahwa kehidupan yang bertumpu pada badan, bersifat terbatas, parimitasarira' begitu bahasa sansekertanya menyebut. Oleh karena itu, benar adanya bahwa perjalanan kedalam diri, jauh lebih bermakna dan tentu sangat sulit, ketika masuk kewilayah dalam, disana disebutkan bahwa saklar kehidupan sudah dipegang diri sendiri.
Namun yang saklar kehidupan dimainkan oleh orang lain, indikatornya adalah, "Bila masih ada kondisi luar yang bisa membuat diri ini bahagia atau menderita, itu tandanya saklar kehidupan masih di pegang orang lain. Artinya cuaca di dalam diri masih di dipengaruhi oleh iklim di luar diri. Padahal kata orang bijak, kemampuan semua orang, dengan melihat kelengkapan organ, adalah hampir sama.
Ketika itu ada, kenapa kesuksesan dan kegagalan bisa terjadi pada diri seseorang? Inilah jawabannya, orang yang sukses dan orang yang tidak sukses tidak terlalu berbeda dalam hal kemampuan. Mereka sangat berbeda dalam hal keinginan untuk meraih potensi terbaik mereka.
Di bingkai keinginan meraih potensi itu, berlaku dalil umum, yakni, Anda tidak akan pernah mengubah kehidupan sampai anda mengubah apa yang anda lakukan setiap hari. Rahasia sukses anda ditemukan di dalam kegiatan anda sehari hari. Bakat adalah sebuah hadiah, tapi karakter adalah sebuah pilihan.
Akibatnya, cara kita memandang kehidupan demikian menjadi menarik, sebab tak mudah untuk kita bercerita tentang hambatan maupun tantangan, karena kehidupan yang baik adalah sebuah proses, bukan suatu keadaan yang ada dengan sendirinya. Kehidupan itu sendiri adalah arah, bukan tujuan.
Ketika memandang kehidupan sebagai arah, izinkan saya mengingat pesan ibu saya, seorang petani, dalam keseharian bertarung dengan alam, hanya memiliki sebuah harapan, dan Tuhan menjadi harapan satu satunya dalam kehidupannya, disitu beliau pernah berkata dengan lirih, bahwa Tuhan melimpahkan karunia khusus kepada mereka yang lulus dalam ujian-ujian di kehidupan ini.
Panas membentang, hujan lebat dan musim yang tak menentu dihadapannya adalah ujian dan kita diminta bersyukur atas ujian--ujian itu, sebab Tuhan sedang membuat kita naik kelas. Naik ke zona tangga awal pembebasan.
 Lalu, kapan kita mulai untuk berbenah, pesan Napoleon Hill, seorag penulis legendaris Amerika menarik dilihat, "Jangan menunggu. Tak ada waktu yang tepat untuk memulai. Mulailah dari titik dimana dirimu berdiri dan kemampuan yang engkau miliki.
Kemampuan yang lebih baik akan muncul dalam perjalanan, kehidupan selalu menampilkan sisi yang bisa dipelajari" artinya bisa jadi, "Hal-hal baik datang kepada orang-orang yang menunggu, tetapi hal-hal yang lebih baik datang kepada mereka yang pergi keluar dan mendapatkannya"
Dalam aspek untuk memulai itulah, dialog Satyabama dengan Krishna menarik untuk disimak.
 . ****
Pagi itu, udara cerah, sosok wanita muda yang rupawan, datang, berdoa, "Mungkin orang mempersembahkan sehelai daun, sekuntum bunga, buah, atau bahkan air untuk Paduka. Namun, bila benar Paduka memberikan diri Paduka sendiri kepada orang yang berbakti, oh Krishna! Semoga Paduka bisa ditimbang dengan persembahan daun tulasi ini."