Demikianlah Kata Rukmini, salah satu bakta Krishna Putri Raja Bismaka dari kerajaan Widarba. Kejadian itu dimati oleh Satyabama, sosok wanita pemuja guru yang abadi putri Satrajit, Bangsawan Yadawa. Ia merupakan salah satu istri Krishna.
Oh.....Krishna ketika hamba diminta mengukur beratmu Krishna, hamba hanya membuktikan apakah besarnya persembahan atau ketulusan yang bisa mendapat pahala dirimu. Wow ternyata pemberian tulasi yang kecil itu yang diberikan Oleh Rukmini dengan didasari oleh hati yang tulus akan mendapatkan balasan yang luar biasa, sebesar 'dirimu, yang maha abadi. Disanalah aku terkesima, mengapa demikian Kesawa, "Tanya Satyabama.
Krishna menjawab dengan senang, 'engkau harus mengubah semua keinginanmu dalam bentuk doa yang tulus. Lalu Satyabama berkata lagi, " Engkau penuh misteri, kadang hamba sulit menerka apa yag engkau sukai dari kami, para baktamu, Lalu bagaimana cara kita menyatakan rasa syukur kepada Tuhan? Krishna tersenyum, dan berkata, "Rasa terima kasihmu harus kau sampaikan dalam bentuk doa yang timbul dari lubuk hatimu, serta mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukurmu.
Dan salah satu cara membayar pajak kepada Tuhan yaitu dengan selalu mengucapkan kebenaran dan melakukan amal. Berdoa kepada Tuhan. Itulah pajak yang harus kau bayar.
Krishna menambahkan, "Jika ada orang yang dengan pikiran, perkataan, dan perbuatannya mengkhianati guru, menghianati ibu dan ayahnya, dosa mereka ini sangatlah besar, bahkan lebih besar dari dosa akibat menggugurkan kandungan, demikianlah yang kerap tertulis dalam susatra, dan engkau harus pegang itu sebagai 'nilai-nilai 'keindahan pada karaktermu, Suka duka yang kaualami merupakan hasil perbuatanmu sendiri, bukan pemberian Tuhan.
Tuhan adalah saksi abadi. Kehidupan yang baik adalah sebuah proses, bukan suatu keadaan yang ada dengan sendirinya. Kehidupan itu sendiri adalah arah, bukan tujuan. Untuk menjalani kehidupan yang kreatif, kita harus kehilangan rasa takut kita untuk berbuat salah."
 Lalu apa artinya ayah dan ibu serta guru , Kesawa, tanya Satyabama kembali. " Ibu dan ayah adalah sumber dari kehidupan, sedangkan guru adalah sumber pengetahuan rohani yang mengajarkan hakekat hidup. Guru terlebih dahulu dihormati sebagai penuntun hidup dan kehidupan, sebagai pemberi pengetahuan dan kerohanian, berikutnya hormatilah ibu dan ayah sebagai orang yang melahirkan dan menghidupi secara material.
Perlu engkau ketahui bahwa, Kehidupan setiap orang berakhir pada cara yang sama. Hanya detail bagaimana dia hidup dan bagaimana dia mati yang membedakan satu orang dengan yang lainnya.
Krishna berkata, Satyabama, engkau berasal dari keturunan orang bijak, oleh karena itu engkau harus selalu berpegang teguh pada apa yang menjadi nilai-nilai yang dianut oleh trah keluargamu yang baik, perlu engkau ketahui, bahwa, janganlah menjawab pertanyaan guru dengan cara bercanda, apabila beliau bersedih, gusar, dan marah, hiburlah dengan kata-kata yang manis menyegarkan.
Lalu dibangJanganlah menghina guru jika beliau ada kesalahan, sebab orang yang menghina gurunya akan dijauhkan dari hakekat hidup, berumur pendek dan masuk neraka.
Krishna menceriterakan kembali, Satyabama engkau tahu, bahwa suatu kejadian itu berlangsung pada hari Shangkranti. Satyabhma, Rukmin,Jmbavat, Draupad, dan banyak gpk sedang melewatkan waktu dengan bahagia dalam kehadiranKu, engkau juga ada disana. Pada hari baik itu, mereka semua sedang mengunyah tebu. Ketika mengupas tebu, jari tanganKu terluka dan darah mulai merembes keluar.